Sebanyak 70% tubuh manusia terdiri dari air. Air adalah salah satu zat penting bagi tubuh selain oksigen, dan zat gizi lainnya. Kebutuhan air pada tiap orang berbeda-beda tergantung aktivitas, usia, berat badan, tinggi badan, dan kondisi lingkungannya.
Menurut Dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar Ida Ayu Eka Padmiari, S.K.M., M.Kes. air memiliki beberapa fungsi dalam tubuh yakni sebagai proses pembuangan racun, pengatur suhu tubuh, melancarkan peredaran darah, memperlancar fungsi pencernaan, membantu pernapasan tubuh, pelumas sendi dan otot, media pemulihan kondisi tubuh. “Air dapat menyehatkan dan menghaluskan kulit tubuh. Air intrasel akan diserap dan ditarik tubuh sehingga tubuh tidak keriput karena kekurangan cairan. Kulit menjadi kencang. Bila pori kulit tertutup partikel atau minyak kotor maka proses pembuangan terhalang sehingga muncul jerawat,” ujarnya.
Ia mengatakan, selain dalam bentuk minuman, air juga terdapat dalam bahan makanan. Unsur air yang terdapat dalam bahan makanan adalah unsur Hidrogen dan Oksigen. Dalam tubuh, bahan makanan mengalami metabolisme dan oksidasi menghasilkan air oksidasi. “Tiap 100 gram protein akan menghasilkan 40 cc air, 100 gram karbohidrat (KH) menghasilkan 60 cc air, dan 100 gram lemak menghasilkan 110 cc air,” kata perempuan yang akrab disapa Dayu Eka ini.
Contoh orang dewasa usia 19-29 tahun dengan kebutuhan energi 2500 kilokalori. Kebutuhan zat gizi makanan ditentukan dengan perbandingan KH (60-75%), protein (10-15%), lemak ( 10-25%) dari energi total. Perhitungannya, KH 60% x 2500 kilokalori = 1.625 kilokalori, protein 15% x 2500 kilokalori, lemak 20% x 2500 kilokalori = 500 kilokalori.
Jika satu gram KH menghasilkan 4 kilokalori, maka 1625 kilokalori menghasilkan 406 gram KH. Jika satu gram protein menghasilkan 4 kilokalori, maka 375 kilokalori menghasilkan 94 gram protein. Jika satu gram lemak menghasilkan 9 kilokalori, maka 500 kilokalori menghasilkan 56 gram lemak.
Kebutuhan air 400 gram KH /100 x 60 cc air = 244 cc air. 94 gram protein/100 x 40 cc air = 45 cc air. 56 gram lemak/100 x 110 cc air = 61 cc air. Air oksidasi yang dihasilkan 342 cc air. Jumlah ini hanya sekitar 15% dari total kebutuhan air bagi tubuh perhari. Sisanya 85% ( 1938 cc) harus didapatkan dari makanan dan minuman sehari-hari. Total kebutuhan air 2280 cc air atau 2,3 liter perhari.
Ia menyarankan kebutuhan ini dapat dicukupi dengan 35% dari sayur-sayuran dan buah-buahan, dan 50% dari air minum ( 5 gelas air). “Jadi tidak harus minum sebanyak-banyaknya. Jika ingin lebih memaksimalkan kesehatan dapat ditambahkan 10%. Apabila konsumsi air berlebihan maka akan dibuang melalui urin, keringat, pernapasan, dan feses. Apabila konsumsi air berkurang, maka tubuh akan kehausan dan lama kelamaan bisa dehidrasi,” paparnya.
Ia menganjurkan minum air sebelum haus. Ketika rasa haus muncul, tubuh sudah merasa lelah.
Penderita Gangguan Ginjal Disarankan Batasi Minum
“Kalau tidak makan sebulan masih bisa hidup, tapi kalau tidak minum seminggu sudah mati,” tambah Prof. Dr. dr. Ketut Suwitra, Ahli Penyakit Dalam dan Konsultan Ginjal dan Hipertensi RS Sanglah ini. Ia mengatakan tubuh tiap hari kehilangan cairan melalui kencing dan kotoran, penguapan melalui napas dan keringat sebanyak 20 cc perkilo gram berat badan. Contoh BB 50 kg kehilangan 1 liter cairan. Tubuh normal mengeluarkan air kencing sebanyak 1000-1500 cc perhari.
Ada anggapan di masyarakat minum air banyak-banyaknya baik untuk kesehatan. Padahal, kata Prof. Suwitra, kelebihan cairan dapat mengakibatkan pengenceran elektrolit atau protein dalam tubuh. “Konsentrasinya menjadi berkurang dan sering mengeluh lemas. Selain itu, jantung dan ginjal tidak mampu menampung air terlalu banyak sehingga terjadi penimbunan di jantung, otak atau paru,” katanya.
Ia menilai, sepanjang ginjal masih sehat, mungkin tidak menjadi masalah. Ketika kita minum terjadi pembersihan pada ginjal dan menghilangkan kotoran yang menyumbat.
Kurang minum mengakibatkan mudah terkena batu ginjal. Namun, kata dia, bagi penderita gangguan ginjal justru disarankan minumnya dibatasi. “Banyak minum membuat air tertimbun di jantung dan otak yang mengakibatkan bengkak. Hal ini berbahaya bagi ginjal,” jelasnya.
Untuk mengetahui apakah kita kurang minum atau tidak, dapat dicek saat tidur malam sampai bangun keesokan harinya maksimal 3 kali buang air kecil. Jika lebih dari 4 kali buang air kecil, sudah termasuk tidak normal dan terindikasi kencing manis, ganguan ginjal atau jantung. Namun, yang sering terjadi, setelah buang air kecil, biasanya mereka minum lagi. “Inilah yang sering membuat banyak kencing. Kasus ini belum bisa dikatagorikan mengalami gangguan,” ujar Prof. Suwitra.
Menurutnya, air yang masuk ke dalam tubuh tidak harus selalu dihitung dari minum air putih saja. Teh, kopi, sirup, atau susu sudah termasuk cairan. “Alangkah baiknya minum air putih yang masih hangat ketika bangun pagi. Air hangat lebih cepat diserap dalam tubuh. Air es hanya bersifat menyegarkan, penyerapan ke dalam tubuh lebih lama,” ujarnya.
Ia menyarankan, maksimal minum air 10—12 gelas perhari (3 liter) mulai bangun pagi sampai sebelum tidur malam. Kecukupan air tidak saja berasal dari air putih. “Jangan kurang minum atau berlebihan. Bagi pekerja yang beraktivitas banyak duduk jangan lupa atau kurang minum, dan berolah raga,” kata Prof. Suwitra. –ast
Koran Tokoh 574, 10-16 Januari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar