Penis di samping berfungsi sebagai alat reproduksi, juga berperan penting dalam menjalankan fungsi rekreasi dalam hubungan seksual. Perbincangan menjadi hangat, ketika menyangkut ukuran ideal penis untuk kepuasan seksual bagi laki-laki dan pasangannya. Sebuah mitos tentang ukuran penis hangat diperbincangkan “Lebih besar, lebih baik.” Artinya, makin besar penis, kepuasan seksualnya makin tinggi. Padahal, memperpanjang ukuran penis, dapat mengakibatkan efek buruk, dan mengorbankan fungsi penis itu sendiri. Demikian diungkapkan dr. Oka Negara, pengamat masalah reproduksi.
Ia menyatakan, secara histologi, penis tersusun dominan oleh jaringan ikat dan serabut otot polos dan hanya sedikit serabut otot bergaris. Karena lebih banyak jaringan ikat dan hanya sedikit otot bergaris, maka sejak pubertas hingga usia 16-17 tahun, ukuran penis sudah tidak bisa lagi mengalami perubahan. Sedangkan sebelum usia tersebut, ukuran penis masih bisa berkembang karena pengaruh hormon, terutama testosteron. “Jika ketahuan penisnya kecil saat balita atau biasa disebut mikro penis dapat digunakan beberapa obat yang bersifat hormon untuk membesarkan penis,” jelas dokter yang aktif di PKBI ini. Namun, masalahnya sekarang, orang dewasa ingin membesarkan penisnya yang merupakan langkah percuma. “Ukuran penis yang dikategorikan normal masih sangat bervariasi. Salah satunya, menyebutkan ukuran panjang penis saat tidak ereksi rata-rata berkisar antara 7,6 – 10,2 cm. Sedangkan saat ereksi panjang rata-rata penis adalah 12,7 – 17,8 cm. Untuk data orang Indonesia secara resmi malah belum ada,” papar dosen FK Unud ini.
Salah seorang dokter ahli andrologi menyebutkan ukuran penis rata-rata laki-laki Indonesia, kemungkinan kisarannya adalah 7 cm saat tidak ereksi dan menjadi dua kali lipat ketika ereksi. Ia menilai, ketakutan laki-laki karena ukuran penisnya terlihat terlalu kecil dan tidak akan memuaskan pasangannya sebuah alasan tidak masuk akal. Justru sejumlah penelitian menunjukkan kebanyakan laki-laki yang berpikir penis mereka terlalu kecil sesungguhnya memiliki penis berukuran normal. Alasan lain yang sering muncul hanya untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.
Ia menyayangkan, banyak upaya keliru yang dilakukan laki-laki untuk pembesaran penis. Hal ini malah menjadi sasaran empuk kalangan-kalangan yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan komersial yang tidak logis. Sayangnya, korban praktik-praktik tidak ilmiah seperti ini tidak muncul ke permukaan karena mereka tidak berani mengungkapkan kasusnya secara terbuka. Akhirnya, masyarakat menjadi tidak mengetahui akibat buruk dari praktik-praktik pembesaran penis yang tidak ilmiah seperti ini. Yang mengkhawatirkan, banjirnya informasi yang menawarkan berbagai jenis praktek memperbesar penis yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Ia menyatakan, alat-alat bantu yang ditujukan secara komersial untuk pembesaran penis dapat berbahaya bagi kesehatan seksual laki-laki yang bisa mengakibatkan kerusakan permanen pada penis.
Ia menyebutkan beberapa contoh, suntikan silikon cair sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan penis secara permanen. Beberapa riset juga menyebutkan adanya dugaan silikon cair dengan kejadian kanker. Pijatan tangan yang secara tradisional sering dikombinasikan dengan pemberian makanan tertentu (misalnya ketan lemang) dan penis dimasukkan ke alat tertentu (misalnya bambu) tetap dapat mengakibatkan efek buruk seperti luka lecet, pembengkakan hingga rasa nyeri. Pompa sempat populer sebagai alat terapi disfungsi seksual, tetapi bila digunakan dalam waktu lebih lama daripada yang direkomendasikan malah dapat merusak jaringan elastis di penis. “Sesungguhnya menggunakan pompa hanya menciptakan ilusi sehingga penis terlihat menjadi lebih besar, tetapi jarang berhasil secara permanent,” tandas dr. Oka.
Pil, obat oles, obat tempel (patch), dan bahan lain (misalnya rendaman teh), tidak satupun dari produk-produk ini terbukti bekerja dan beberapa mungkin dapat berbahaya jika dosisnya sembarang, misalnya yang mengandung hormon. Peregangan dengan beban (traction) adalah metode yang sangat riskan karena dapat menyebabkan kerusakan permanen pada penis. Tidak ada bukti ilmiah teknik ini dapat menambah ukuran penis. Operasi atau pembedahan penis (phalloplasty) secara medis masih dapat direkomendasikan untuk kepentingan non-kosmetik. Menurutnya, operasi dapat dilakukan untuk merekontruksi penis yang mengalami cedera parah, misalnya akibat kecelakaan, atau misalnya penis terpotong. Sedangkan untuk kepentingan pembesaran penis dengan memotong otot dasar penis tidak dianjurkan. ”Memang penis dapat terlihat menjadi lebih panjang tetapi hasilnya tidak memuaskan dan kemungkinan malah berdampak buruk karena bila otot dasar penis tidak kuat, penis tak akan dapat ereksi dengan baik,” katanya.
Ia menegaskan, secara fisik ukuran penis tidak berpengaruh bagi tercapainya orgasme dan kepuasan seksual perempuan, selama penis dalam keadaan normal sesuai perkembangan seharusnya. “Orgasme dan kepuasan seksual perempuan lebih ditentukan oleh kualitas ereksi, kemampuan mengontrol ejakulasi dan keterlibatan emosional terhadap pasangan,” paparnya.
Menurut Otis A sekitar 89% perempuan mengaku puas dengan ukuran penis. Namun faktanya, banyak laki-laki mengalami kekhawatiran akan ukuran penisnya yang dianggap kecil. Menurut Journal Urology BJU International, laki-laki yang mengalami sindrom tersebut 45%. Tak heran bila masih begitu banyak beredar tawaran di situs-situs internet untuk memperbesar dan memperpanjang ukuran penis.
Dokter Oka mengatakan, sebagian perempuan mengatakan laki-laki yang memiliki penis terlalu besar bukanlah sebuah kabar baik. Selama hubungan seksual, penis yang ukurannya lebih dari rata-rata dapat menyebabkan rasa ketidaknyamanan hingga rasa sakit. Dalam banyak kasus, ukuran penis adalah soal preverensi pribadi bagi laki-laki dan pasangannya. ”Yang lebih utama, relasi seksual dan komunikasi seksual yang baik, jadi tidak hanya ukuran fisik semata,” ujarnya.
Ia menyebutkan, ukuran kedalaman vagina 10-12 cm. Yang paling penting daerah mana yang peka rangsangan. Justru yang peka rangsangan hanya 1/3 bagian luar. ”Kalau kedalaman vaginanya 15 cm peka rangsangannya 1/3 dari itu, cuma 5 cm. Tidak usah dalam-dalam. Bagaimana laki-laki tahu dua daerah peka rangsangan pada perempuan, yang pertama bibir luar vagina namanya klitoris dan yang kedua agak ke dalam vagina disebut G.Spot. Bagaimana laki-laki menstimulasi daerah peka vagina tersebut untuk mendapatkan hasil yang maksimal,” ujarnya.
Ia menilai, pengertian obat kuat seksual sangat rancu. Dalam dunia kedokteran bahan tadi disebut aprodisiak atau bantuan untuk mendukung aktivitas seksual yang sering ditujukan untuk membangkitkan dorongan seksual. Namun, banyak mitos seperti kerang, sangkur buaya, darah buaya, cula badak yang diyakini masyarakat mampu sebagai obat kuat. ”Mungkin bahan-bahan tersebut bisa membantu, asal fungsi penisnya memang normal. Mungkin sebelumnya dia capek sehingga ramuan tersebut dapat membantunya meningkatkan vitalitas. Ini lebih kepada sugesti. Kalau terjadi masalah karena hormon testosteron menurun drastis, sangat wajar dorongan seksualnya terganggu. Ini tidak bisa disembuhkan dengan ramuan tersebut. Kecuali, obat yang benar-benar diresepkan dokter yang sudah memeriksanya,” ujarnya. Pil biru dikenal banyak membantu laki-laki meningkatkan ereksi. Gunanya, membangkitkan sirkuasi darah ke penis. Agar mampu ereksi. Namun, harus dengan resep dokter.
Ia berpandangan, sangat tidak relevan memperbesar ukuran penis demi kepuasan pasangan. Banyak hal lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan pemahaman seksual yang baik bersama pasangan. ”Berkomunikasi seksual yang lebih baik dengan pasangan. Termasuk berusaha berdiskusi terbuka tentang segala apa yang ada di diri dan pada pasangan, salah satunya,” ujarnya memberi tips. Selain itu, meningkatkan penampilan diri. Olahraga teratur tentu saja dapat membuat perbedaan besar. Juga kebiasaan hidup sehat, makan berimbang, menghentikan kebiasaan buruk (merokok, minum alkohol), menjaga berat badan tetap ideal. Kebugaran fisik yang lebih baik tidak hanya membuat terlihat lebih menarik, tetapi juga dapat mengembalikan performal seksual yang lebih baik. Merapikan rambut pubis atau rambut kemaluan yang tidak rapi di sekitar dasar penis dapat membuat penis tampak menarik. Bahkan pencukuran rambut pubis dapat meningkatkan sensitivitas di sekitar dasar penis. Ia menyarankan, berdiskusilah dengan dokter yang memahami kesehatan seksual.
Banyak laki-laki akhirnya merasa nyaman dengan keyakinan bahwa mereka "normal" atas rekomendasi dokter. ”Yang sangat penting dilakukan, edukasi seluruh lapisan masyarakat agar memiliki pengetahuan yang memadai, termasuk tentang seksualitasnya. Atas dasar pengetahuan yang baik ini akan terbentuk persepsi yang sehat dan dasar perilaku seksual yang sehat,” tandasnya.
Menikmati seks suatu rekreasi adalah hak manusia, tidak tergantung usia. Bagi manula, dia harus mengoptimalkan fungsi seksualnya. Caranya, pola hidup sehat, olahraga, makan teratur, tidak stres, hindari alkohol, rokok, rutin memeriksakan dirinya. ”Kalau fungsi hormonnya menurun atau metabolisme ada gangguan tentu akan menganggu fungsi seksualnya. Ini harus diterapi,” jelasnya. Sekarang ini, kata dokter Oka, gangguan fungsi ereksi bisa jadi suatu tanda gangguan dari pembuluh darah. Bisa jantung, hipertensi, atau obestitas. Solusinya terapi hormon. –ast
Koran Tokoh, Edisi 627
5 komentar:
your articles is inspiration for me
your articles is inspiration for me
your articles is good
javaukigoshi, j, java: thank for comment
Setuju nih. Soal orgasme dan kepuasan bersama pasangan, yang penting barang kali foreplay, size doesn't matter ...
Posting Komentar