Berhati-hatilah, jika Anda terbiasa hidup dalam ruangan ber-AC. Suhu ruangan yang dingin dan sejuk jangan sampai membuat Anda lupa diri untuk tetap menjaga kebersihan AC. Beberapa waktu lalu, pemberitaan dihebohkan dengan kasus beberapa turis Australia, tiba-tiba terserang infeksi saluran pernapasan saat berlibur di Bali. Ia dikatakan terserang bakteri legionella. Penyakit apa itu? Apa hubungannya dengan AC?
“Legionellosis merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan bakteri genus legionella yang dapat menyebabkan radang paru-paru (pneumonia) yang serius bahkan dapat menjadi fatal,” ujar dr. Made Agus Hendrayana, M.Ked., dosen Mikrobiologi Klinik FK.Unud/RS.Sanglah.
Magister Ilmu Kedokteran Tropis ini menyatakan, penyakit yang disebabkan bakteri legionella ini terdiri dari dua sindrom klinis, penyakit legionair yang menyebabkan pneumonia dan demam pontiak. “Pada demam pontiak timbul gejala seperti flu ringan pada umumnya seperti demam, menggigil, nyeri otot, lemas, dan sakit kepala tetapi tidak ditemukan adanya radang paru-paru,” ungkap Sekretaris Bagian/SMF. Mikrobiologi Klinik FK.Unud/RS.Sanglah ini.
Wabah legionellosis pertama kali dilaporkan tahun 1976 di Philadelphia, Amerika Serikat dalam Konvensi American Legion dengan jumlah kasus ratusan peserta konvensi terinfeksi dan puluhan orang meninggal. Pada bulan Juli 2007, sebuah wabah legionellosis terjadi pada lansia penumpang kapal pesiar Baltik di mana sejumlah bakteri legionella ditemukan di kamar mandi kabin penumpang dan di bagian lain dari kapal.
“Legionellosis merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan bakteri genus legionella yang dapat menyebabkan radang paru-paru (pneumonia) yang serius bahkan dapat menjadi fatal,” ujar dr. Made Agus Hendrayana, M.Ked., dosen Mikrobiologi Klinik FK.Unud/RS.Sanglah.
Magister Ilmu Kedokteran Tropis ini menyatakan, penyakit yang disebabkan bakteri legionella ini terdiri dari dua sindrom klinis, penyakit legionair yang menyebabkan pneumonia dan demam pontiak. “Pada demam pontiak timbul gejala seperti flu ringan pada umumnya seperti demam, menggigil, nyeri otot, lemas, dan sakit kepala tetapi tidak ditemukan adanya radang paru-paru,” ungkap Sekretaris Bagian/SMF. Mikrobiologi Klinik FK.Unud/RS.Sanglah ini.
Wabah legionellosis pertama kali dilaporkan tahun 1976 di Philadelphia, Amerika Serikat dalam Konvensi American Legion dengan jumlah kasus ratusan peserta konvensi terinfeksi dan puluhan orang meninggal. Pada bulan Juli 2007, sebuah wabah legionellosis terjadi pada lansia penumpang kapal pesiar Baltik di mana sejumlah bakteri legionella ditemukan di kamar mandi kabin penumpang dan di bagian lain dari kapal.
Penyakit legionellosis terutama disebabkan oleh bakteri legionella spesies legionella pneumophilla tetapi bisa juga spesies legionella lainnya yang dapat menjadi agen penyebab infeksi ini. Penyebaran bakteri legionella terjadi secara langsung dari lingkungan ke manusia.
Penatalaksanaan penyakit legionellosis masing-masing untuk demam potiak dan penyakit legionair berbeda. Pada kasus demam pontiak umumnya tidak memerlukan terapi khusus karena penyakit ini hanya bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Pengobatan yang diberikan cukup dengan istirahat, minum obat simtomatis dan antibiotika.
Pada penderita yang sudah dipastikan menderita penyakit legionair, sebaiknya segera dirujuk ke rumah sakit mengingat infeksi menyerang organ paru-paru. Pasien perlu mendapatkan penanganan yang serius dengan rawat inap, terapi suportif, obat-obatan dan terapi antibiotika yang tepat serta pemantauan yang ketat.
Menurut suami I Dewa Ayu Novia Saraswati,S.H. ini, bakteri legionella bisa terdapat dimana-mana, di alam dan terutama di lingkungan berair dan dapat tumbuh di air hangat, serta lingkungan yang hangat dan lembab. Lingkungan rumah, hotel, perkantoran rumah sakit, kapal pesiar, dan beberapa lokasi lainnya dapat menjadi tempat hidup bakteri ini. “Bakteri legionella dapat bertahan dalam air dengan temperatur antara 6 derajat Celcius dan 60 derajat Celcius. Temperatur air untuk tumbuh biasanya 20-45 derajat Celcius sehingga bakteri ini dapat berkembang biak dengan baik di dalam air conditioner (AC) yang tidak dibersihkan dan dirawat, menara pendingin (cooling tower), shower, maupun di kolam air mancur,” kata ayah Putu Prasista Ardyaswari Mahavira ini.
Temperatur juga diduga dapat mempengaruhi tingkat virulensi (keganasan). Bakteri legionella pada suhu 37 derajat Celcius memiliki keganasan yang lebih besar daripada temperatur di bawah 25 derajat Celcius. Sistem pipa air di dalam gedung yang kompleks seperti pada sistem pipa air hangat, pendingin udara dan kolam air panas (kolam spa), dan instalasi air lainnya dengan suhu tertentu dapat mendukung pertumbuhan bakteri legionella. Ditambah lagi, sistem-sistem air tersebut berpotensi menghasilkan percikan air yang halus sehingga meningkatkan potensi penyebaran bakteri ini.
Ia menyatakan, penyakit legionellosis yang terjadi di masyarakat hampir selalu diakibatkan dari menghirup percikan dari instalasi air seperti AC, menara pendingin, shower, kolam air panas, air mancur buatan (spa). “Siapa saja dapat terkena penyakit ini, terutama orang-orang dengan daya tahan tubuh yang rendah misalnya pada bayi, anak-anak maupun orang lansia,” paparnya. Penyakit ini bisa saja terjadi di negara manapun sepanjang suhu lingkungan untuk bakteri ini sesuai. Indonesia yang beriklim tropis dengan suhu lingkungan relatif hangat sehingga bakteri ini lebih mudah berkembang biak.
Menurut Wakil Sekretaris IDI Cabang Denpasar ini, penyakit ini dapat mengancam pariwisata di Bali apabila sistem pipa maupun pendingin di hotel-hotel di seluruh Bali tidak dipelihara dengan baik. “Dengan jarangnya sistem perpipaan air ini dibersihkan maka meningkatkan potensi berkembang dan penyebaran bakteri ini. Apabila hal ini terjadi di hotel-hotel atau spa dan menginfeksi tamu hotel yang menginap, bisa terjadi wabah di Bali, tentu akan mengancam pariwisata,” ujarnya. –ast
Tips Pencegahan Penyakit Legionella
Risiko terbesar infeksi legionella adalah dari menghirup percikan air atau aerosol telah terkontaminasi bakteri ini. Beberapa upaya pencegahannya:
• Merawat dan memelihara kebersihan instalasi pipa air dan sistem pendingin yang berpotensi sebagai tempat berkembang biak bakteri ini sesuai dengan prosedurnya
• Mengadakan pemeriksaan mikrobiologi rutin di instalasi pipa air dan sistem pendingin dalam gedung untuk mendeteksi dini tumbuhnya bakteri ini
• Membuat desain instalasi air atau pipa di dalam gedung yang tidak memungkinkannya adanya air yang tergenang dalam saluran instalasi pipa
• Segera melaporkan ke instansi terkait yang berwenang apabila ditemukan adanya koloni bakteri ini di instalasi pipa air atau sistem pendingin
• Usaha untuk mencegah penyakit ini, salah satunya menghindari merokok dalam ruangan yang ber-AC karena dapat mengganggu kesegaran udara dalam ruangan. Asap rokok dapat membuat sistem pertahanan tubuh pada saluran napas menurun sehingga penyakit mudah masuk ke dalam saluran napas
• Jaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terjangkit penyakit. –ast
Penatalaksanaan penyakit legionellosis masing-masing untuk demam potiak dan penyakit legionair berbeda. Pada kasus demam pontiak umumnya tidak memerlukan terapi khusus karena penyakit ini hanya bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Pengobatan yang diberikan cukup dengan istirahat, minum obat simtomatis dan antibiotika.
Pada penderita yang sudah dipastikan menderita penyakit legionair, sebaiknya segera dirujuk ke rumah sakit mengingat infeksi menyerang organ paru-paru. Pasien perlu mendapatkan penanganan yang serius dengan rawat inap, terapi suportif, obat-obatan dan terapi antibiotika yang tepat serta pemantauan yang ketat.
Menurut suami I Dewa Ayu Novia Saraswati,S.H. ini, bakteri legionella bisa terdapat dimana-mana, di alam dan terutama di lingkungan berair dan dapat tumbuh di air hangat, serta lingkungan yang hangat dan lembab. Lingkungan rumah, hotel, perkantoran rumah sakit, kapal pesiar, dan beberapa lokasi lainnya dapat menjadi tempat hidup bakteri ini. “Bakteri legionella dapat bertahan dalam air dengan temperatur antara 6 derajat Celcius dan 60 derajat Celcius. Temperatur air untuk tumbuh biasanya 20-45 derajat Celcius sehingga bakteri ini dapat berkembang biak dengan baik di dalam air conditioner (AC) yang tidak dibersihkan dan dirawat, menara pendingin (cooling tower), shower, maupun di kolam air mancur,” kata ayah Putu Prasista Ardyaswari Mahavira ini.
Temperatur juga diduga dapat mempengaruhi tingkat virulensi (keganasan). Bakteri legionella pada suhu 37 derajat Celcius memiliki keganasan yang lebih besar daripada temperatur di bawah 25 derajat Celcius. Sistem pipa air di dalam gedung yang kompleks seperti pada sistem pipa air hangat, pendingin udara dan kolam air panas (kolam spa), dan instalasi air lainnya dengan suhu tertentu dapat mendukung pertumbuhan bakteri legionella. Ditambah lagi, sistem-sistem air tersebut berpotensi menghasilkan percikan air yang halus sehingga meningkatkan potensi penyebaran bakteri ini.
Ia menyatakan, penyakit legionellosis yang terjadi di masyarakat hampir selalu diakibatkan dari menghirup percikan dari instalasi air seperti AC, menara pendingin, shower, kolam air panas, air mancur buatan (spa). “Siapa saja dapat terkena penyakit ini, terutama orang-orang dengan daya tahan tubuh yang rendah misalnya pada bayi, anak-anak maupun orang lansia,” paparnya. Penyakit ini bisa saja terjadi di negara manapun sepanjang suhu lingkungan untuk bakteri ini sesuai. Indonesia yang beriklim tropis dengan suhu lingkungan relatif hangat sehingga bakteri ini lebih mudah berkembang biak.
Menurut Wakil Sekretaris IDI Cabang Denpasar ini, penyakit ini dapat mengancam pariwisata di Bali apabila sistem pipa maupun pendingin di hotel-hotel di seluruh Bali tidak dipelihara dengan baik. “Dengan jarangnya sistem perpipaan air ini dibersihkan maka meningkatkan potensi berkembang dan penyebaran bakteri ini. Apabila hal ini terjadi di hotel-hotel atau spa dan menginfeksi tamu hotel yang menginap, bisa terjadi wabah di Bali, tentu akan mengancam pariwisata,” ujarnya. –ast
Tips Pencegahan Penyakit Legionella
Risiko terbesar infeksi legionella adalah dari menghirup percikan air atau aerosol telah terkontaminasi bakteri ini. Beberapa upaya pencegahannya:
• Merawat dan memelihara kebersihan instalasi pipa air dan sistem pendingin yang berpotensi sebagai tempat berkembang biak bakteri ini sesuai dengan prosedurnya
• Mengadakan pemeriksaan mikrobiologi rutin di instalasi pipa air dan sistem pendingin dalam gedung untuk mendeteksi dini tumbuhnya bakteri ini
• Membuat desain instalasi air atau pipa di dalam gedung yang tidak memungkinkannya adanya air yang tergenang dalam saluran instalasi pipa
• Segera melaporkan ke instansi terkait yang berwenang apabila ditemukan adanya koloni bakteri ini di instalasi pipa air atau sistem pendingin
• Usaha untuk mencegah penyakit ini, salah satunya menghindari merokok dalam ruangan yang ber-AC karena dapat mengganggu kesegaran udara dalam ruangan. Asap rokok dapat membuat sistem pertahanan tubuh pada saluran napas menurun sehingga penyakit mudah masuk ke dalam saluran napas
• Jaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terjangkit penyakit. –ast
Koran Tokoh, Edisi 692, 1 s.d 6 mei 2012
1 komentar:
saya ingin membuat laporan tentang analisis bakteri legionella pneumophila dalam air dengan uji mikrobiologi, kira kira buku apa saja ya yang bisa dijadikan referensi untuk mencari informasi mengenai bakteri legionella?
Posting Komentar