Menurut Benny yang ditemui saat peluncuran bukunya di Museum Kartun
Menurutnya, dua tokoh ini Benny dan Mice adalah cermin karakter mereka berdua. Jiwa mereka menyatu menggambar satu strip kartun secara duet.
Kedua kartunis ini memulai kiprahnya sejak masih mahasiswa di fakultas Desain Komunikasi Visual Institut Kesenian Jakarta. “Dengan kartun berwarna ukuran besar yang lucu dan aneh, kami hiasi majalah dinding kampus tiap hari. Tugas kuliah dan proyek pun difokuskan pada kartun,” kata Benny sambil tertawa. Meski masing-masing mempunya karakter yang agak berbeda, mereka mengaku senafas dalam
Benny Rachmadi mulai menjajaki dunia kartun politik melalui tabloid ekonomi Kontan sejak tahun 1998. Sementara Mice yang pernah juga menjadi kartunis tetap di majalah, lebih senang menjadi orang bebas.
Meski Benny masih mengisi kartun editorial di Kontan, kreativitasnya banyak ditumpahkan dalam kartun lelucon yang mengangkat kehidupan sehari-hari bersama Mice. Mereka mulai berkolaborasi tahun 1998 dalam penerbitan buku kartun “Lagak Jakarta.” Buku ini menceritakan tentang berbagai masalah yang terjadi di ibukota. Beberapa buku muncul dalam serial itu, disamping secara rutin mereka mengisi kartun di Kompas Minggu.
Benny dan Mice sungguh tak menyangka karya mereka bakal mendapatkan tempat di hati masyarakat. Penggemar mereka sangat beragam mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Bahkan Lagak Jakarta menjadi kajian sejumlah skripsi dan tesis. Situasi politik
Setelah Lagak Jakarta karya Benny dan Mice lainnya seperti “100 Tokoh yang mewarnai
Dalam buku ini mereka mencoba melihat dan memahami sebagian
Menurut Mice, lewat kartun mereka mencoba memberi cermin tanpa menghakimi kisah-kisah yang terjadi di masyarakat Bali menurut pandangan orang awam yang belum pernah ke
“Bagaimana kami merasakan enaknya nasi jinggo yang hanya dikemas daun pisang yang sangat lebar tapi ternyata isinya hanya separuhnya. Nasi beberapa senduk dengan lauk sambal goreng
Banyak hal unik yang dipaparkan dalam buku ini. Bagaimana mereka heran melihat begitu banyak sesajen yang hampir ada dimana-mana dan berserakan di tanah. Kisah unik terjadi ketika mereka kaget melihat pohon besar di
Lewat kartun mereka ingin menggambarkan begitulah Bali di mata orang awam. Banyak sindiran halus pun disampaikan mereka dengan kata-kata yang mengundang senyum. Bagaimana para pemandu wisata memberikan informasi yang salah kepada turis. Perbedaan pelayanan para pedagang di pasar kesenian pada turis lokal dan turis asing. Kehidupan sehari-hari para pengais rezeki di pantai Kuta dan banyak lagi kisah menarik. Mereka khusus wisata panjang di Bali sambil merekam kejadian lucu dan kejelian yang mereka alami. Benny dan Mice berharap penggemar kartun di Bali dapat menerima karya mereka. –ast
Sudah dimuat di Koran Tokoh, Edisi 519, 21 Desember 2008
9 komentar:
tanpa kartun pun BALI sudah mendunia, apalagi tambah di promosikan lewat kartun.. Met mnyambut TAHUN BARU 2009
Saya suka karikatur kartun, sindirannya membuat saya tersenyum sendiri.
benar mbak, kartun kadang lebih efektif dan elegan dipergunakan untuk menyampaikan informasi serta kritik, bahkan media elektronikpun sekarang dah banyak mempergunakannya.
salam kenal
dengan kartun, menceritakan sesuatu itu jadi lebih gampang
kalo joger dikartunkan jadi bagus tuh
Fotomodelnya siapa Rath.?
@buat Erik:
foto model yang mana maksudnya?
aku gak ngerti????????????????
aku suka lho liat kartun mereka. lucu dan penuh sindiran.
@buat fatamorgana:
he.he.he.he. iya lucu yah, tokoh benny & mice tampang kartunnya bikin tertawa. ha.ha.ha.ha.ha.ha.ha.ha.
Posting Komentar