Meningkatnya pembelian masker juga dituturkan Ibu Agung, karyawan Apotek Ariadi. Menurutnya sebelum kasus flu babi merebak, masker hanya dibeli karyawan rumah sakit. Tapi sekarang, kata Ibu Agung, banyak yang membeli masker. “Tiap hari pasti ada saja yang membeli dua atau tiga orang,” katanya.
Menurut Kepala Bagian SMF Mikrobiologi Klinik FK Unud dr. I Dewa Made Sukrama, M.Si., Sp.M.K., penggunaan masker medis terbukti efektif melindungi masyarakat menghadapi wabah flu burung dan flu babi. Hal ini diperkuat hasil tim peneliti dari Universitas New South Wales Australia terhadap lebih dari 280 orang dewasa selama musim dingin 2006 dan 2007. Penelitian ini membuktikan masker medis merupakan cara paling murah melindungi masyarakat menghadapi epidemi flu babi.
Ia mengatakan masker adalah alat pelindung diri untuk pencegahan penularan dari orang ke orang. Masker yang digunakan adalah masker medis dengan standar WHO. Masker medis yang baik memenuhi standar bacterial filtration efficacy . Masker ini sudah dirancang khusus melindungi diri dari mikroorganisme bakteri dan virus. “Masker ini memiliki pori-pori yang memberikan ruang untuk hidung bernapas. Menggunakan masker tidak membuat sesak napas,” jelasnya. Sosialisasi penggunaaan masker sebaiknya dilakukan. Tujuannya agar masyarakat dapat memproteksi diri dengan benar tanpa harus berlebihan. Masker medis biasanya dibuat untuk sekali pakai. Ia menyarankan agar masyarakat menggunakan masker pada tempatnya seperti di bandara, ruamh sakit, atau tempat umum yang dicurigai ada penularan virus. Bagi penderita influenza sebaiknya menggunakan masker jika akan bepergian. Namun, langkah yang tepat sebaiknya beristirahat di rumah. Virus menular melalui bersin penderita yang dibawa lewat perantara udara. -ast
Koran Tokoh, Edisi Minggu 554, 23 Agustus 2009
Menurut Kepala Bagian SMF Mikrobiologi Klinik FK Unud dr. I Dewa Made Sukrama, M.Si., Sp.M.K., penggunaan masker medis terbukti efektif melindungi masyarakat menghadapi wabah flu burung dan flu babi. Hal ini diperkuat hasil tim peneliti dari Universitas New South Wales Australia terhadap lebih dari 280 orang dewasa selama musim dingin 2006 dan 2007. Penelitian ini membuktikan masker medis merupakan cara paling murah melindungi masyarakat menghadapi epidemi flu babi.
Ia mengatakan masker adalah alat pelindung diri untuk pencegahan penularan dari orang ke orang. Masker yang digunakan adalah masker medis dengan standar WHO. Masker medis yang baik memenuhi standar bacterial filtration efficacy . Masker ini sudah dirancang khusus melindungi diri dari mikroorganisme bakteri dan virus. “Masker ini memiliki pori-pori yang memberikan ruang untuk hidung bernapas. Menggunakan masker tidak membuat sesak napas,” jelasnya. Sosialisasi penggunaaan masker sebaiknya dilakukan. Tujuannya agar masyarakat dapat memproteksi diri dengan benar tanpa harus berlebihan. Masker medis biasanya dibuat untuk sekali pakai. Ia menyarankan agar masyarakat menggunakan masker pada tempatnya seperti di bandara, ruamh sakit, atau tempat umum yang dicurigai ada penularan virus. Bagi penderita influenza sebaiknya menggunakan masker jika akan bepergian. Namun, langkah yang tepat sebaiknya beristirahat di rumah. Virus menular melalui bersin penderita yang dibawa lewat perantara udara. -ast
Koran Tokoh, Edisi Minggu 554, 23 Agustus 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar