Bali Yoga Festival 2010 diisi kegiatan pencerahan dan edukasi yang disampaikan para yogi yang sudah dikenal dan dikagumi masyarakat Bali, di tingkat nasional, dan internasional seperti Ida Pedanda Made Gunung, Merta Ada, dr. Gede Kamajaya, Kadek Suambara, Prabu Dharmayasa, dan Ida Pandita Nabe Ratu Bagus. Festival juga diisi kegiatan mencetak telapak tangan para yogi di batu, dan penanaman pohon Budhhis bersama Gubernur Bali Mangku Pastika.
Pemilik Museum Rudana Nyoman Rudana berharap, momentum ini dapat menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan dunia, dan akan dikenang serta dilaksanakan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Ia berharap, gagasan Presiden Direktur Museum Rudana Putu Supadma Rudana menjadikan tanggal 5 November sebagai hari yoga nasional dapat dijadikan cikal bakal para yogi mendoakan bumi agar selamat. “Melalui yoga kita mohonkan agar beban para korban bencana nasional menjadi lebih berkurang, dan tidak ada bencana menerpa bumi,” ujarnya. Ia menegaskan, peringatan hari yoga bukan untuk berfoya-foya tetapi sebagai pengingat agar kita lebih mendoakan bumi. Para yogi diyakini memiliki kekuatan yang lebih dari manusia biasa.
Gubernur Bali menyambut baik kegiatan Bali Yoga Festival 2010. Hal itu selaras dengan pernyataannya dalam simakrama (30/10) di Wantilan DPRD Bali, ketika seorang penanya Made Sudana meminta Gubernur memberi bantuan Rp 1 juta untuk tokoh yang suka yoga semadi untuk memperdalam yoga.
Gubernur Bali menanggapinya dengan mengatakan, banyak orang asing datang belajar yoga. Bahkan, 70% buku yoga ditulis orang asing. Ia ingin ada yoga yang khusus dikembangkan di Bali yang memiliki ciri khas Bali.
Gubernur mengharapkan, ke depan pariwisata Bali dikenal sebagai pariwisata budaya yang salah satu motivasinya turis datang ingin belajar yoga. Apalagi banyak pakar yoga di Bali. Dengan ditunjang lingkungan bersih, makanan sehat dan organik akan terwujud green province.
Ia mengharapkan Bali Yoga Festival 2010 dapat membangun sumber daya manusia yang sehat dan kompetitif sekaligus bersemangat, dan dapat menyelaraskan kearifan lokal. “Kita hendaknya mampu memaknai berbagai bentuk yoga dalam konsep holistik, untuk membangun integritas diri mewujudkan keharmonisan tatanan masyarakat Bali,” tandas Gubernur Bali.
Ia mengatakan, ada tiga kekuatan yang sering dilupakan, yakni mental, moral, dan nilai kebersamaan. Ketiga kekuatan ini merupakan landasan universal. Ia mengajak para pencinta yoga mampu mengembangkan nilai universal dan menyinergikan kearifan lokal dengan nilai modern. -ast
Pemilik Museum Rudana Nyoman Rudana berharap, momentum ini dapat menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan dunia, dan akan dikenang serta dilaksanakan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Ia berharap, gagasan Presiden Direktur Museum Rudana Putu Supadma Rudana menjadikan tanggal 5 November sebagai hari yoga nasional dapat dijadikan cikal bakal para yogi mendoakan bumi agar selamat. “Melalui yoga kita mohonkan agar beban para korban bencana nasional menjadi lebih berkurang, dan tidak ada bencana menerpa bumi,” ujarnya. Ia menegaskan, peringatan hari yoga bukan untuk berfoya-foya tetapi sebagai pengingat agar kita lebih mendoakan bumi. Para yogi diyakini memiliki kekuatan yang lebih dari manusia biasa.
Gubernur Bali menyambut baik kegiatan Bali Yoga Festival 2010. Hal itu selaras dengan pernyataannya dalam simakrama (30/10) di Wantilan DPRD Bali, ketika seorang penanya Made Sudana meminta Gubernur memberi bantuan Rp 1 juta untuk tokoh yang suka yoga semadi untuk memperdalam yoga.
Gubernur Bali menanggapinya dengan mengatakan, banyak orang asing datang belajar yoga. Bahkan, 70% buku yoga ditulis orang asing. Ia ingin ada yoga yang khusus dikembangkan di Bali yang memiliki ciri khas Bali.
Gubernur mengharapkan, ke depan pariwisata Bali dikenal sebagai pariwisata budaya yang salah satu motivasinya turis datang ingin belajar yoga. Apalagi banyak pakar yoga di Bali. Dengan ditunjang lingkungan bersih, makanan sehat dan organik akan terwujud green province.
Ia mengharapkan Bali Yoga Festival 2010 dapat membangun sumber daya manusia yang sehat dan kompetitif sekaligus bersemangat, dan dapat menyelaraskan kearifan lokal. “Kita hendaknya mampu memaknai berbagai bentuk yoga dalam konsep holistik, untuk membangun integritas diri mewujudkan keharmonisan tatanan masyarakat Bali,” tandas Gubernur Bali.
Ia mengatakan, ada tiga kekuatan yang sering dilupakan, yakni mental, moral, dan nilai kebersamaan. Ketiga kekuatan ini merupakan landasan universal. Ia mengajak para pencinta yoga mampu mengembangkan nilai universal dan menyinergikan kearifan lokal dengan nilai modern. -ast
Tidak ada komentar:
Posting Komentar