Penyakit Hepatitis virus cukup sering terjadi di Indonesia. Pengidap hepatitis B tidak menunjukkan gejala pada populasi yang tampak sehat di Indonesia dilaporkan berada pada kisaran 4-20,3%. Artinya, Indonesia termasuk negara dengan prevalensi infeksi virus hepatitis B yang tinggi. Dosen pengajar Mikrobiologi Klinik FK.UNUD/RS.Sanglah dr. Made Agus Hendrayana,M.Ked mengatakan, istilah hepatitis berarti keradangan pada organ hati. Penyebabnya bisa berbagai macam seperti virus, bakteri, parasit, akibat obat-obatan sampai alkohol. Jenis hepatitis dapat dibagi berdasarkan penyebabnya, misal disebabkan oleh virus disebut dengan infeksi hepatitis virus.
Menurutnya, semua penyakit hepatitis berbahaya karena hati merupakan salah organ tubuh yang sangat vital, jadi apabila terjadi keradangan atau bahkan kerusakan pada organ hati akan bisa fatal akibatnya menimbulkan kematian. Hepatitis akibat infeksi virus berarti adanya proses keradangan pada organ hati akibat adanya infeksi virus yang menyerang hati.
Ia menyebutkan, hepatitis virus dikenal ada beberapa jenis, hepatitis A, B, C, D, E, F dan G. Masing-masing virus hepatitis memunyai karakteristik yang berbeda. Gejala penyakit yang ditimbulkan dapat bersifat akut yang biasanya disebabkan oleh hepatitis A dan E, serta ada yang bersifat kronis seperti pada hepatitis hepatitis B dan C. Hepatitis kronis akibat infeksi virus hepatitis B dan C dapat berkembang menjadi kerusakan hati yang lebih parah seperti sirosis hati bahkan menjadi kanker hati.
Infeksi oleh hepatitis A dan E bersifat akut menunjukkan gejala yang hampir sama. Hepatitis ini sering menginfeksi anak-anak karena daya tahan tubuhnya lebih lemah, walaupun orang dewasa juga bisa terkena. “Gejalanya yang ditimbulkan awalnya dapat berupa seperti flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, nafsu makan menurun dan kemudian baru menunjukkan gejala nyeri di perut kanan atas dan mata menjadi kuning. Apabila segera ditangani gejala dapat hilang dalam beberapa minggu,” papar Wakil Sekretaris IDI Cabang Denpasar
Infeksi oleh hepatitis yang kronis B dan C menunjukkan gejala yang hampir sama juga. Infeksi virus hepatitis B dan C tersebut dapat menyebabkan berbagai macam menifestasi klinik, mulai hepatitis akut, hepatitis kronis, sirosis hati, dan kanker hati. Menurutnya, banyak pasien yang terinfeksi hepatitis B dan C tidak menunjukkan gejala. “Sebagian besar penderita hepatitis B (sekitar 80%) bisa sembuh, namun tetap sebagai pembawa. Sedangkan sisanya sekitar 20% akan berkembang menjadi penyakit hati kronis antara lain hepatitis kronis, sirosis hati dan kanker hati,” jelas peneliti penyakit hepatitis ini.
Hepatitis A dan E dapat menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh virus hepatitis A dan E yang berasal dari feses penderita, misalnya makanan atau minuman yang tidak dimasak dengan baik. Sedangkan hepatitis B,C, dan D menular melalui kontak dengan darah penderita. Sumber penularan seperti darah atau produk darah dan cairan tubuh penderita yang mengandung virus hepatitis, sehingga dapat menular melalui hubungan seksual, penggunan jarum suntik, transfusi darah atau transpantasi organ yang mengandung virus dari penderita.
Sekretaris SMF. Mikrobiologi Klinik FK.UNUD/RS.Sanglah mengatakan, penanganan hepatitis akut A dan E secara mutlak memerlukan istirahat total, menjaga kondisi hati agar tidak bekerja keras dan meningkatkan kondisi tubuh. Dalam beberapa minggu gejala akan menghilang dan pasien menjadi sembuh.
Ia menyebutkan, saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama beberapa bulan setelah suntikan pertama, dan memerlukan vaksinansi ulangan memperoleh kekebalan yang lebih lama.
Untuk infeksi hepatitis B, kata dokter Agus, dapat diberi penanganan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B dimana obat-obatan ini sangat mahal harganya. Vaksin hepatitis B sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu dan juga memerlukan suntikan ulangan untuk memperkuat kekebalan yang ditimbulkan.
Ia menyarankan, untuk menghindari terinfeksi oleh penyakit hepatitis akut, rajinlah mencuci tangan dengan benar sebelum menyentuh makanan atau minuman. Masaklah makanan dengan baik dan matang sehinga virus menjadi mati. Hindari makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihannya. Melakukan kegiatan MCK pada tempatnya. Lakukan vaksinasi secara teratur
Untuk mencegah terinfeksi oleh hepatitis kronis seperti hepatitis B,C dan D, dapat dilakukan dengan mengurangi kontak erat dengan bahan-bahan yang berpotensi menularkan seperti darah atau cairan tubuh penderita. Selain itu, hindari pemakain jarum suntik bergantian. Melakukan aktifitas seksual yang aman. Melakukan pemeriksaan darah sebelum darah ditransfusikan atau donor. Pemeriksaan dini pada calon pasangan suami-istri atau calon ibu, dan melakukan vaksinasi. –ast
Koran Tokoh, Edisi 670, 20 - 27 6 november 2011
Menurutnya, semua penyakit hepatitis berbahaya karena hati merupakan salah organ tubuh yang sangat vital, jadi apabila terjadi keradangan atau bahkan kerusakan pada organ hati akan bisa fatal akibatnya menimbulkan kematian. Hepatitis akibat infeksi virus berarti adanya proses keradangan pada organ hati akibat adanya infeksi virus yang menyerang hati.
Ia menyebutkan, hepatitis virus dikenal ada beberapa jenis, hepatitis A, B, C, D, E, F dan G. Masing-masing virus hepatitis memunyai karakteristik yang berbeda. Gejala penyakit yang ditimbulkan dapat bersifat akut yang biasanya disebabkan oleh hepatitis A dan E, serta ada yang bersifat kronis seperti pada hepatitis hepatitis B dan C. Hepatitis kronis akibat infeksi virus hepatitis B dan C dapat berkembang menjadi kerusakan hati yang lebih parah seperti sirosis hati bahkan menjadi kanker hati.
Infeksi oleh hepatitis A dan E bersifat akut menunjukkan gejala yang hampir sama. Hepatitis ini sering menginfeksi anak-anak karena daya tahan tubuhnya lebih lemah, walaupun orang dewasa juga bisa terkena. “Gejalanya yang ditimbulkan awalnya dapat berupa seperti flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, nafsu makan menurun dan kemudian baru menunjukkan gejala nyeri di perut kanan atas dan mata menjadi kuning. Apabila segera ditangani gejala dapat hilang dalam beberapa minggu,” papar Wakil Sekretaris IDI Cabang Denpasar
Infeksi oleh hepatitis yang kronis B dan C menunjukkan gejala yang hampir sama juga. Infeksi virus hepatitis B dan C tersebut dapat menyebabkan berbagai macam menifestasi klinik, mulai hepatitis akut, hepatitis kronis, sirosis hati, dan kanker hati. Menurutnya, banyak pasien yang terinfeksi hepatitis B dan C tidak menunjukkan gejala. “Sebagian besar penderita hepatitis B (sekitar 80%) bisa sembuh, namun tetap sebagai pembawa. Sedangkan sisanya sekitar 20% akan berkembang menjadi penyakit hati kronis antara lain hepatitis kronis, sirosis hati dan kanker hati,” jelas peneliti penyakit hepatitis ini.
Hepatitis A dan E dapat menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh virus hepatitis A dan E yang berasal dari feses penderita, misalnya makanan atau minuman yang tidak dimasak dengan baik. Sedangkan hepatitis B,C, dan D menular melalui kontak dengan darah penderita. Sumber penularan seperti darah atau produk darah dan cairan tubuh penderita yang mengandung virus hepatitis, sehingga dapat menular melalui hubungan seksual, penggunan jarum suntik, transfusi darah atau transpantasi organ yang mengandung virus dari penderita.
Sekretaris SMF. Mikrobiologi Klinik FK.UNUD/RS.Sanglah mengatakan, penanganan hepatitis akut A dan E secara mutlak memerlukan istirahat total, menjaga kondisi hati agar tidak bekerja keras dan meningkatkan kondisi tubuh. Dalam beberapa minggu gejala akan menghilang dan pasien menjadi sembuh.
Ia menyebutkan, saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama beberapa bulan setelah suntikan pertama, dan memerlukan vaksinansi ulangan memperoleh kekebalan yang lebih lama.
Untuk infeksi hepatitis B, kata dokter Agus, dapat diberi penanganan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B dimana obat-obatan ini sangat mahal harganya. Vaksin hepatitis B sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu dan juga memerlukan suntikan ulangan untuk memperkuat kekebalan yang ditimbulkan.
Ia menyarankan, untuk menghindari terinfeksi oleh penyakit hepatitis akut, rajinlah mencuci tangan dengan benar sebelum menyentuh makanan atau minuman. Masaklah makanan dengan baik dan matang sehinga virus menjadi mati. Hindari makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihannya. Melakukan kegiatan MCK pada tempatnya. Lakukan vaksinasi secara teratur
Untuk mencegah terinfeksi oleh hepatitis kronis seperti hepatitis B,C dan D, dapat dilakukan dengan mengurangi kontak erat dengan bahan-bahan yang berpotensi menularkan seperti darah atau cairan tubuh penderita. Selain itu, hindari pemakain jarum suntik bergantian. Melakukan aktifitas seksual yang aman. Melakukan pemeriksaan darah sebelum darah ditransfusikan atau donor. Pemeriksaan dini pada calon pasangan suami-istri atau calon ibu, dan melakukan vaksinasi. –ast
Koran Tokoh, Edisi 670, 20 - 27 6 november 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar