Ia mengatakan, dari koran ia banyak belajar kata baru dan perkembangan bahasa. Ketika suaminya pulang dari tugas luar kota maupun luar negeri, hadiah yang selalu dibawa adalah buku. “Bapak paling banyak membawa buku bahasa Inggris tentang pariwisata dan pengetahuan umum. Dari keinginan membaca, akhirnya saya dipaksa secara otomatis belajar bahasa Inggris,” ujar istri alm. I.G.P Riyasse ini. Banyak hal yang ia pelajari dari almarhum suaminya. Setiap ada istilah baru, ia selalu memberitahu anak-anaknya. Pesannya, kalau belum mengerti arti bahasa asing tersebut, lebih baik gunakan bahasa Indonesia. Bahkan, ketika kini Bu Riyasse sudah memiliki cicit, ia tetap memotivasi mereka untuk gemar membaca. “Tiap cucu dan cicit datang menengok saya, selalu saya beritahu istilah atau kata baru,” ujarnya. Bahkan, tak jarang, ia mengirim sms kepada cucunya, untuk membahas suatu topik yang dianggap menarik di koran. Begitu juga ketika melihat tayangan berita di televisi. Ia meminta pendapat anak, cucu, dan cicitnya. Ia memiliki buku diari yang khusus mencatat istilah baru yang ditemuinya. Beberapa buku koleksi miliknya dan almarhum suaminya tersimpan rapi dalam satu rak. Selain itu, buku teka teki silang (TTS) menjadi kegemaran perempuan yang masih sehat di usia senja ini. Hobinya ini sudah dilakoni sejak tahun 1980-an. Beberapa istilah di TTS kadang ia pertanyakan kepada cucu dan cicitnya, untuk mengetahui apakah mereka sudah mengetahui istilah –istilah tersebut. Kebiasaan gemar membaca yang dilakoni Bu Riyasse sudah menular kepada semua keluarganya. Bu Riyasse kini lebih sering meminjam buku kepada anak dan cucunya. Buku motivatasi dan kata bijak menjadi favoritnya.
Sedangkan kiat yang dilakukan I Wayan Adi Sudiawan, S.Pt. selalu membawa buku kemana pun ia pergi. “Menunggu periksa di dokter saya ajarkan anak-anak biasa membawa buku,” kata PNS yang juga penyiar radio ini. Putri sulungnya yang kini sudah kelas 2 SMA sudah lancar membaca sejak TK. “Waktu usia anak masih balita, cara saya mengajar membaca lebih banyak dengan bermain. Misalnya, dalam pengenalan huruf saya menggunakan contoh langsung. Huruf A ada di buah apel,” ujarnya memberi contoh. Selain berlangganan koran, bapak Adiyani dan Divarani ini beruntung memiliki seorang teman loper koran. Tiap hari ia diberi majalah bekas gratis. Ada majalah tentang wanita, ilmu pengetahuan dan budaya. “Walaupun bekas, anak dan istri saya otomatis menjadi terbiasa membaca,” kata Adi. Pas liburan sekolah, ia mengajak keluarganya berkunjung ke perpustakaan daerah Bali. Ia mengatakan tak banyak memiliki dana untuk membeli buku secara rutin, kecuali buku pelajaran sekolah. Saat belanja ke mal, anak-anaknya selalu menyempatkan diri masuk ke toko buku. Walaupun tak membeli, mereka suka melihat-lihat buku.
Untuk mengetahui informasi berita, selain dari koran dan majalah bekas, ia memberi kesempatan anaknya belajar lewat internet. Ia menaruh komputernya di ruang keluarga sehingga ia bisa memantau apa saja yang dilakukan anaknya dengan internet. Adi selalu memotivasi kedua anaknya dengan cerita orang-orang sukses yang gemar membaca. “Saya katakan pada anak, bapak bisa seperti sekarang juga karena suka baca. Coba lihat orang asing kemana-mana selalu bawa buku. Mereka pintar karena suka baca,” kata Adi. Walaupun tak banyak, buku motivasi dan spiritual juga melengkapi koleksi perpustakaan mininya di lemari. –ast
Koran Tokoh, Edisi 669, 13-19 november 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar