Di Bali kita mengenal istilah penyakit curek yang biasa diderita anak-anak. Apakah berbahaya?
Dalam Bahasa Bali curek sering diartikan sebagai adanya cairan kental berwarna kuning (nanah) baik yang berbau maupun tidak berbau. Curek disebut sebagai congek atau opokan. Sedangkan dalam istilah kedokterannya, curek ini lazim disebut sebagai otitis media supuratif kronis ( OMSK).
Menurut dr I Ketut Widiyasa, M.P.H., peradangan kronis pada telinga bagian tengah yang ditandai dengan berlubangnya gendang telinga dan disertai dengan keluarnya cairan dalam kurun waktu lebih dari dua bulan baik secara terus menerus maupun hilang timbul. Proses peradangan ini, dapat mengenai telinga tengah mulai dari lapisan mukosa, submukosa hingga mengenai tulang-tulang pendengaran.
Menurutnya, OMSK ini sangat sering terjadi. Hal ini ditunjukkan dari angka kejadiannya di masyarakat yang cukup tinggi. Survey epidemiologi pada tahun 1994-1996 menyebutkan bahwa di Indonesia, OMSK terjadi pada 3,8% penduduknya. Sedangkan pada sumber lainnya menyebutkan, OMSK ini terjadi pada 2% penduduknya. Jika saja ada 1 juta penduduk, maka OMSK dapat terjadi pada 20 ribu penduduk. “OMSK dapat menyerang siapa saja baik anak-anak maupun dewasa. Meskipun dapat menyerang semua kelompok usia, namun angka kejadian OMSK pada beberapa penelitian menyebutkan, kelompok anak-anak lebih sering terjadi,” kata dokter RS Indera ini.
Penyebab OMSK, adanya infeksi bakteri dan/atau virus, adanya gangguan fungsi pada tuba, adanya alergi, kekebalan tubuh yang menurun, faktor lingkungan yang buruk serta sosial ekonomi rendah.
Disamping itu, berbagai faktor yang dapat memicu terjadinya OMSK, infeksi telinga tengah akut yang terlambat mendapat pengobatan. Radang saluran pernapasan atas yang berulang. Daya tahan tubuh yang menurun akibat malnutrisi, anemia, dan gangguan sistem imun tubuh. OMSK dapat disebabkan oleh beberapa kuman. Selain itu, beberapa penyakit THT seperti pilek lama, sinusitis kronik, dan radang pada amandel kronik yang tidak diobati dengan baik dapat menjadi sumber infeksi terjadinya OMSK.
Ia menyatakan, curek dapat sangat berbahaya. “Jika infeksi ini dibiarkan tanpa penanganan yang cepat dan tepat, maka curek akan menjadi penyakit yang susah disembuhkan serta berkomplikasi ke organ-organ di sekitar telinga. Komplikasi ini dapat ringan hingga mengakibatkan kematian,” papar Seksi Profesionalisme Kedokteran IDI Denpasar ini.
Jangan menunggu hingga curek ini mengarah ke tipe yang berbahaya baru berobat. Penanganan yang cepat dan tepat terhadap kelainan ini akan mengurangi terjadinya risiko komplikasi. Biasanya dokter memberi obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dapat dipakai sebagai lini pertama pengobatan dan diberikan sebagai obat tunggal. Keuntungannya, adalah memberikan dosis kuat, tetapi penggunaannya dapat meracuni telinga bila masuk ke telinga bagian dalam. Oleh karena itu, pemakaian tetes telinga ini tidak dianjurkan lebih dari dua minggu. Obat tetes telinga jenis ofloxacin terbukti aman, tidak toksik terhadap labirin, efektif sebagai obat tunggal, karenanya direkomendasikan sebagai obat lini pertama untuk dewasa dan anak-anak. Apabila setelah pengobatan selama tiga bulan otore menetap, maka idealnya dilakukan operasi.
Bersihkan Telinga
Kita wajib membersihkan telinga. Namun, jika terlalu sering akan berdampak tidak baik kepada telinga kita. Telinga secara alami mengeluarkan minyak yang berguna untuk melumasi liang telinga dan mencegah debu atau kotoran yang masuk ke dalam telinga. Oleh karena itu, jika kita terlalu bersih dan terlalu rutin membersihkan liang telinga akan berdampak kepada menurunnya fungsi pertahanan liang telinga terhadap kuman/kotoran. Ini dapat berakibat terjadinya infeksi pada telinga bagian luar (liang telinga). Selain itu juga, membersihkan telinga terlampau sering juga dapat mendorong kotoran telinga/tilu kuping lebih ke dalam sehingga kotoran telinga itu susah dikeluarkan.
Beberapa tips membersihkan telinga:
• Lakukan paling sering 3 kali seminggu dan jangan melakukannya terlalu lama untuk setiap kali membersihkan.
• Gunakan cotton bud dengan kualitas yang baik dan dalam keadaan kering, karena jika cotton bud-nya basah/kualitasnya tidak baik tidak jarang kapasnya tertinggal di liang telinga.
• Jangan menggunakan bahan-bahan lain seperti bulu ayam, sapu lidi atau bahan-bahan tidak bersih lainnya. Ini dapat mengakibatkan infeksi pada liang telinga.
• Sebaiknya tidak mengorek liang telinga berulang-ulang dengan satu cotton bud. Cukup satu kali putaran lalu dibuang.
Tips mencegah curek:
• Jangan abaikan keluhan batuk dan pilek. Batuk dan pilek dapat mengakibatkan infeksi telinga tengah melalui cara yang telah disebutkan diatas. Jadi, segeralah obati batuk pilek anda ke dokter terdekat. –ast
Koran tokoh Edisi 690, 23 s.d 29 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar