BERBAGAI terobosan telah dilakukan Fakultas Pertanian Unud agar diminati masyarakat. Selain memberikan beasiswa, fakultas ini gencar melakukan kerja sama dengan berbagai universitas di luar negeri, salah satunya Kangwon National University Korea Selatan untuk meningkatkan kualitas lulusan. Guru besar Fakultas Pertanian Unud Prof. Dr. Ir. I G.P. Wirawan menjelaskan, kerja sama akan dilakukan dalam bidang penelitian dan pemasaran produk ramah lingkungan atau yang lebih dikenal produk pertanian organik yang berbasis teknologi.
Saat ini, katanya, FP Unud sudah mampu mengembangkan beberapa teknologi pertanian organik seperti pupuk hormon tumbuh mempercepat pembuahan. “Pupuk ini mampu mempercepat tanaman berbuah. Namun, dari rasa masih belum mampu lebih baik sehingga teknologi ini cocok dikembangkan untuk tanaman hias. Pupuk dihasilkan dari jenis mikroba yang diaktifkan sedemikian rupa untuk memperbaiki tektur tanah menjadi lebih gembur,” jelasnya. Juga, pembuatan pestisida dengan toksin bakteri dan jamur tertentu yang sudah diaktifkan dan tidak memunyai efek samping, pestisida dari tanaman laut untuk menanggulangi penyakit tanaman vanili. Untuk sapi diberikan campuran mikroba tertentu pada makanannya untuk menghasilkan daging sapi yang lebih baik. Contoh untuk tanaman, membuat timun menjadi lurus tidak bengkok. Pemberian pupuk mikroba tertentu yang sudah aktif dapat menyuburkan dan menggemburkan tanah. “Jika teknologi ini cocok diterapkan di Bali, akan dibangun pabrik dengan produk made in Bali,” katanya.
Ia menambahkan, teknologi ini sangat ramah lingkungan dan tidak mengandung kimia sistetis. Namun, memang harus diakui, organik dengan teknologi tinggi ini akan menghasilkan produk dengan harga yang lebih mahal. “Saya rasa di Bali sudah ada pasarnya, namun, beberapa produk yang mengklaim diri organik belum seutuhnya organik. Belum ada lembaga sertifikasi yang meyakinkan produk tersebut organik,” ujarnya.
Prof. Chunkeun Lim dari Kangwon Nastional University mengatakan, beberapa produk yang sudah dihasilkan di Korea Selatan malah sudah mampu diekpor ke berbagai negara. Produk yang sudah dihasikan dari teknologi ini pupuk alam yang dibuat dari enzim tertentu. Berbagai produk makanan seperti padi, yang sudah diekspor ke AS, paprika yang diekspor ke Jepang, Cina, Taiwan, dan Belanda, tomat, salad, ginseng, peach, anggur, apel, pir, strawberry dan bunga. Prof. Wirawan menegaskan, terobosan ini makin membuat lulusan Fakultas Pertanian Unud makin bergengsi –ast
Sudah dimuat di Koran Tokoh, Edisi 593, 23-29 Mei 2010
Ia menambahkan, teknologi ini sangat ramah lingkungan dan tidak mengandung kimia sistetis. Namun, memang harus diakui, organik dengan teknologi tinggi ini akan menghasilkan produk dengan harga yang lebih mahal. “Saya rasa di Bali sudah ada pasarnya, namun, beberapa produk yang mengklaim diri organik belum seutuhnya organik. Belum ada lembaga sertifikasi yang meyakinkan produk tersebut organik,” ujarnya.
Prof. Chunkeun Lim dari Kangwon Nastional University mengatakan, beberapa produk yang sudah dihasilkan di Korea Selatan malah sudah mampu diekpor ke berbagai negara. Produk yang sudah dihasikan dari teknologi ini pupuk alam yang dibuat dari enzim tertentu. Berbagai produk makanan seperti padi, yang sudah diekspor ke AS, paprika yang diekspor ke Jepang, Cina, Taiwan, dan Belanda, tomat, salad, ginseng, peach, anggur, apel, pir, strawberry dan bunga. Prof. Wirawan menegaskan, terobosan ini makin membuat lulusan Fakultas Pertanian Unud makin bergengsi –ast
Sudah dimuat di Koran Tokoh, Edisi 593, 23-29 Mei 2010
1 komentar:
mari terus kembangkan teknologi untuk pertanian Indonesia.
(http://tric06.student.ipb.ac.id/)
Posting Komentar