para pembicara second course |
Pasien yang mengalami masalah pada tangan dan memerlukan tindakan operasi, saat ini tak perlu lagi merasa khawatir akan luka operasi yang besar yang akan menimbulkan nyeri, bekas luka operasi yang jelek, serta resiko infeksi yang tinggi. Penanganan secara menyeluruh sedang digagas Subdivisi Hand Divisi Orthopaedi dan Traumatologi FK Unud/ RS Sanglah.
Wrist arthroscopy surgery adalah teknik operasi minimal invasif untuk penanganan patah tulang dan cedera lain pada tangan, rematik, tumor dan lain - lain. Keuntungan dari teknik ini hanya memerlukan sayatan yang sangat kecil 2-3 milimeter sehingga penyembuhan luka operasi menjadi lebih cepat dan tidak menyisakan bekas luka yang buruk. Selain itu, nyeri pascaoperasi akan minimal termasuk bekas luka sangat kecil karena hanya sayatan dan risikonya sangat kecil.
Wrist arthroscopy surgery adalah teknik operasi minimal invasif untuk penanganan patah tulang dan cedera lain pada tangan, rematik, tumor dan lain - lain. Keuntungan dari teknik ini hanya memerlukan sayatan yang sangat kecil 2-3 milimeter sehingga penyembuhan luka operasi menjadi lebih cepat dan tidak menyisakan bekas luka yang buruk. Selain itu, nyeri pascaoperasi akan minimal termasuk bekas luka sangat kecil karena hanya sayatan dan risikonya sangat kecil.
Teknik penanganan terbaru ini, diperkenalkan dan dibahas dalam second hand course bagi dokter spesialis bedah, dokter umum, dan paramedis, 22-23 Juli 2012 di ruang pertemuan dr. Nukarna Sp.BO, RS Sanglah.
Kursus dan workshop yang dibuka Direktur Utama RS Sanglah ini melibatkan pembicara nasional dan internasional seperti Prof. W. Bruce Connoly AM, FRCS, FRACS, FACS (Presiden APFSSH dari Sydney), Desmond Soares, MD (arthroscopy surgeon dari Brisbane), Sue Shaw (hand therapist dari Sydney), dr. Erwin Ramawan Sp.OT (Surabaya) yang juga Ketua Perkumpulan Bedah Tangan Indonesia, dr. Heri Suroto Sp.OT (Surabaya), dr. Bramantya Karna Sp.OT (Bali), dr. Thomas Erwin Sp.OT (Malang), dr. Teddy Wardana Sp.OT (Surabaya), dr. Yuda Asmara Sp.OT (Bali), dr. Tjahya Nurrobi Sp.OT (Surabaya), dan dr. Roy Hamid Sp.BP (Bali).
Dr. Bramantya Karna Sp.OT selaku ketua panitia menyambut baik 70 orang peserta yang terdiri dari dokter spesialis, dokter residen, dokter umum, dan paramedis dari seluruh Indonesia. ”Pelatihan ini merupakan pelatihan kedua setelah yang pertama diadakan tahun 2010 dan berjalan sukses,” ujar dokter Bram.
Hal mendasar yang dibahas dalam course ini mengenai anatomi dan pemeriksaan fisik pada tangan, lokal penutupan luka, rehabilitasi, sampai dengan teknik-teknik operasi di tangan. Hari kedua pelatihan dibahas mengenai penanganan kasus rematik di tangan, pemasangan gips di tangan, dan live wrist arthroscopy surgery.
Latar belakang diadakannya pelatihan ini, sebagai bentuk apresiasi dr. Bramantya Karna Sp.OT yang baru saja menyelesaikan pendidikan hand surgery selama setahun di Sydney, hingga menjadi dokter bedah tangan pertama di Bali.
Acara ini juga merupakan rangkaian awal pertemuan yang jauh lebih besar, 9th Congress of Asian Pasific Federation of Societies for Surgery of the Hand (APFSSH) in conjunction with 5th Congress of the Asian Pasific Federation of Societies for Hand Therapist (APFSHT) yang akan diadakan 10-13 Oktober 2012 di Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali. Ini merupakan kesempatan yang baik bagi para dokter spesialis bedah, dokter umum dan paramedis yang tertarik untuk mendalami bidang hand surgery dan berbagi pengalaman.
Ia juga berharap penatalaksanaan kasus-kasus hand surgery khususnya di RS Sanglah dapat dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh dengan kerjasama tim multidisiplin meliputi dokter bedah tangan, hand therapist, dan social worker.
Dokter Bram berharap, setelah mengikuti pelatihan ini, pengetahuan dan keterampilan para peserta dalam penanganan kasus – kasus tangan akan menjadi lebih baik, sehingga tidak ada lagi pasien cedera tangan yang mengalami komplikasi dan penanganan yang keliru.
Divisi Orthopaedi dan Traumatologi FK Unud/RS Sanglah yang dikepalai dr. KGA Mulyadi Ridia, Sp.OT (K) Spine memiliki 13 staf pengajar. Divisi ini dibagi menjadi lima subdivisi yakni tulang belakang (spine), anak-anak (pediatric), tumor, tungkai bawah (adult reconstruction), dan divisi bedah tangan (hand & microsurgery) yang menangani kasus pada tungkai atas (bahu, siku, dan tangan). Mulai saat ini, divisi hand juga sudah bisa melakukan tindakan wrist arthroscopy surgery di RS Sanglah.–ast
Tidak ada komentar:
Posting Komentar