REMATIK merupakan salah satu penyakit yang lumrah di mata masyarakat. Penyakit ini menyerang sendi dan struktur jaringan penunjang di sekitar sendi sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri. Dalam tingkat yang parah, rematik bahkan dapat menimbulkan kecacatan tetap, ketidakmampuan dan penurunan kualitas hidup. Di masyarakat, masih terus berkembang mitos dan anggapan yang salah mengenai penyakit ini. Ahli penyakit dalam dan rheumatolog dr. I.A. Ratih Wulansari Manuaba, Sp.PD.KR., M.Kes. mencoba meluruskan mitos tersebut.
Makan kacang sering disebut mengakibatkan rematik kambuh. Padahal, menurutnya, tidak semua penyakit rematik berhubungan dengan makan kacang. “Ada yang disebut gout artritis karena penyakit rematik radang sendi akibat tingginya asam urat dalam darah dan tingginya kristal monosodium urat dalam darah. Penyakit ini berhubungan dengan asupan makanan tinggi purin seperti jeroan, daging kaki empat, laut, cumi, udang, kepiting, soft drink termasuk alkohol, dan minuman yang mengandung gula glukosa. Semua makanan ini dapat meningkatkan asam urat. Untuk kacang-kacangan memang dibatasi, tapi bukan pantang. Masyarakat hendaknya lebih cerdas atau konsultasi dengan dokter karena tidak semua penyakit rematik berhubungan dengan makanan,” papar dokter RS Manuaba ini.
Mitos kedua, udara dingin dapat mengakibatkan rematik kambuh. Menurutnya, ini tidak berhubungan dengan penyakit yang mengenai sendi. Penyakit rematik dapat mengenai tulang, sendi, otot, atau jaringan sekitar sendi, misalnya tendon. Cuaca dingin sering dihubungkan mengecilnya pembuluh darah sehingga jaringan otot sedikit kekurangan aliran darah muncul kram. Ini sering disebut rematik non artikuler yakni rasa nyeri pada otot.
Ada pandangan masyarakat bahwa penyakit rematik hanya mengenai orang usia lanjut. Pada kenyataan, penyakit rematik dapat mengenai usia muda bahkan anak-anak. Ada penyakit rematik khusus anak-anak seperti lupus dan beberapa penyakit rematik bersifat kognonital. Penyakit rematik yang menyerang remaja seperti auto imun, dan reomatoartritis. Berdasarkan studi epidemilogis, penyakit ini justru banyak menyerang wanita di usia produktif. Ada sedikit pada usia lanjut.
Mitos lain, penyakit rematik akibat penyakit asam urat. Ia menyebutkan, ada 200 jenis penyakit rematik yang dikelompokkan berbagai kelompok besar. Jenis kelompok auto imum, metabolisme, infeksi, degeneratif, dan kelompok akibat genetik. Dari berbagai kelompok ini akan dibagi lagi hingga menjadi 200 jenis. Artinya, penyakit rematik tidak hanya karena asam urat. Asam urat normalnya ada dalam darah dalam kadar tertentu. Itu merupakan hasil metabolisme purin. Dalam kondisi normal jumlahnya sekitar 6,5 gram per desiliter. Jika melebihi kadar normal, akan membentuk kristal monosodium urat. Kristal ini sebagai cikal bakal dalam gangguan organ juga mengenai sendi dan sekitar sendi sehingga menyebabkan rematik. “Pada saat kadarnya melebihi 6,5 gram, siap-siap sudah ada risiko. Tetapi, perjalanan tidak dalam waktu singkat dibagi beberapa fase, radang sendi akut pertama kali, masuk pada fase kambuh-kambuhan, dan fase kronis fase rematik akibat tingginya kadar asam urat. Seringkali karena perjalanan panjang dan fase-fase tidak ada gejala,” ungkapnya.
Mereka yang kadar asam uratnya tinggi sering lengah sehingga tetap membiarkan asam uratnya naik bahkan sampai 12 sehingga ketika muncul penyakit rematik yang menyiksa baru memeriksakan diri ke dokter. Pada fase kronis penyakit ini dapat merusak ginjal sehingga muncul batu ginjal dan bisa merusak pembuluh darah yang mengakibatkan stroke dan serangan jantung.
Penyakit rematik berbeda dengan kesemutan. “Kesemutan terjadi karena menurunkan aliran darah ke saraf paling tepi pada ujung jari tangan dan kaki. Ini terjadi karena berbagai sebab misalnya posisi tubuh yang stagnan, seperti lama bersila atau bersimpuh sehingga mengakibatkan aliran darah berkurang. Ini bukan penyakit rematik,” ujarnya.
Ia mengatakan, penyakit rematik sering dikaitkan dengan pemberian rasa hangat. Tujuannya melemaskan otot. Banyak hal bisa dilakukan mulai dari kompres hangat atau menggunakan sinar diaterni. Alat ini bisa dibeli masyarakat. Banyak pula beredar bantal pasir atau salep dan balsem yang fungsinya untuk menghangatkan.
Mitos lain disebutkan, mandi malam bisa mengakibatkan penyakit rematik. Ini hanya terkait rasa kram pada otot. Sebaiknya mandi malam memang dihindari tapi bukan mencetuskan rematik. Kalau ingin menghindari kram otot gunakan air hangat kalau terpaksa mandi malam.
Pada prinsipnya, bagi penderita asam urat, sebaiknya batasi makanan yang tinggi purin, seperti batasi konsumsi kacangan, bukan tidak boleh. Bagi yang belum tinggi kadar asam uratnya, batasi daging berkaki empat, cumi, udang, kepiting, udang, kerang, telur asin, teri, ikan asin, jeroan, kikil , lemak, dan kulit. Kalau dari minuman kemasan hindari minuman pemanis dan minuman berlakohol termasuk soft drink. Artinya, penyakit asam urat bisa dicegah dengan menjaga asupan makanan jangan tinggi purin. Hindari makan pindang tiap hari. Pilih makanan bervariasi. Sayur-sayuran lebih dominan dari hewan kaki empat, dan jangan lupa buah dan air putih dua liter dalam sehari.
Sudah ada penelitian, dia mewarisi dari orangtuanya. Ada populasi genetik yang metabolisme purin-nya tidak terganggu. Namun, bagi mereka yang mewarisi, sedikit saja makan tinggi purin, sudah langsung terkena penyakit ini. Penelitian terbaru justru lebih mencengangkan, bahwa walaupun kadar asam uratnya sudah normal tetap saja bisa tekena penyakit ini. Dengan pengobatan yang baik, termasuk menjaga asupan makanan dan minuman serta menjaga kadar asam urat di bawah 6,5 gram penyakit ini dapat terkendali sehingga tidak terjadi kekambuhan. Tahap kekambuhan inilah justru yang dapat merusak sendi dan tulang.
Ia mengatakan, ada yang mengatakan obat rematik semuanya sama. Padahal banyak tahap pengobatan. Ada menggunakan obat, ada yang hanya cukup mengandalkan perubahan pola makan, atau mengandalkan pola sikap seperti cara duduk dan terakhir obat yang diperlukan. Apakah penghilang rasa sakit, peradangan atau golongan lain. Bahkan, ada obat rematik paling canggih namanya agenbiologis yang dapat mengerem perjalanan penyakit auto imun.
Ironisnya, masih ada masyarakat yang membeli obat murah ke warung. Penyakit rematik kalau tidak diobati berbahaya. Namun, kalau penyakitnya tidak berbahaya namun mengonsumsi obat berbahaya justru obat itu yang akan merusak kondisi pasien. Ia menyarankan, jangan membeli obat sembarangan dan konsultasikan ke dokter untuk penanganan yang lebih tepat. Banyak kasus terjadi pada pasien karena salah obat seperti luka pada lambung sampai muntah darah dan efek pada hormon sehingga wajahnya terlihat seperti gemuk. Bahkan, tulangnya keropos akibat mengonsumsi obat rematik sembarangan.--ast
Tidak ada komentar:
Posting Komentar