Minggu, 25 September 2011

Museum d’topeng

Untuk belajar kebudayaan Indonesia kita tidak usah jauh-jauh pergi ke luar Bali. Informasi lengkap tentang kebudayaan Indonesia dari Sabang sampai Merauke dapat ditemui di Museum d’topeng, Simpang Siur Kuta. Museum yang berdiri sejak setahun lalu ini menyediakan koleksi benda-benda warisan budaya Indonesia mulai dari topeng, patung, keris, batik, dan pernak pernik budaya Indonesia.

Menurut Pemilik Museum Elly Tumiwa, ia bersama suaminya Reno sudah mengoleksi benda-benda sejarah sejak 25 tahun silam. Mereka prihatin, banyak benda bersejarah dibeli turis asing. Museum d’topeng menjelaskan semua suku di Indonesia. “Ruang ke ruang menyajikan kebudayaan tiap daerah menunjukkan ada satu benang merah dari Sabang sampai Merauke yang membuktikan Indonesia merupakan satu bangsa yang kreatif dan memiliki nilai budaya khas. Pengunjung akan mengerti bahwa perbedaan budaya yang ada di masing-masing daerah merupakan kekayaan yang harus dihargai,” ujarnya.

Elly mengatakan, koleksi museum lebih dari 2000 buah topeng dari bagian Kepulauan Indonesia. Topeng-topeng tersebut memiliki nilai sejarah tinggi, karena beberapa dari koleksi dibuat pada abad 18 sampai abad ke-20. Beberapa topeng digunakan untuk upacara keagamaan, ritual ibadah dengan tarian sakral dari berbagai suku dan beberapa istana kerajaan di Indonesia. “Topeng merupakan bagian bentuk drama tari. Penari memakai topeng dan memainkan kisah-kisah kuno tentang raja-raja kuno atau mitos dan pahlawan. Tarian topeng yang paling menonjol di Bali dan Jawa,” jelas Elly.

Kebudayaan Indonesia telah dibentuk oleh interaksi yang panjang antara budaya asli dan beberapa pengaruh asing. Praktik budaya banyak dipengaruhi banyak agama, termasuk Hindu, Buddha, Konghucu dan Islam. Hasilnya, campuran budaya kompleks.Ruang-ruang galeri terbagi menjadi beberapa sekat. Di bagian tengah museum ada sebuah layar untuk menonton film kebudayaan Indonesia.
Saat menginjak pintu masuk, pengunjung akan langsung menemui berbagai koleksi kebudayaan dari Bali. Ada kisah Barong dan Rangda dan berbagai topeng khas Bali.

Galeri Jawa Barat menyajikan benda-benda peninggalan Kerajaan Pajajaran yg dipimpin Prabu Siliwangi. Genteng penolak bala, berbagai topeng khas Jawa Barat, serta keris.Galeri Jawa Tengah banyak dihiasi kendi dan tombak asli kerajaan Mataram. Galeri Jawa Timur menyajikan topeng yang menggambarkan karakter dan budaya Jawa timur seperti reog. Ada topeng reog dan keris bertuliskan Arab dari Sumenep. Ada macam-macam perhiasan dari emas, perak, dan tembaga khas Jawa Timur. Lorobonyo, figur pengantin dari berbagai daerah di Jawa Timur. Mandi kembang dengan tujuh warna dan tempat rujak yang berumur ratusan tahun.

Galeri Nusa Tenggara Timur memajang salah satu kanon atau meriam peninggalan Portugis. Ada alat musik drum zaman dulu berbahan tembaga. Kain tradisional khas NTT yang dipakai pahlawan atau pangeran dengan warna cokelat, hitam, dan merah. Ada juga pedang pangeran dan perhiasan cincin, dan gelang yang dipakai para keturunan kerajaan. Galeri Nusa Tenggara Barat menyajikan berbagai topeng khas daerah tersebut. Bentuk topeng hampir mirip dengan Bali. Begitu juga dengan keseniannya. Ada juga patung kesuburan yang berumur 1500 tahun dan kurungan yang indah. Beberapa keris khas lombok juga ada.
Galeri Sumatra memajang umbu, tempat pakaian yang mirip peti mati serba kayu tanpa paku. Ada juga tempat pengikir gigi untuk upacara potong gigi daerah Sumatra.

Galeri Papua banyak menyajikan benda yang bersifat spiritual. Salah satunya bulu dan tulang kaswari.
Galeri khusus wayang menceritakan sejarah wayang di Indonesia. Bahkan, Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam dan al quran lewat wayang. Ada juga buku sejarah al quran. Galeri Asia memajang piring-piring dinasti Cina. Galeri Sulawesi memajang patung tau tau khas Toraja. Patung yang ditaruh di perbukitan ini, seolah-olah dianggap arwah yang belum meninggal. Ada juga pedang bawah laut yang ditemukan di perairan Sulawesi. Ada juga penolak bala dan topeng kematian. Galeri Kalimantan menyajikan sejarah Mandau dan orang Dayak.

Galeri Kolonial Belanda zaman VOC menyajikan benda-benda yang digunakan waktu penjajahan. Ada koin dan uang dengan empat bahasa, Inggris, Belanda, Cina, dan Arab. Berbagai topeng para pejabat Belanda yang sempat menjabat di Indonesia. Galeri Majapahit memajang berbagai jenis keris zaman kerajaan Majapahit dan ada juga gada Gajahmada. Galeri keris memajang berbagai koleksi kepala keris di berbagai daerah di Indonesia. Galeri topeng dengan berbagai karakter mulai dari binatang, punakawan, dan raja. Galeri batik memajang batik khas di Indonesia seperti batik Bali, Solo, Pekalongan, Yogyakarta, Lombok, bahkan batik Toraja yang berumur 600 tahun. Di akhir perjalanan museum, pengunjung akan melihat patung Yene yang ditemukan di Kepulauan Leti yang kini sudah tenggelam. Patung tersebut dulunya digunakan sebagai sarana upacara dengan menggunakan darah manusia

Elly berharap, suatu saat apa yang sudah dikumpulkan dalam museum d’topeng dapat dijadikan tempat pembelajaran kebudayaan Indonesia bagi anak-anak generasi masa depan bangsa. –ast

koran tokoh, edisi 662, 26 s.d 1 okt 2011

1 komentar:

wirati mengatakan...

yogyakarta:

thanks for visiting my blog