Minggu, 26 Juni 2011

LBH APIK Bali Simpul Gerakan KIAS di Bali


Banyak kasus di Bali yang menempatkan perempuan sebagai subordinat laki-laki yang kedudukannya lebih rendah. Nilai-nilai yang berkembang di dalam masyarakat ini pada akhirnya ikut mendukung, bahkan menjadi penyebab terjadinya diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan. Demikian diungkapkan Ketua LBH Asosiasi Perempuan untuk Keadilan (APIK) Bali Ni Nengah Budawati, S.H. dalam diskusi,deklarasi, dan sosialisasi Komunitas untuk Indonesia yang Adil dan Setara (KIAS), Selasa (21/6) di Gedung Dewarra Sanggulan, Tabanan.
Ia menyebutkan beberapa kasus yang sangat meminggirkan perempuan Bali. Anak perempuan yang sudah kawin dan keluar dari lingkungan keluarganya, maka ia tidak berhak mendapatkan waris. Perempuan berkasta yang menikah dengan laki-laki jaba harus melakukan patiwangi yakni upacara penanggalan kasta. Imbasnya akan bermasalah ketika terjadi perceraian. Perempuan tidak bisa mendapatkan kastanya kembali ke rumah asalnya. Apabila meninggal akan terjadi hal pelik perempuan tidak bisa dikebumikan di keluarga asalnya dan di rumah keluarga suaminya juga tidak diperbolehkan. Akhirnya mereka terpaksa mengungsi ke panti jompo. Apabila tidak memilki anak laki-laki meneruskan keturunan, alternatif perkawinan nyentana atau pada gelahang. Namun, seringkali perkawinan model ini tidak disikapi degan bijaksana malah menjebak keluarga pada pertikaian dan persoalan baru.
Luh Anggreni mengatakan, LBH APIK Bali yang merupakan salah satu vokal poin Kias mencoba memetakan masalah ini dengan membuat FGD mencari strategi-strategi kampanye bersama dan membangun jejaring dan changemaker yang kuat untuk melakukan kampanye anti kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan atas nama adat/agama di Bali.
Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak ( PPA) Polres Tabanan Ketut Santiani mengatakan, kasus kekerasan yang paling banyak dilaporkan berupa kekerasan fisik terhadap istri. Selama ini, kata dia, kasus merupakan delik aduan. Penyelesaiannya dengan mediasi kedua belah pihak karena kalau sampai ke pengadilan ujung-ujungnya pasti perceraian.
Ni Made Ari Astuti S.H mengatakan, dari pengamatannya perempuan yang telah menikah dan keluar biasanya tidak mendapatkan waris, tapi hibah. Karena kalau waris, pihak saudara laki-laki pasti akan keberatan, apalagi waris tanah leluhur. Biasanya diberikan hibah atas harta gunakaya kedua orangtuanya dan diberikan semasih mereka hidup.
Tokoh adat Ds. Kekeran, Ds. Penatahan, Penebel Tabanan, Ketut Suwandra, S.Ag mengatakan, waris dapat berupa tanah hak kekayaan. dan waris berupa pura dan adat. Yang sangat pelik waris yang berupa tanah. Warisan ada dua, yang dimiliki leluhur dan ada yang disebut gunakaya hasil jerih payah orangtuanya. Perempuan haknya sudah diakui dalam pembagian waris dengan perbandingan ½ atau 1/3. Namun, hal ini belum dipahami masyarakat. Kalau anaknya sudah kawin keluar dan cerai kemudian kembali ke induknya sering tidak mendapatkan apa, bahkan cenderung ditelantarkan. Di Bali masing masing daerah memiliki keunikan tertentu karena adat, dresta, tradisi maupun awig-awignya. Walaupun agama Hindu yang dipakai dasar sudah menyarankan agar tidak membedakan orang atau kelahiran tapi karena dibendung dresta, sering membawa masalah kehidupan.
Pengurus Harian Majelis Desa Pakraman (MDP) Bali I Ketut Sudantra mengatakan, adat Bali sudah mengakomodir suara perempuan. Dalam Pasamuan Agung III MDP Bali 15 Oktober 2010 telah diputuskan perkawinan pada gelahang dapat diterima, sebagai jalan keluar bagi keluarga yang punya anak tunggal, baik laki-laki saja atau perempuan saja. Inilah contoh keadaan darurat (paksa). Perkawinan pada gelahang juga bisa dipilih sebagai alternatif perkawinan nyentana. Semuanya tergantung kesepakatan bersama antara pasutri yang akan menikah dan keluarga masing-masing berdasarkan prinsip paksa, lasia, dan satia.
Ritual patiwangi yang merendahkan harkat dan martabat perempuan juga ditinggalkan. Pasamuan Agung III MDP juga memutuskan hak dan kewajiban suami istri. Jika terjadi perceraian perempuan mendapatkan hak atas harta gunakaya, sepertiga dari harta bersama. Hukum adat juga mengizinkan ibu tetap mengasuh anaknya tanpa menutuskan hubungan dengan bapaknya selaku purusa. Asal tetap menjaga hubungan baik antara anak dengan ayah dan keluarga besar ayahnya. Perempuan yang pulang kembali ke rumah asalnya setelah bercerai, diterima kembali oleh keluarga asalnya dengan status mulih daa. Begitu juga laki-laki yang pernah kawin nyentana. Laki-laki kembali ke rumah asalnya dengan status mulih taruna. Untuk seterusnya mereka akan melaksanakan kewajiban dan memunyai hak di keluarga asal lagi.
Sudantra yang juga dosen Fak. Hukum Unud ini mengatakan, bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi tentang adat Bali, bisa datang ke Bali Shanti di lantai dasar Gedung Pascasarjana Unud.
I Nengah Ardiaska dari gerakan we can menilai, adat dan agama sudah mengalami distorsi. Ini berhubungan dengan akhlak dan moral. Silabus pendidikan harus diubah. Ia mengusulkan, hasil Pasamuan III MDP dimasukkan ke dalam mata pelajaran PPKN dan IPS. Ini berkaitan dengan hak perempuan sebagai warga negara.
Gusti Ayu Suasti perwakilan dari para guru menambahkan, banyak tokoh adat dicampuri politik. Bahkan ada tokoh adat yang tidak faham adat itu sendiri. Ia setuju, sosialisasi masalah adat segera dimasukkan dalam pendidikan, agar siswa sedari dini mengetahui bagaimana sebenarnya hukum adat Bali. Menurutnya, pengenalan adat termasuk pendidikan karakter bangsa yang bisa diimplementasikan pada semua bidang studi.
I G.A. Diah Yuniti dari LSM Bali Sruti menilai hasil MDP belum sampai ke akar rumput di masyarakat.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu dan Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kab. Tabanan Ibu Mangku. Ia menilai, Pasamuan III MDP telah disepakati tahun 2010, namun, mengapa sosialisasinya belum menyentuh semua lapisan masyarakat. Perlu dipikirkan suatu strategi agar hasil keputusan ini sampai ke akar rumput di masyarakat, terutama tokoh adat sehingga diskriminasi terhadap perempuan bisa diminimalkan. Bulan Agustus dan September 2011, ia berencana akan turun ke desa-desa. Program ini melibatkan LSM, perguruan tinggi dan desa pakraman. Masalah utama yang digaungkan adalah sampah. Namun, akan dimasukkan juga sosialisasi masalah adat.
Sudantra mengakui, keterlambatan sosialisasi ini sampai ke akar rumput salah satu disebabkan karena kekurangan dana. “Yang penting sudah ada dasar terlebih dahulu,” ujarnya. Namun, ia berharap, dengan sistem getok tular, dan dimulai dari gerakan di Tabanan, pembagian buklet buku Kias dan LBH APIK dapat membantu sosialisasi.
Menurut Budawati, banyak proposal yang diajukan LBH APIK Bali, namun, belum ada respon dari pemerintah. Tapi ia bersama teman-teman LSM tidak patah semangat. Saat sosialisasi dari 10 yang diundang, 5 orang yang hadir baginya sudah cukup. Paling tidak, perempuan sudah berani berbicara ini masalahnya.
Ketua MDP Tabanan Ketut Suartanayasa mengatakan, Tabanan memiliki 346 desa pakraman. MDP Tabanan baru menyosialisasikan hasil Pasamuan Agung III MUDP ini ke 150 desa pakraman. Sosialisasi dilakukan dengan pelatihan kader pendidikan budaya tentang gender. Sasarannya ibu-ibu PKK. Dua desa yakni Penebel dan Kediri menjadi pilot project tentang pendidikan gender. Ia berharap, pendidikan gender dimasukkan ke dalam dunia pendidikan melalui bidang studi dan ektrakurikuler agar generasi muda dan sekeha teruna-teruni faham apa perannya di masyarakat. Hal ini untuk menghilangkan ketakutan anak –anak muda tentang adat.

Desa Setara
Budawati mengatakan, LBH APIK Bali menjadikan Desa Kekeran, Ds. Penatahan, Penebel Tabanan sebagai model desa setara. Desa Kekeran telah memberi contoh berjalannya rasa keadilan dan kesetaraan. Tidak saja awig-awignya yang mendukung, tapi tokoh adat juga berperan. Perkawinan pada gelahang berjalan dengan baik. Perkawinan nyentana menjadi hal biasa. Bagi perempuan berkasta yang menikah dengan laki-laki biasa tidak pernah melakukan ritual patiwangi.
Menurut Ketua MDP Tabanan Suartanayasa, kemampuan tokoh adat Desa kekeran telah menjadi contoh dapat mempengaruhi masyarakat. Itulah yang disebut pemimpin atau penglisir. Awig-awig harus diperbaiki agar mengacu pada UUD 1945, Pancasila dan HAM. Awig-awig bisa disempurnakan lewat pararem.
Menurut Ketut Suwandra, S.Ag yang sudah 20 tahun mengurusi adat di Desa Kekeran mengatakan, kalau ada perkawinan yang bermasalah selalu dimulai dengan rembug keluarga. Tujuannya, mencari solusi demi kebaikan bersama-sama karena semua memiliki hak. Selalu ditekankan kesepakatan. Adat ini diterima secara turun temurun, dimana para leluhur sudah memberi contoh dan turunannya hidup rukun dan damai.
Sampai sekarang, kata dia, belum pernah ada masalah sampai terjadi perceraian apalagi sampai anaknya tidak diakui. Disinilah pentingnya pemahaman tiap pasangan dan keluarga. “Biasanya, kalau buntu, kami sebagai tokoh adapt memberi umpan balik. Kalau bapak atau ibu memunyai kasus seperti ini, bagaimana perasaannya. Tolong andaikan pada diri sendiri. Inilah yang biasanya kami jadikan dasar,” ujarnya. Kalau memang perlu surat keterangan, adat siap membantu. Surat ditandatangani kedua mempelai, orangtua, perbekel dan dibubuhi meterai. Sampai saat ini, perkawinan berjalan lancar sampai turun temurun.

Tidak Ada Komando Bersama
Abdul Hamim Jauzie dari Federasi LBH APIK Indonesia mengatakan, Kias Komunitas untuk Indonesia yang adil dan setara merupakan jaringan masyarakat yang bertujuan menghapus praktik diskriminasi dan kekerasan perempuan yang didasarkan atas tafsir agama, adat dan budaya. Menurutnya, selama ini gerakan penghapusan diskriminasi perempuan kelemahannya tidak ada komando bersama. Kias lahir dengan mengandeng 17 lembaga di Indonesia. LBH APIK Bali dipilih sebagai simpul gerakan di Bali. KIAS dan LBH APIK Bali sudah menerbitkan buku yang berjudul “Payung Adat untuk Perempuan Bali”. –ast

Koran Tokoh, Edisi 649, 26 Juni 2011

100 cc Silikon Tambah Satu Ukuran Payudara

Payudara indah idaman tiap wanita. Namun, berhati-hatilah jika Anda ingin memperindah payudara dengan memperbesar atau memperkecil payudara. Datanglah ke dokter bedah plastik yang memang khusus menangani masalah ini. Jangan sampai lantaran tergoda iklan atau rayuan oknum tak bertanggungjwab, Anda mengalami komplikasi yang membahayakan jiwa Anda. “Bedah plastik kosmetik merupakan cara aman bagi wanita memperbaiki kekurangan dalam tubuhnya,” ujar Ahli bedah plastik RS Sanglah dr. A.A. Asmara Jaya, Sp. BP (K).

Untuk memperbesar payudara, ada dua bahan yang digunakan yakni silikon dalam bentuk jelly dan larutan salin. Dua bahan ini sudah direkomendasikan aman bagi perempuan yang ingin memperbesar payudaranya. Untuk pembesaran payudara, awalnya, pasein hanya boleh melakukan pengisian sekitar 150-500 cc. Ukuran silikon jelly bermacam-macam, sesuai dengan bentuk payudara.
Awalnya, dokter akan memeriksa kondisi pasien dan melihat postur tubuhnya untuk menyesuaikan bentuk payudara yang diinginkan agar tidak terlalu kebesaran. Operasi dilakukan dengan pembiusan total pada pasien.
Silikon jelly sudah dilapisi kapsul dan tinggal di masukkan ke dalam rumahnya yang terlebih dahulu sudah dibuat dengan mengambil lokasi di areal lipatan payudara atau di sisi payudara ke arah ketiak.
Tiap 100 cc implan yang dimasukkan akan menambah satu ukuran payudara. Sedangkan larutan salin tinggal dimasukkan ke dalam payudara. Larutan ini kondisinya sama dengan cairan tubuh sehingga jika pecah cairan akan diserap dan masuk ke sel tubuh dan akhirnya terbuang lewat air seni.
Lelaki asal Puri Peliatan Ubud ini menyayangkan, banyak salon kecantikan atau oknum tak bertanggungjawab mencoba menawarkan perawatan payudara dengan suntik silikon. Padahal, suntik silicon sangat berbahaya. Bahannya bukan dibuat untuk manusia tapi untuk melumaskan mesin. Cairan ini setelah dimasukkan ke dalam kulit akan bereaksi sehingga membuat kulit iritasi seperti kemerahan dan bisa menimbulkan infeksi pada payudara. Kulit terlihat seperti buah jeruk. Terlihat ada benjolan-benjolan seperti tumor di payudara. Jika terjadi peradangan pada payudara, bisa merubah sel-sel yang dapat memicu kanker payudara.
Ia mengatakan, sangat sulit merekontruksi cairan silikon yang sudah meluber kemana-mana. Biasanya dokter akan membuang sebanyak mungkin yang bisa dilakukan. Tergantung banyaknya disuntikkan. Biasanya hanya 50% yang dapat ditangani,” paparnya.
Impan silicon jelly Jelly ini tidak akan pecah, karena letaknya di dalam yang sudah terbungkus, kecuali ditusuk. Pecahnya pun tidak langsung mencair. Mudah dideteksi. Jika terjadi komplikasi tidak langsung bereaksi ke kulit. Silicon jelly dalam bentuk kapsul sehingga jika terjadi komplikasi akan terlihat seperti menggumpal.
Namun, kata dia, sampai saat ini, ia belum menemukan pasien yang terkena komplikasi karena penggunaan silicon jelly.
Walau pun ada pasien yang mengalami komplikasi, itu lebih banyak disebabkan karena kondisi tubuhnya yang tidak prima. Komplikasi pun dapat ditangani dengan mudah dan tidak menimbulkan reaksi yang bisa membahayakan nyawa pasien.
Operasi payudara hanya berjalan sekitar 1-1,5 jam. Penyembuhan luka operasi sekitar seminggu. Dua minggu kemudian pasien sudah bisa beraktivitas normal. Ada perawatan yang harus dilakukan di rumah setelah seminggu yakni melakukan pijatan ringan di sekitar payudara. Tujuannya agar volume payudara tidak berubah dan bentuk tetap seperti semula. Lakukan pijatan tiga kali putaran dengan lembut sampai sekitar tiga bulan.
Sedangkan bagi perempuan yang memiliki payudara agak besar dan ingin memperkecil, bedah kosmetik dapat dijadikan pilihan. Dokter akan membuang kelenjar payudara di bagian bawah, dan puting susu akan dinaikkan. Proses operasi ini lebih lama berkisar dua jam. Penyembuhan lukanya sama dengan operasi lainnya. Bekas luka biasanya tidak terlalu terlihat. Dokter akan melakukan pembedahan di bagian lipatan sehingga bekas luka terlihat samar. -ast

Koran Tokoh, edisi 648, 19 Juni 2011

Sabtu, 25 Juni 2011

Perhatikan Mood

Dalam bayangan kita, model untuk pemotretan selalu diidentikkan perempuan cantik atau laki-laki ganteng. Padahal, cakupan model sangat luas. Tidak hanya perempuan dan laki-laki, remaja, orang dewasa dan orangtua, bayi serta anak-anak termasuk juga binatang dapat menjadi model dalam pemotretan. Demikian dipaparkan Fotografer Profesional A.A.Ngr. Anom Manik Agung, S.Sn. di hadapan peserta Workshop Fotografi yang digelar Koran Tokoh dengan tema “Mahir Memotret Model”, Minggu (29/5) di Wantilan Gedung Pers K. Nadha.
Lelaki yang menekuni fotografi lantaran hobi sejak di bangku kuliah ini mengatakan, tujuan akhir dari pemotretan model adalah menyajikan foto yang enak dilihat. Untuk itu, fotografer harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang si model itu sendiri.

Ia menyebutkan, memotret bayi dan orang tua merupakan model yang paling sulit. Apalagi bayi yang baru bangun. Fotografer harus sabar menunggu mood si bayi untuk difoto. “Fotografer harus mampu mengkomunikasikan dengan orangtuanya waktu-waktu yang menyenangkan bagi bayi untuk difoto. Misalnya jam berapa makannya, kapan waktu cerianya, jam berapa tidur dan bangun. Termasuk juga apakah akan difoto di rumahnya atau datang ke studio. Ini harus diketahui fotografer. Bila perlu, bawa mainan agar si bayi mau diajak bersahabat dan memudahkan memotretnya,” papar lelaki yang mendapatkan lebih kurang 70 penghargaan di bidang fotografi tingkat nasional dan internasional ini.
Sukmana salah seorang peserta mengatakan, selama ini ia kesulitan memotret remaja SMA untuk buku tahunan. Hasil yang didapatkan menurutnya, kurang memuaskan. Menurut Anom Manik, jika ingin memotret remaja harus punya trik. Memperhatikan mood menjadi hal penting. Apakah ia lagi marah atau kesal atau lagi senang. Untuk menyiasatinya, kata Anom Manik, perlu kesepakatan antara fotografer dengan si model. “Masa remaja memang dipenuhi dengan keceriaan. Mereka kadang susah diatur dan ribut apalagi foto berbanyak. Disinilah perlunya komunikasi yang baik. Pengetahuan fotografer tidak hanya mencakup dunia fiotografi tapi komunikasi juga menjadi urusan penting. Apa gagasan yang diminta dapat dipahami si model,” tutur salah seorang pengurus Perhimpunan Fotografer Bali ini.
Untuk memotret buku tahunan, menurutnya, model diatur sedemikian rupa sebaiknya berjejer, ada yang duduk dan berdiri. Bisa juga dilakukan di tangga dan disusun sedemikian rupa tapi jarak dengan yang diatasnya tidak terlalu mencolok. Tamatan Seni Rupa & Desain Universitas Udayana ini mengatakan, memotret orang tua juga membutuhkan kesabaran. Mood tetap menjadi prioritas.

Saat ini berbagai tipe kamera beredar di pasaran. Mulai dari medium format yang memiliki resolusi lebih besar sehingga harganya lebih mahal. Biasanya digunakan untuk keperluan komersial karena membutuhkan kualitas yang baik. Tipe kamera yang sedang tren, DSLR. Resolusinya sudah bagus, dengan dilengkapi berbagai kecanggihan dan asesoris. Bisa diseeting sesuai keinginan, bisa merekam gambar dalam hitungan detik. Beda dengan kamera pocket, yang memiliki keterbatasan kecepatan dan tidak bisa menyamai kamera DSLR. “Memang kamera pocket lebih bisa mobile karena ringan dan bentuknya yang mungil. DSLR lebih akurat dalam memotret model karena memiliki tiga lensa, wide, normal, dan tele,” ujarnya. Sedangkan, kamera ponsel sangat terbatas dan kecepatannya rendah disamping kualitas gambar juga kurang. Untuk memilih kamera, sekarang tergantung keperluannya. Apakah untuk komersial, professional atau untuk dokumentasi pribadi. Selain bagus untuk memotret model, DSLR juga dilengkapi dengan berbagai asesoris seperti flash, reflektor yang memancarkan efek tertentu, atau mobile light.
Menurutnya, waktu yang tepat untuk memotret adalah pagi dan sore. “Pagi hari sinar lembut akan menghasilkan gambar yang hidup dan ada dimensi,” jelasnya. Sementara jika diharuskan memotret di siang hari, ia menyarankan, fotografer sebaiknya melakukan survey lokasi terlebih dahulu. Kemudian tentukan posisinya dimana. Biasanya akan terlihat cahaya di wajah model terutama di bawah hidung. Dapat menggunakan reflektor atau flash.
Salah seorang peserta Puja mengatakan, ketika memotret siang hari dan berlawanan dengan sinar matahari wajah model terlihat kurang segar.

Menurut Anom Manik, untuk menyiasatinya jangan paksakan model untuk langsung difoto ketika tiba di tempat. Siasati terlebih dahulu di beberapa tempat yang lebih teduh. Sesi pemotretan tidak sekali jepret. Sebaiknya perkirakan terlebih dahulu posisi yang tepat. Bisa dicek apakah langitnya berawan. Kalau tidak, bisa gunakan dua atau tiga flash yang bisa menyaingi cahaya siang. Posisikan seperti pemotretan di studio.
Waktu memotret yang baik juga di sore hari berkisar pukul 15.00 -16.30. Karakter cahaya dari depan sangat bagus sehingga menghasilkan gambar yang hidup. Memotret saat malam hari perlu pengetahuan tentang penggunaan flash.
Pemotretan dapat dilakukan di studio atau di dalam ruangan, dan di out door seperti taman, pantai, atau pegunungan. Sumber cahaya untuk pemotretan berasal dari matahari dan cahaya buatan seperti lampu studio, flash dan tungsten. Dapat juga digunakan cahaya kombinasi keduanya jika dibutuhkan.
Arah cahaya ada yang dari depan (frontlight), cahaya dari samping (sidelight) kanan-kiri memunculkan tekstur yang diinginkan. Untuk menampakkan karakter romantis atau lembut dapat menggunakan cahaya dari belakang (backlight), contohnya pemotretan pra wedding. Pencahayaan bisa juga dikombinasikan. Gunakan flash tambahan atau flash dari kamera.
Untuk menyiasati bentuk tubuh model yang tidak sempurna, fotografer harus mengetahui komposisi angle pemotretan. Apakah rule of third atau sepertiga dari obyek, vertikal – horisontal, simetris – asimetris, normal, high angle and low angle. “Berhati-hati dengan penggunaan lensa. Lensa lebar akan menghasilkan kaki model lebih lebar. Fotografer boleh bermain –main dengan kreativitas tapi tetap pergunakan rasa. Menggunakan lensa tele akan menghasilkan obyek yang timbul,” ujarnya. Ia mengatakan, kamera sudah membawa lensa bawaan, tinggal fotografer mengarahkan dengan optimal.
Yudiana mengatakan, sangat sulit mengarahkan model. Anom Manik mencoba memberikan tips. Biarkan mengalir apa adanya. Buatlah gaya yang mudah. Awalnya seperti membuat pas photo menghadap ke depan, ke kiri dan ke kanan. Fotografi tidak hanya dalam bentuk close up. Model dapat sejajar dengan fotografer, berdiri, duduk, atau membelakangi fotografer.
Yang penting, arahkan ke tempat yang nyaman. Kalau ingin ada kekuatan cahaya, ajak ke luar mencari sinar matahari untuk landscape. Menurutnya, untuk referensi gaya bisa juga lewat majalah.

Anom Manik menegaskan, unsur background sangat penting. Artinya, fotografer harus menempatkan model di tempat yang baik. Bagaimana mengarahkan wajah, pose, dan perhatikan background. Fotografer harus mengeksekusi secara menyeluruh. Walaupun ada software photoshop yang membantu melakukan koreksi, alangkah baiknya, kata dia, fotografer mendapatkan hasil yang bagus dan murni dari jepretan kamera.
Untuk mahir memotret, ia memberikan tips ringan. Selain memiliki pengetahuan fotografi secara umum, dan penguasaan peralatan, fotografer harus lebih sering melakukan pemotretan. Disamping itu, fotografer harus memiliki kreativitas dan jiwa seni. –ast

Koran Tokoh, Edisi 646, 5 Juni 2011

Makan Durian Cukup 3 Biji

SEBAGIAN orang takut makan durian karena kadar kolesterolnya yang tinggi. Walau pun terkenal dengan rasanya yang lezat, sebagian orang malah tak tahan aromanya yang khas yang dapat memicu rasa mual dan muntah. Sementara, sebagian orang, malah memburu buah yang hanya tersedia musiman ini karena jarang dapat menikmatinya. Namun, tahukah Anda, jika dimakan secukupnya, durian tidak akan menimbulkan penyakit. “Durian paling banyak mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Tak cuma itu, zat-zat lain seperti serat, kalsium, asam folat, magnesium, zinc dan besi juga ada di dalamnya,” papar Ahli Gizi Poltekkes Denpasar Ida Ayu Eka Padmiari, S.K.M, M.Kes.

Walaupun mengandung gizi, ia menyarankan, sebaiknya mengonsumsi durian maksimal 100 gram perhari atau setara dengan 3-4 biji durian. Sebab, dalam 100 gram itu saja sudah relatif banyak gizi yang diperoleh. “Setiap 100 gram mengandung 67 gram air, 28,3 gram karbohidrat, 2,5 gram lemak, 2,5 gram protein, 1,4 gram serat. Durian juga banyak mengandung vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C; serta kalium, kalsium dan fosfor,” ujarnya.
Ia mengatakan, dalam 100 gram durian terkandung 147 Kkal. Artinya, ketika seseorang makan 1 kg durian, jumlah kalori yang ia dapatkan 1.470 Kkal atau sudah sebanding dengan porsi makannya selama satu hari. Karena kalorinya yang tinggi ini, kata dia, buah durian bersifat panas. Kandungan senyawa afrosidiak pada durian hampir sama dengan senyawa pada nangka karena senyawa tersebut memunyai ikatan atom karbon yang banyak sehingga panas yang dihasilkan oleh metabolisme karbon juga tinggi. Pasien diabetes, ibu hamil, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan untuk makan durian.
Namun, sebagian orang mengatakan, tidak akan terjadi efek yang buruk bagi kesehatan jika setelah makan durian minum air dengan kulit durian.
Menurut Ida Ayu Eka Padmiari, anggapan itu hanya mitos. “Secara ilmiah tidak ada hubungannya tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan jika minum dengan kulit durian. Yang benar setelah makan durian harus minum air putih secukupnya. Kebetulan saja minum airnya dengan kulit durian, tapi yang jelas tidak ada hubungannya,” jelasnya.
Dikutip dari Healthmad, dengan makan durian yang cukup, beberapa penyakit dapat teratasi seperti mengatasi sembelit karena banyak mengandung serat, dan mengatasi anemia karena mengandung folat atau Vitamin B9 yang dibutuhkan untuk memproduksi sel darah merah.

Selain itu, dapat menjaga kesehatan kulit karena mengandung Vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan dan antipenuaan, mengandung banyak potasium atau kalsium sehingga baik untuk kesehatan tulang dan persendian. Menjaga nafsu makan karena banyak mengandung thiamin atau Vitamin B1. Mengatasi migrain karena mengandung senyawa riboflavin atau Vitamin B2. Meredakan stres dan mengatasi depresi karena mengandung Vitamin B6 atau piridoksin. Menjaga kesehatan gigi dan mulut karena mengandung posphor.
Selain itu, durian juga mengandung banyak asam amino triptofan, yang gunanya untuk mengurangi rasa gelisah, depresi, dan mengobati insomnia. Makan durian juga menimbulkan rasa bahagia karena buah ini meningkatkan kadar serotonin dalam otak.
Namun, perlu diwaspadai bagi siapa saja, gangguan pada tubuh akan muncul apabila makan durian lebih dari takaran normal 100 gram. “Lonjakan energi yang mendadak pada tubuh sehingga mengakibatkan kenaikan tekanan darah yang tiba-tiba, kenaikan kadar glukosa dalam darah secara mendadak sehingga akan mengakibatkan kerja jantung pun mendadak meningkat. Hal ini sangat membahayakan bagi orang yang mengalami hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung,” paparnya. –ast

Tips Makan Durian:
Agar tidak menimbulkan dampak yang kurang baik bagi kesehatan, jika ingin makan durian beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Konsumsilah durian dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan kesehatan masing-masing.
2. Hindari makan durian dalam keadaan perut kosong. Makanlah durian setelah makan siang.
3. Hindari makan durian dengan menambah dengan makanan yang mengandung gula, karena akan meningkatkan kadar gulanya dan meningkatkan energi.
4. Segeralah minum air putih sedcukupnya setelah makan durian.

Koran Tokoh, Edisi 646, 5 Juni2 011

Pancasila

Pengingkaran terhadap jati diri bangsa yang plural sudah makin tampak. Indikasinya, munculnya prilaku sosial yang cenderung dilandasi ikatan primodial, seperti agama, suku, ras, dan kedaerahan. Menurut pengamat sosial politik Made Suantina ini akses dari diberlakukannya sistem pemerintahan daerah yang menganut faham atau asas otonomi yang seluas-luasnya.
Dosen Fisipol Univ. Warwadewa ini mengatakan, kita hampir lupa dalam praktik ketatanegaraan otonomi itu berada dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini harus dibedakan dengan faham liberalisme. Di negara federal, kata Suantina, beberapa negara yang merdeka kemudian mereka yang membentuk pemerintahan pusat. Sedangkan negara Indonesia berbeda. Negara besar merdeka terlebih dahulu, kemudian dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan an efisiensi dalam pelayanan kepada masyarakat dibentuklah pemerintah daerah. Keberadan pemerintah daerah jelas berada dalam payung naungan NKRI.

Kalau dikaitkan dnegan sejarah perjalanan bansa Indonesia, kita sudah pernah bersumpah dalam kebinekaan menjadi satu bangsa dan satu tanah air. Akumulasi semangat nilai kebangsaan tercermin dalam butir pancasila misalnya persatuan Indonesia. Semua sila yang terkandung di dalamnya menyatukan kebinekaan itu.

Kalau sekarang sudah terjadi pengingkaran isensi persatuan dan menonjolkan ikatan primodial ini merupakan dampak dari diterapkan dari UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang sistem pemerintahan daerah yang menganut otonomi seluas-luasnya. Penyebab lain, ekses dari kesalahfahaman dari reformasi. Reformasi malah diartinya serba boleh. Apa yang dulu tidak boleh sekarang iartikan boleh itu kesannya. Sehingga rambu-rambu yang mengikat kita dalam NKRI banyak dilanggar. Kalau hal ini dibiarkan fatal akibatnya. , Apa yang dialami negara Uni Soviet bisa terjadi di Indonesia. Uni Soviet yang awalnya negara federal, sekarang pecah belah hancur lebur. Negara bagian berdiri sendiri. Kalau sampai negara satuan pecah, kita tidak utuh lagi sebagai bangsa.
Jati diri bangsa iNdonesia tercermin dalam nilai pancasila.
Kita tidak bisa mengikari ada gerakan seperti NII.

Dalam pandangannya, pemerintah tidak cukupsigap atau merespon terhadap persoalan ini. Gerakan ini sudah berhadapan dengan gerakan KNRI
Fenomen yang muncul di internal sendiri di pemerintahan baik itu eksekutif dan legislatif adanya prilaku yang bertentangan dengan prilaku kebangsaan nasionalisme, ikatan makin menyempit. Ironisnya, di zaman reformasi justru ikatan kedaaerahan yang muncul, misalnya bupati Tabanan merupakan putra kelahiran Tabanan, bupati Buleleng haruslah putra Buleleng. Di Bali karena dominan agama hindu calon bupati harus bergama hindu. Kalau saya mencalonkan diri menjadi anggota DPRD di Denpasar tidak diterima karena dianggap bukan putra Denpasar. Padahal, mungkin kalau saya mencalonkan diri di Denpasar , saya banyak teman dan network di Denpasar. Tapi Tidak laku dijual karena bukan putra daerah. Padahal kalau sesungguhnya, kita bicara KNRI, siapa saja boleh dicalonkan, yang masih dianggap bisa menyelamatkan garda NKRI.

Di era reformasi ini, kata Suantina, seharusnya kita lebih dewasa dalam menegakkan demokrasi. Syarat demokrasi adalah kesetaraan. Artinya, kemajuan demokrasi di Indonesia merupakan kemajuan yang semu.
Menurutnya, dalam mempertahankan keutuhan NKRI kita harus mereaktualiasasikan nilai pancasila itu ke seluruh komponen masyarakat.

Format orde baru seperti penataran P4 tidak hanya diberikan dalam dunia pendidikan, tapi sampai ke desa-desa lewat banjar agar masyarakat tidak lupa mempraktikkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupannya.
Jangan sampai menepuk dada pancasilais, tapi dalam praktiknya lebih liberal dengan warga negara liberal.
Apapun bentuk atau istilahnya, tidak mesti dalam bentuk penataran P4, misalnya doktrinasionalisme, pendidikan kebangsaan, penataran kewarganegaraan, yang jelas semua lapisan masyarakat harus didoktrinasi. Kalau hanya mengubah UU pendidikan, itu hanya menyasar dunia pendidikan. Bagaimana dengan orang-orang yang tidak mengenyam bangku sekolah?

Yang saya lihat masih di tubuh TNI/POLRI saja yang menjaga kebinekaan tersebut. Gerakan emosional kebangsaan Indonesia berlawanan dengan gerakan zaman.
Gerakan zaman mengarah ke globalisasi, dimana batas –batas negara sudah rapuh. Artinya, orang sudah bicara dunia negara saya. Misalnya, capek menjadi warga negara Australia, dia bisa pindah ke Singapura.
Orang sudah berpikir seperti itu. Sedangkan di Indonesia makin mnyempit. Otonomi daerah, dan fanatisme suku. Yang perlu beradaptasi bukan Pancasilanya, tapi manusianya. Jangan Pancasila dibenturkan dengan keinginan egois kita. Amandemen UUD 45 sudah kebablasan. Sudah 4 kali diamandemenkan malah sudah tidak dijiwai roh pancasila. Dengan dihapuskan DPA, dengan dibentukkan lembaga baru DPD itu sama saja dengan semangat liberal. Lucunya, di satu sisi kita sudah sepakat negara kesatuan, tapi kita malah menpraktikkan negara federal. Tatanan terdahulu yang dibuat pendiri negara kita kembali kepada UUD 45 yang murni sebelum diamandemenkan. Bila perlu, buatkan UU khusus tentang doktrin ideologi nasional. Agar semua lapisan masyarakat mengetahui Pancasila sebagai idelologi negara. –ast

Koran Tokoh, Edisi 645, 29 Mei 2011