Minggu, 31 Januari 2010

Sulit Cari Mayat untuk Cadaver

Cadaver adalah jenazah yang digunakan mahasiswa belajar anatomi di Fakultas Kedokteran. Sejak dulu sampai sekarang, cadaver sulit didapatkan. Saat ini, FK Unud mendapatkan cadaver dari RS Sanglah. “Sangat sulit mendapatkan cadaver di Bali. Untuk itu, FK Unud melakukan inovasi cara pembelajaran anatomi dengan atlas elektronik yang lengkap dengan tiga dimensinya,” ujar Pembantu Dekan I FK. Unud Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp. OT.M.Kes.

Ia mengatakan, dengan adat dan budaya Bali sulit mendapatkan cadaver di Bali. Untuk itu, atlas elektronik menjadi pilihan lainnya. Dengan warna sesuai dengan organ asli manusia yang utuh sehingga sangat membantu proses pembalajaran. Selain itu, pembelajaran anatomi manusia juga dilakukan dengan memeriksa temannya sendiri. Misalnya, gerakan lutut, bunyi jantung, dan suara paru. Idealnya, kata Profesor Orthopedi pertama di Bali ini, satu cadaver dipergunakan untuk 10-20 mahasiswa.

Ia mengatakan, sepuluh tahun yang lalu, cadaver didapat dari FK Universitas Airlangga Surabaya dan Universitas Brawijaya Malang. “Kami hanya mengganti biaya penyimpanan dan transportasinya sehingga biayanya sangat tinggi,” kata Prof. Astawa ini. Sekarang ini, FK bekerja sama dengan RS Sanglah untuk mendapatkan cadaver. FK memiliki lima cadaver di bagian laboratorium anatomi. “Idealnya jika cadaver rusak/sudah dipakai harus diganti. Namun, karena kesulitan mendapatkan cadaver maka inovasi pembelajaran menjadi sangat penting,” ujarnya. Ia mengatakan, dengan kurikulum lama kelihatannya FK Unud kekurangan cadaver. Namun, dengan kurikulum berbasis kompetensi dan dengan adanya inovasi pembelajaran, kendala pratikum anatomi kini dapat diatasi. –ast

Cadaver “Guru Besar”
Dokter I Wayan Suarya dari Bagian Anatomi FK Unud mengatakan, jenazah diterima di FK dalam kedaan utuh dan tidak busuk. Sebelum dipakai cadaver, jenazah disuntik dengan campuran obat (zat kimia) kemudian direndam minimal 6 bulan. Setelah itu, baru dipotong atau diiris atau dikuliti sesuai keperluan. “Setelah digunakan sebagai sebagai cadaver, mayat dikremasi di Mumbul Nusa Dua. Kalau ada yang bisa dipakai seperti tulang, bisa dipakai untuk pembelajaran tulang,” ujarnya. Ia mengatakan, saat OSPEK mahasiswa FK sudah dikenalkan cadaver. Tanpa cadaver, para dokter tidak ada artinya. Cadaver adalah “Guru Besar”. –ast

Lebih Serem Film Horor
Mahasiswa FK sudah disiapkan sejak awal agar berani melihat mayat. Saat OSPEK mereka dikenalkan cadaver. Pembelajaran itu bertujuan, agar mahasiswa belajar mengenal guru besarnya dan tidak takut melihat mayat. Putri, mahasiswi FK Unud semester 7 mengatakan sejak pertamakali masuk di FK, sudah diberitahu kakaknya nanti ia akan masuk ke kamar mayat. Jadi harus sudah siap dan tidak takut. Sama halnya dengan penuturan temannya Karta. Ia mengaku tidak takut dengan mayat, karena cadaver adalah sarana untuk belajar menjadi dokter. Justru Putri mengatakan, lebih seram film horor karena terlalu dibuat-buat. “Saya malah lebih takut menonton film horor dibanding melihat mayat sesungguhnya,” ujarnya sambil tertawa.-ast

Tak Ada keluarga, Sebulan Masuk Container
RS Sanglah sudah memunyai prosedur tetap kapan jenazah dapat diserahkan ke pendidikan kedokteran. Syaratnya, jenazah utuh dan tidak terindentifikasi. “Setelah dilakukan identifikasi, kalau dalam jangka waktu tiga bulan belum ada pihak keluarga yang mengakui jenazah tersebut, setelah diumumkan di rumah sakit dan media massa, jenazah bisa diserahkan ke FK Unud,” ujar Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah dr. Ida Bagus Putu Alit, SpF., DFM.
Namun, kata Dokter Alit, syaratnya, sesampai di FK, jenazah tidak boleh dipotong dulu, sampai jangka waktu 6 bulan. Menunggu pihak keluarga yang datang. Selama di FK, jenazah diobservasi dan diawetkan.
Kalau sudah lebih dari enam bulan disimpan di FK, tidak ada pihak keluarga yang mengakui, dapat dijadikan cadaver. “Tidak ada batas waktu tertentu untuk pengiriman jenazah sebagai cadaver ke FK Unud, tergantung kebutuhan saja. Saat ini, jumlah cadaver di FK sudah cukup. Walaupun ada jenazah yang tidak terindentifikasi dan utuh, kita akan kremasi di sini,” ujar Ketua tim Terpadu Pelaporan dan Pencatatan Korban Tindak Kekerasan RS Sanglah ini.

Ia mengatakan, penyimpanan jenazah di Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah berjumlah 16 cooling unit. Selain itu, terdapat dua container yang mampu menampung 80 jenazah. Fungsi container untuk menyimpan jenazah yang tidak dikenal.
“Saat pertamakali jenazah masuk, disimpan di cooling unit sampai ada pihak keluarga yang mengakui. Jika dalam waktu sebulan tidak ada yang mengakui, jenazah dimasukkan ke container. Menunggu kremasi atau dibawa ke FK Unud,” jelas Anggota Jaringan Bioetika Humaniora Kesehatan Indonesia ini.
Ia mengatakan, container juga berfungsi menyimpan jenazah korban massal misalnya korban bom. Kualitas cooling unit dan container sama, dengan suhu -1 s.d. 3 derajat celcius. “Yang membedakan, cooling unit memuat masing-masing satu jenazah jadi lebih bersifat privasi. Sedangkan container dalam satu ruangan memuat banyak jenazah,” ujarnya. Instalasi Forensik RS Sanglah sudah mengusulkan penambahan 12 cooling unit ke Depkes RI tahun 2010 untuk mengantisipasi jenazahnya yang menumpuk.

Indentifikasi Jenazah
Untuk jenazah yang tidak terindentifikasi dilakukan pemeriksaan luar dalam dengan menentukan data-data dari hasil pemeriksaan setelah meninggal. Caranya, indentifikasi primer dan sekunder.
Sidik jari, data gigi, sampel DNA termasuk data primer. Data sekunder meliputi data medis seperti kelainan bawaan termasuk tahi lalat, properti termasuk pakaian dan dokumen yang ada, serta foto.
Dalam mengindetifikasi jenazah, dengan satu data primer saja sudah cukup. Namun, di Indonesia data gigi jarang ada, dan sidik jari biasanya sudah rusak. Profile DNA juga belum ada. Jika data primer tidak ada, dapat menggunakan minimal dua data sekunder. Itu sudah standar Interpol. RS Sanglah menjadi sekretariat Disaster Victim Identification (DVI) Bali untuk korban massal.

Pengawetan Jenazah
Pengawetan jenazah tujuannya untuk mencegah pembusukan. Mekanisme pembusukan disebabkan karena otorisis yakni tubuh memunyai enzim, yang setelah mati dapat merusak tubuh sendiri. Selain itu, pengawetan diperlukan untuk menghambat aktivitas kuman. Cooling unit dan container berfungsi untuk mendinginkan mencegah otorisis dan pertumbuhan kuman.
Cara pengawetan lainnya dengan menyuntikkan zat-zat tertentu untuk membunuh kuman. Pertama, dengan injeksi formalin murni atau metode konvensional. Kedua dengan menggunakan metode noninpasif. Metode ini tidak merusak bagian tubuh. Sedangkan formalin meninggalkan luka dan membuat tubuh menjadi kaku. Metode noninpasif baru dikembangkan di Jepang. Metode ini menggunakan spray gel yang dimasukkan ke mulut, hidung, dan pantat jenazah. Ada juga bentuk bubuk dengan melumuri jenazah. Pilihan lain, jenazah langsung dibungkus dengan kotaknya.

Tamatan Primer Disaster Victim Indentification di Health Science Authoriy Singapore ini mengatakan, keuntungan metode ini tidak merusak jenazah. Baunya harum karena menggunakan aroma terapi. Jenazah seperti orang hidup, tidak kaku dan lembek. Kelemahannya, hanya bisa digunakan kurang dari lima hari. Sedangkan formalin dapat digunakan jangka panjang. –ast

Jemput Mayat ke Surabaya Distop di Ketapang
Susahnya mencari cadaver juga dialami mahasiswa FK Unud zaman dulu. Prof. dr. A.A. Gde Muninjaya, MPH. menceritakan pengalamannya waktu masih kuliah dulu. “Dulu FK Unud mendapatkan cadaver dari FK Universitas Airlangga Surabaya. Kebetulan saya dekat dengan Prof. Elias dari bagian Anatomi. Saya ikut membantu mengambil cadaver ke sana,” ujar Direktur Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK Unud ini.
Dengan menyewa truk pick up milik orangtuanya, Muninjaya bersama supir dan kernet berangkat ke Surabaya. Namun, saat akan kembali ke Bali, waktu menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk Bali, di Pelabuhan Ketapang mobilnya distop. Muninjaya mennyerahkan surat-surat pengambilan jenazah dari FK Unud dan Univ. Airlangga. Namun, petugas meminta surat dari kepolisian. Merasa tidak memiliki surat tersebut, Muninjaya langsung mengatakan “Ambil saja mayatnya pak, kalau tidak percaya,” ujarnya sambil tertawa menceritakan kisahnya itu.

Akhirnya, karena tidak mau mendapatkan masalah baru dengan menyita mayat yang dibawa Muninjaya, ia diloloskan pulang ke Bali. “Saya hanya membantu mengambilnya. Uang sewa truknya saya serahkan ke orangtua. Jadi saya bukan bisnis mayat,” kata Muninjaya. Ia melakukan tugas itu hanya dua kali. Ia mengatakan, satu cadaver dipakai sampai bertahun-tahun. Tidak tiap tahun membutuhkan cadaver karena mahasiswa FK hanya 40 orang. “Kami belajar menggunakan tiga meja. Ada yang belajar kepala, badan dan tangan. Sekarang teknologi sudah maju. Bisa pakai digital,” paparnya.

Namun, ia menilai pratikum zaman dulu jauh lebih baik dibanding sekarang. “Dulu dokter muda selalu jadi asisten dokter ahli. Sekarang mana bisa? Dokter spesialisnya banyak, mahasiswanya hanya celengak-celengok,” tambahnya. Ia menilai, dengan memberikan praktik langsung proses belajar menjadi lebih mantap. “Belajar by action. Memberi kesempatan calon dokter praktik langsung di RS pendidikan. Sekarang ini dengan banyaknya mahasiswa FK, kesempatannya makin sedikit.,” ujar Prof. Muninjaya. –ast

Sabtu, 23 Januari 2010

Tips kesejahteraan Hewan

HEWAN dikatakan sejahtera apabila kebutuhan hidupnya yang paling mendasar telah terpenuhi.
Ada 5 kebebasan untuk hewan ( five freedom for animal) yang meliputi :

  1. 1. Bebas dari rasa haus dan lapar. Hewan yang kita pelihara harus diberikan makan sesuai jenis dan kebutuhan hidupnya. Air minum selalu tersedia dan dapat diraih tiap saat oleh hewan.
  2. 2. Bebas dari rasa tidak nyaman. Hewan diperlakukan dengan baik, misalnya: kandang tidak terlalu sempit, alas kandang tidak kasar, hewan terlindung dari panas dan hujan.
  3. 3. Bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit. Pemilik hewan harus memperhatikan kesehatan hewan peliharaannya. Apabila hewan peliharaan sakit atau luka segera bawa ke dokter hewan. Pencegahan penyakit dengan jalan vaksinasi penting dilakukan.
  4. 4. Bebas menampilkan perilaku alamiahnya. Hewan tidak boleh dikekang atau diikat dengan rantai pendek yang menyengsarakan hewan. Anjing yang dipelihara dengan dirantai atau dikandangkan juga harus disempatkan diajak berjalan-jalan. Jika tidak pernah bersosialisasi dengan lingkungannya, anjing kecenderungan menjadi galak.
  5. 5.Bebas dari rasa stres dan tertekan. Hewan harus diperlakukan secara manusiawi, tidak kasar, dan tidak kejam. Contohnya, tidak mengandangkan kucing bersebelahan dengan kandang anjing. –ast
Sumber:
drh. I Wayan Mudiarta
Yayasan Yudisthira Swarga

Dua Cara Bebaskan Bali dari Rabies

Rabies sudah sempat menghilang tetapi di negara berkembang muncul lagi. Secara historis di Bali tidak ada kasus rabies. Namun, tahun 2009 wabah rabies dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) ”Sebanyak 24 korban meninggal akibat rabies,” ujar Dokter Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK (K) Ketua Laboratorium Biologi Molekuler FK Unud.

Ia mengatakan, penularan rabies pada manusia atau hewan terjadi melalui gigitan hewan yang menderita rabies. Hewan yang dapat menularkan anjing, kera, kucing, kelelawar.
“Virus rabies satu-satunya virus yang tidak masuk lewat darah. Virus ini menyerang saraf,” ujar perempuan yang meneliti DNA virus rabies ini.

Ia mengatakan, gejala rabies pada hewan timbul 3-6 minggu setelah gigitan hewan rabies, sedangkan rabies pada manusia 2-8 minggu. “Ada banyak faktor yang berpengaruh seperti masa tunas tergantung dari parah tidaknya luka gigitan, jauh dekatnya luka dengan susunan saraf pusat, banyaknya saraf yang masuk ke dalam luka gigitan, jumlah virus yang masuk ke dalam luka gigitan dan jumlah luka gigitan, sistem imun (kekebalan) pasien dan lingkungannya,” paparnya.
Dokter Budayanti mengatakan, virus ini pada manusia dapat dinetralkan dengan vaksin. Sedangkan pada anjing, kalau sudah bergejala, hewan itu pasti mati. “Jika digigit hewan tersangka atau menderita rabies, tindakan pertama mencuci luka gigitan secepatnya dengan air sabun 10-15 menit. Kemudian luka dicuci air bersih dan diberi alkohol 70%. Segera ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan dan vaksin,” ujarnya.

Ia menjelaskan, virus ini memiliki selubung berupa lemak. Ketika dicuci, lemaknya menghilang. Dengan dicuci secara benar, otomatis 75% virusnya mati dan 25% dapat dicegah dengan vaksin. Begitu tubuh digigit, sebelum virus ini sampai ke otak, tubuh masih sempat membentuk antibodi.
Ia berpandangan, kematian pada manusia terjadi karena mereka tidak mendapat vaksin atau pemberian vaksinnya tidak dilakukan secara teratur. Vaksin sebaiknya dilakukan tiga kali. Tanpa vaksin secara teratur, pasien bias meninggal 7-8 hari sejak gejalanya kelihatan.
Menurut pengamatannya, virus ini sebenarnya tidak mampu berbuat banyak. Virus ini hanya bisa menghambat zat menuju ke saraf sehingga tubuh tidak menerima zat itu dan menjadi kejang. Selain itu virus ini dapat memblok sistem saraf, akhirnya terjadi kelumpuhan.

Gejala yang mudah diketahui, pasien takut air. Dengan gejala ini, 60% pasien sudah dikategorikan terkena rabies, dan perlu pemeriksaan laboratorium untuk memastikan benar-benar rabies.
Sampai saat ini, kata Dokter Budayanti, FK Unud tidak memiliki floerescent antibodies test (FAT), alat yang memang khusus untuk pemeriksaan DNA rabies. FK Unud hanya menggunakan alat bio molekuler untuk pemeriksaan DNA rabies. Alat bio molekuler ini sudah ada di Rumah Sakit Sanglah dan digunakan dalam pemeriksaan pasien rabies.

Ia mengatakan, Fakultas Kedokteran bersama Kedokteran Hewan Unud sudah melakukan kerja sama mengumpulkan virus dari hewan dan manusia. “DNA-nya sedang dianalisis, mudah-mudahan hasilnya April 2010 sudah didapat,” ujarnya.
Dari riset ini, kata Budayanti, akan diketahui beberapa data seperti apakah anjing di Denpasar sama dengan di Klungkung, misalnya. Apakah pasien di Tabanan sama dengan pasien yang terkena kasus rabies pertama. Siapa tahu pasien di Tabanan terkena virus rabies di daerah lain. Hasil riset ini akan mengetahui apakah pencegahan yang dilakukan selama ini sudah tepat. – ast.

Yang divaksin Berkalung Uang Kepeng
Kepala Dinas Kesehatan Prov. Bali dr. Nyoman Sutedja mengatakan, November 2009 s/d Januari 2010 tercatat 22.700 kasus gigitan anjing rabies. Vaksin yang dihabiskan hampir mencapai 60.000 vial VAR (vaksin anti rabies). RS Sanglah menghabiskan 20.000 vaksin dan 40.000 vaksin untuk di lapangan.
Saat ini karena dianggap KLB, pemberian vaksin gratis. Harga vaksin cukup mahal. “Korban gigitan anjing rabies yang rawat inap hanya membayar biaya perawatannya, sedangkan vaksin gratis,” jelasnya.
Ia mengatakan, kalau dihitung dengan uang hampir berkisar 16 miliar sudah dihabiskan hanya untuk vaksin saja. Kalau dibiarkan terus dan tidak segera dicarikan solusi, kata Dokter Sutedja, tahun 2010 mungkin bisa mencapai 20 miliar untuk biaya vaksin.

Ia menegaskan, dengan tata laksana luka dan pemberian vaksin, penderita rabies dapat diselamatkan. Selama ini banyak terjadi korban karena ketidaktahuan masyarakat. Ada gigitan yang berisiko dan tidak, sehingga mereka tidak melakukan vaksinasi.
“Gigitan berisiko dekat dengan sistem sarat pusat seperti di kepala atau wajah. Biasanya sekitar dua minggu sudah mencapai otak dan korban akhirnya meninggal atau mengalami kelumpuhan. Sedangkan yang tidak berisiko bila gigitan menyerang sekitar paha dan menjauhi telapak kaki atau wajah. Namun, jika lukanya sangat dalam, tentu juga berbahaya,” paparnya lebih jauh.

Tanda gejala rabies pada manusia, awalnya didahului sakit kepala, lesu, mual, nafsu makan menurun, gugup dan nyeri tekan pada bekas luka gigitan. Stadium lanjut kepekaan terhadap sinar, suara, dan angin meninggi. Air liur dan airmata keluar berlebihan. Yang khas dari penderita rabies adalah rasa takut pada air yang berlebihan. Kejang yang disusul dengan kelumpuhan. Biasanya penderita meninggal 4-6 hari setelah gejala pertama timbul. Tahun 2010 Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Peternakan Prov. Bali serentak akan dilakukan vaksin melibatkan Desa Pakraman dan banjar adat. Masyarakat diharapkan datang beramai-ramai ke banjar membawa anjingnya untuk divaksin. “Setelah divaksin anjing dipakaikan kalung bisa dengan tanda uang kepeng. Vaksin ke dua ditambah uang kepengnya. Bagi anjing yang tidak memakai kalung uang kepeng artinya tidak divaksin dan dapat dieliminasi,” ujarnya.

Di Bali, tiap 8,27 Orang Punya Seekor Anjing
KADIS Peternakan Provinsi Bali Ir. I Putu Sumantra, M.App., Sc. mengungkapkan, anjing, kucing, kera, memiliki potensi sama terserang rabies. “Penyakit ini menular hanya karena gigitan hewan yang sudah terinfeksi rabies kepada hewan lainnya dan manusia. Hanya ada dua cara membebaskan Bali dari rabies yakni vaksinasi dan eliminasi,” ujar Sumantra.
Sampai saat ini, 151.688 ekor anjing sudah divaksin dan 41.545 anjing sudah dieliminasi. Jumlah ini relatif sedikit dibandingkan jumlah anjing di Bali, karena itu masih diperlukan peranserta masyarakat.
Satu-satunya cara mengetahui anjing itu mengidap rabies atau tidak dengan memeriksakan serum otaknya. Untuk itu anjing tersebut harus direlakan kepalanya dipotong. “Hal ini tentu tidak optimal bisa dilakukan karena pemiliknya tidak selalu merelakan,” ujarnya.

Ia menyayangkan sering terjadi kepanikan di masyarakat, tiap ada anjing menggigit langsung ketakutan dan menganggap itu anjing mengidap rabies. Kalau anjing itu mati selama kurun waktu 3-14 hari kemudian, dipastikan anjing itu rabies. Kalau masih tetap hidup melebihi masa inkubasi itu bukan rabies. “Anjing rabies kalau dikandangkan pasti mati sendiri. Tidak berbahaya kalau anjing itu dikandangkan. Yang membahayakan kalau anjing itu berkeliaran tidak bertuan,” tambahnya.
Sekarang ini berdasarkan estiminasi tiap 8,27 orang di Bali memiliki seekor anjing. Jumlah anjing di Bali diperkirakan 423.675 ekor.

Tahun 2009 program sosialisasi tentang rabies sudah dilakukan ke desa-desa dan sekolah-sekolah. Juga, dengan cara memasang poster dan kampanye lewat media massa. “Tahun 2010 diprogramkan melatih orang yang dapat melakukan vaksinasi dan menangkap anjing. Di samping itu, sosialisasi terus digencarkan,” ujarnya.

Program lain yang akan dilakukan membuat database jumlah anjing di Bali, dengan menyebarkan blanko ke semua desa, anjing yang ada pemiliknya dicatat. Setelah didapat data tiap desa, petugas datang untuk melakukan vaksinasi. Anjing yang tidak masuk dalam database akan dieliminasi. Saat ini eliminasi dilakukan dengan strichnin yakni racun dimasukkan ke alat penulup. Menurut Sumantra, untuk saat ini, cara ini yang dianggap layak dan aman.

Ia mengimbau masyarakat jangan membawa anjing ke luar wilayahnya. Misalnya, pulang kampung jangan mengajak anjing. Ia mengharapkan peranserta masyarakat dengan jalan memelihara dan menjaga anjingnya dengan baik dan tidak melakukan pemindahan anjing dari satu wilayah ke wilayah lainnya. – ast.

Anjing Galak karena Diikat terus
Pengetahuan tentang rabies sebaiknya diberikan kepada anak-anak, karena mereka senang bermain dengan hewan peliharaannya, dan rentan menjadi korban. Hal inilah yang disasar Yayasan Yudisthira Swarga, salah satu LSM pencinta dan pemerhati anjing di Bali.

Menurut drh. I Wayan Mudiarta, Manager Operasional Yayasan Yudisthira Swarga, beberapa kegiatan telah dilakukan dalam rangka edukasi tentang rabies seperti jalan santai pemilik anjing dan hewan peliharaannya sembari memberi edukasi dan vaksin. Lomba menggambar untuk anak-anak dengan tema rabies. “Program edukasi ke sekolah-sekolah menyasar siswa SD an SMP di Denpasar dan Badung. Program meliputi pengenalan gejala rabies, P3K jika terkena gigitan, bagaimana menyayangi anjing. Sampai saat ini tercatat 2000 siswa yang mengikuti program ini,” ujar Dokter Mudiarta.

Ia memaparkan lebih jauh, rabies pada hewan ada dua bentuk rabies yang ganas dan rabies yang tenang. Rabies ganas pada anjing tandanya permulaan tampak perubahan tabiat misalnya anjing biasanya ramah berubah menjadi penakut dan tidak lagi menurut perintah majikannya. Senang bersembunyi di tempat yang gelap dan dingin. Nafus makan hilang, suara menjadi parau, memakan benda-benda asing misalnya batu, kayu. Ekornya berada di antara dua paha, menyerang dan mengigit apa saja yang dijumpai. Kejang disusul dengan kelumpuhan. Sedangkan rabies yang tenang, kejang berlangsung sangat singkat tidak sampai terlihat sama sekali. Kelumpuhan sangat menonjol pada rabies bentuk ini. Tidak dapat menelan, mulutnya terbuka, air liur keluar terus menerus. Biasanya kematian terjadi dalam waktu singkat.

Ia menyarankan, masyarakat yang ingin memelihara anjing sebaiknya menerapkan kaidah kesejahteraan hewan. Memberikan pakan dan air minum dalam jumlah cukup dan dapat dijangkau, memandikan 1-2 kali seminggu untuk mencegah penyakit kulit. “Gunakan shampoo khusus agar rambutnya terawat. Ajak anjing bermain dan jalan-jalan. Anjing yang terus menerus dikandangkan/diikat cenderung menjadi galak. Gunakan rantai untuk memudahkan mengendalikan anjing dengan panjang 1-2 meter. Anjing yang agresif perlu menggunakan brongsong mulut ( muzzle mouth) saat diajak jalan-jalan,” paparnya lebih jauh.
Ia mengharapkan para orang tua tidak membiarkan anak-ana (di bawah 15 tahun) mengendalikan anjing tanpa pendampingan.

Sebagai calon pemilik anjing yang bijaksana dan bertanggung jawab, kata dia, beberapa hal perlu dipertimbangkan sebelum memelihara anjing. Jenis anjing apa yng akan dipelihara. Apakah anjing penjaga seperti herder, rotweiler, dobermen. Apakah anjing kecil yang suka bermain? Anjing ras besar memerlukan kandang yang lebih besar. Anjing ras asal Eropa, Amerika, Cina memiliki tipe rambut yang panjang. Rentan beradaptasi di cuaca tropis. “Rambut/bulu harus rajin dicukur. Kalau rambut sudah menggumpal banyak kuman menempel. Lakukan vaksin awal lengkap dua kali, umur 8 -12 minggu. Diulangi sebulan kemudian. Ulangi setahun kemudian. Tahun berikutnya diulangi kembali, tergantung jenis vaksinnya,” jelasnya. Pemberian obat cacing tiap 3 bulan, dan sterilisasi untuk mencegah kelahiran anak-anak anjing yang tidak diinginkan. Yayasan Yudisthira terus melakukan sosialisasi ke banjar-banjar di wilayah Denpasar dan Badung. Pemberian obat cacing, sterilisasi, dan vaksin terus digencarkan.

Eliminasi jangan Membabi Buta
RABIES di Bali yang sudah dinyatakan kejadian luar biasa akan mengganggu kelangsungan bisnis pariwisata. Sementara itu solusi berupa eliminasi anjing di masyarakat masih kontroversi. Untuk itu, diperlukan payung hukum. DPRD Bali sudah membentuk pansus penanggulangan rabies. Tanggal 19 Desember 2009 Perda tentang Penanggulangan Rabies sudah disahkan. Isinya, aturan bagaimana penanganan rabies di Bali termasuk sanksinya.
drh. I Nyoman Gde Putra Astawa, M.Si, Ketua Pansus Ranperda Penanganan Rabies mengungkapkan, dalam perda rabies diatur mengenai pencegahan rabies, teknik penanganan penyakit rabies, bagaimana upaya penekanan penyakit dengan edukasi ke lembaga pendidikan dan para penggemar anjing.

Kewajiban para penggemar anjing seperti anjing harus dikandangkan, tidak membiarkan berkeliaran, menerapkan kesejahteraan hewan, selalu kontrol ke dokter hewan dan vaksinasi. Juga bdiatur, regulasi lalu lintas hewan penyebar rabies. Bagaimana mendapatkan izin untuk jual beli anjing. Teknik eliminasi yang diizinkan eliminasi selektif searah, dan tidak membabi buta. “Hewan yang dapat dieliminasi hewan nonregistrasi/tidak tercatat, hewan yang memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan, dan hewan yang diduga terserang rabies,” ujarnya. DPRD Bali juga meminta Gubernur segera melakukan gerakan vaksinasi massal. Dana Rp 100 miliar sudah diusulkan ke pusat untuk gerakan vaksinasi, riset, dan sosialisasi, tinggal menanti jawabannya. –ast

Koran Tokoh, Edisi 575 18 s.d 23 Januari


Mengapa harus Minum Air Cukup?

Sebanyak 70% tubuh manusia terdiri dari air. Air adalah salah satu zat penting bagi tubuh selain oksigen, dan zat gizi lainnya. Kebutuhan air pada tiap orang berbeda-beda tergantung aktivitas, usia, berat badan, tinggi badan, dan kondisi lingkungannya.

Menurut Dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar Ida Ayu Eka Padmiari, S.K.M., M.Kes. air memiliki beberapa fungsi dalam tubuh yakni sebagai proses pembuangan racun, pengatur suhu tubuh, melancarkan peredaran darah, memperlancar fungsi pencernaan, membantu pernapasan tubuh, pelumas sendi dan otot, media pemulihan kondisi tubuh. “Air dapat menyehatkan dan menghaluskan kulit tubuh. Air intrasel akan diserap dan ditarik tubuh sehingga tubuh tidak keriput karena kekurangan cairan. Kulit menjadi kencang. Bila pori kulit tertutup partikel atau minyak kotor maka proses pembuangan terhalang sehingga muncul jerawat,” ujarnya.

Ia mengatakan, selain dalam bentuk minuman, air juga terdapat dalam bahan makanan. Unsur air yang terdapat dalam bahan makanan adalah unsur Hidrogen dan Oksigen. Dalam tubuh, bahan makanan mengalami metabolisme dan oksidasi menghasilkan air oksidasi. “Tiap 100 gram protein akan menghasilkan 40 cc air, 100 gram karbohidrat (KH) menghasilkan 60 cc air, dan 100 gram lemak menghasilkan 110 cc air,” kata perempuan yang akrab disapa Dayu Eka ini.
Contoh orang dewasa usia 19-29 tahun dengan kebutuhan energi 2500 kilokalori. Kebutuhan zat gizi makanan ditentukan dengan perbandingan KH (60-75%), protein (10-15%), lemak ( 10-25%) dari energi total. Perhitungannya, KH 60% x 2500 kilokalori = 1.625 kilokalori, protein 15% x 2500 kilokalori, lemak 20% x 2500 kilokalori = 500 kilokalori.

Jika satu gram KH menghasilkan 4 kilokalori, maka 1625 kilokalori menghasilkan 406 gram KH. Jika satu gram protein menghasilkan 4 kilokalori, maka 375 kilokalori menghasilkan 94 gram protein. Jika satu gram lemak menghasilkan 9 kilokalori, maka 500 kilokalori menghasilkan 56 gram lemak.
Kebutuhan air 400 gram KH /100 x 60 cc air = 244 cc air. 94 gram protein/100 x 40 cc air = 45 cc air. 56 gram lemak/100 x 110 cc air = 61 cc air. Air oksidasi yang dihasilkan 342 cc air. Jumlah ini hanya sekitar 15% dari total kebutuhan air bagi tubuh perhari. Sisanya 85% ( 1938 cc) harus didapatkan dari makanan dan minuman sehari-hari. Total kebutuhan air 2280 cc air atau 2,3 liter perhari.

Ia menyarankan kebutuhan ini dapat dicukupi dengan 35% dari sayur-sayuran dan buah-buahan, dan 50% dari air minum ( 5 gelas air). “Jadi tidak harus minum sebanyak-banyaknya. Jika ingin lebih memaksimalkan kesehatan dapat ditambahkan 10%. Apabila konsumsi air berlebihan maka akan dibuang melalui urin, keringat, pernapasan, dan feses. Apabila konsumsi air berkurang, maka tubuh akan kehausan dan lama kelamaan bisa dehidrasi,” paparnya.
Ia menganjurkan minum air sebelum haus. Ketika rasa haus muncul, tubuh sudah merasa lelah.

Penderita Gangguan Ginjal Disarankan Batasi Minum

“Kalau tidak makan sebulan masih bisa hidup, tapi kalau tidak minum seminggu sudah mati,” tambah Prof. Dr. dr. Ketut Suwitra, Ahli Penyakit Dalam dan Konsultan Ginjal dan Hipertensi RS Sanglah ini. Ia mengatakan tubuh tiap hari kehilangan cairan melalui kencing dan kotoran, penguapan melalui napas dan keringat sebanyak 20 cc perkilo gram berat badan. Contoh BB 50 kg kehilangan 1 liter cairan. Tubuh normal mengeluarkan air kencing sebanyak 1000-1500 cc perhari.
Ada anggapan di masyarakat minum air banyak-banyaknya baik untuk kesehatan. Padahal, kata Prof. Suwitra, kelebihan cairan dapat mengakibatkan pengenceran elektrolit atau protein dalam tubuh. “Konsentrasinya menjadi berkurang dan sering mengeluh lemas. Selain itu, jantung dan ginjal tidak mampu menampung air terlalu banyak sehingga terjadi penimbunan di jantung, otak atau paru,” katanya.

Ia menilai, sepanjang ginjal masih sehat, mungkin tidak menjadi masalah. Ketika kita minum terjadi pembersihan pada ginjal dan menghilangkan kotoran yang menyumbat.
Kurang minum mengakibatkan mudah terkena batu ginjal. Namun, kata dia, bagi penderita gangguan ginjal justru disarankan minumnya dibatasi. “Banyak minum membuat air tertimbun di jantung dan otak yang mengakibatkan bengkak. Hal ini berbahaya bagi ginjal,” jelasnya.
Untuk mengetahui apakah kita kurang minum atau tidak, dapat dicek saat tidur malam sampai bangun keesokan harinya maksimal 3 kali buang air kecil. Jika lebih dari 4 kali buang air kecil, sudah termasuk tidak normal dan terindikasi kencing manis, ganguan ginjal atau jantung. Namun, yang sering terjadi, setelah buang air kecil, biasanya mereka minum lagi. “Inilah yang sering membuat banyak kencing. Kasus ini belum bisa dikatagorikan mengalami gangguan,” ujar Prof. Suwitra.

Menurutnya, air yang masuk ke dalam tubuh tidak harus selalu dihitung dari minum air putih saja. Teh, kopi, sirup, atau susu sudah termasuk cairan. “Alangkah baiknya minum air putih yang masih hangat ketika bangun pagi. Air hangat lebih cepat diserap dalam tubuh. Air es hanya bersifat menyegarkan, penyerapan ke dalam tubuh lebih lama,” ujarnya.
Ia menyarankan, maksimal minum air 10—12 gelas perhari (3 liter) mulai bangun pagi sampai sebelum tidur malam. Kecukupan air tidak saja berasal dari air putih. “Jangan kurang minum atau berlebihan. Bagi pekerja yang beraktivitas banyak duduk jangan lupa atau kurang minum, dan berolah raga,” kata Prof. Suwitra. –ast

Koran Tokoh 574, 10-16 Januari

Sabtu, 09 Januari 2010

Takkan Pernah Ada

Dia memang hanya dia,
Ku s’lalu memikirkannya,
Tak pernah ada habisnya,
Benar dia, benar hanya dia,
Ku s’lalu menginginkannya,
Belaian dari tangannya,

Mungkin hanya dia,
Harta yang paling terindah,
Di perjalanan hidupku,
Sejak derap denyut nadiku,

Mungkin hanya dia,
Indahnya sangat berbeda,
Ku haus merindukannya,

Ku ingin kau tahu isi hatiku,
Kaulah yang terakhir dalam hidupku,
Tak ada yang lain hanya kamu,
Tak pernah ada,
Takkan pernah ada,

Benar dia, benar hanya dia,
Ku s’lalu menginginkannya,
Belaian dari tangannya,
Mungkin hanya dia,
Indahnya sangat berbeda,
Ku haus merindukannya,

Ku ingin kau selalu di pikiranku,
Kau yang selalu larut dalam darahku,
Tak ada yang lain,
Hanya kamu,
Tak pernah ada,
Takkan pernah ada,

by: Geisha

Minggu, 03 Januari 2010

Magneto Mencintaimu

Jauh sudah kujalani,
Kisah cintaku yang penuh berduri di hati,
Saat ku hancur dan rapuh,
Ku tak yakin lagi cinta di dunia ini,

Hari-hari kulalui,
Tanpa ku sadar ada yang masuk hatiku,
Banyak yang inginkan dia,
Dia yang tercantik hingga luluhkan hati,

Yang tulus mencintaiku menyayangku,
Memahami setiap nafasku,
Saatku yakin dia lah milikku,
Sungguh engkau sempurnakan hidupku,

Dan Tuhan masih menyayangi aku,
Ia beri kau untukku,

Tanpa pernah kusadari,
Sempurnanya hidupku,