Tampilkan postingan dengan label ikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ikan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 Oktober 2010

Sajikan Olahan Spesial Ikan Patin

WARUNG makan Dukuh satu-satunya warung makan yang menyajikan masakan ikan patin. Menurut pemiliknya, Wira Dharma, ikan patin diolah menjadi ikan goreng crispi, sup ikan dan ikan bakar. Saat awal-awal dibukan ya tahun 2007, ikan patin ia dapatkan dari BBI Pesiapan. Namun, sambutan masyarakat belum begitu ramai. Padahal, kata dia, rasa ikan patin lebih lezat dibandingkan ikan gurami. Hanya beberapa pengunjung yang tertarik. Namun, Wira Dharma tak ketinggalan ide. Ia memajang foto ikan patin di warungnya agar konsumen mengenal seperti apa ikan patin tersebut. Saat ini, ia mengatakan ada beberapa komunitas dari Denpasar dan Tabanan yang mulai melirik masakan ikan patin ini. Satu kuintal ikan ia mampu menghabiskan dua minggu. Walaupun tidak terlalu banyak, tetapi niatnya mengenalkan ikan patin mulai direspons konsumen.

Resepnya
Mau mencoba memasak ikan patin menjadi hidangan lezat? Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan I Gst. Ayu Putu Puspadi S.Sos. memberi resepnya. “Untuk membuat sup, sebaiknya digunakan kepala ikan. Daging ikan cocok dibuat pepes, dan membuat kerupuk menggunakan kulit ikan patin. Jadi semua dapat dimanfaatkan dan diolah tidak ada yang terbuang,” jelasnya.
Ia mengatakan, untuk menghilangkan amis ikan patin, balurkan sedikit cuka ke daging ikan. Tunggu beberapa saat sebelum dicampur dengan bumbu.

Untuk membuat pepes ikan patin, kata dia, gunakan bumbu genep Bali. “Semua bumbu diulek, kemudian masukkan ikan yang sudah dipotong-potong, dan tambahkan irisan serai dan tomat dan daun kemangi. Bungkus dengan daun pisang dan kukus sampai matang. Kemudian dibakar. Kalau memiliki panci presto lebih baik,” paparnya. Bumbu untuk sup ikan sama hanya menggunakan kepala ikan. Untuk membuat kerupuk, kata dia, harus lebih teliti. Menguliti ikan patin harus berhati-hati agar hasil kerupuk bagus.
Awalnya ikan dicelupkan ke dalam air panas agar memudahkan mengambil kulitnya. Kulit dibersihkan dari kotoran lemak yang menempel. Balur jeruk nipis atau cuka agar rasa amisnya hilang. Setelah itu campur dengan bumbu yang sama dan jemur samai kering. Kemudian digoreng dalam minyak panas.
“Usahakan menjemurnya sampai kering agar hasil kerupuk saat digoreng lebih mengembang,” sarannya. –ast

Gencarkan Produksi Ikan Tawar Tabanan

Bangun Pasar Ikan di Bajera.
TABANAN memunyai potensi untuk budi daya ikan tawar. Dengan kepemilikan sawah sekitar 25.000 hektare, lahan sekitar 12.000 hektare dapat dimanfaatkan budi daya ikan air tawar. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Perikanan dan kelautan Kab. Tabanan Ir. I Nyoman Wirna Ariwangsa, M.M.

Saat ini, kata dia, perbandingan produksi ikan tawar dengan ikan laut sekitar 600 ton ikan tawar dan 400 ton ikan laut dalam setahun. Ke depan, ia berharap, produksi ikan tawar dapat terus ditingkatkan menjadi 4.700 ton dalam waktu lima tahun. Sedangkan ikan laut, tidak lagi ditingkatkan karena sudah berlimpah. Untuk itu, kata dia, beberapa kiat sedang digencarkan untuk membudidayakan ikan tawar yakni dengan memperbanyak kolam di masyarakat. Targetnya sampai tahun 2012 sebanyak 200 hektare kolam ikan tawar. “Sekarang masih 50 hektare kolam ikan tawar tersebar di semua kecamatan di Tabanan,” katanya. Kiat lainnya, dengan meningkatkan teknologi dan penebaran benih berkualitas. “Yang dulunya satu are mampu menghasilkan dua kuintal ikan, bisa ditingkatkan menjadi lima kuintal,” jelasnya. Rehabilitasi kolam yang sudah ada juga digencarkan termasuk pemberian bantuan modal. Untuk lebih memasyarakatkan ikan, akhir tahun 2010 akan segera dibangun pasar ikan di Desa Bajera. –ast

Selasa, 12 Oktober 2010

Ikan patin Bisa jadi Primadona

Ikan patin hampir menyerupai ikan lele. Bentuknya lebih besar dan lebih lebar. Warna dagingnya putih dan sangat bagus untuk fillet. Tulangnya besar dan ditengah-tengah sehingga memudahkan untuk memasaknya. Namun, ikan ini belum terkenal di masyarakat. Padahal, kata Kadis Kelautan dan Perikanan Prov. Bali Ir. I Gst. Putu Nuriartha, M.M. menurut para ahli gizi, ikan patin sangat bagus untuk kesehatan ginjal dan hati. Sekarang ini, ikan patin sudah dikembangkan di Tabanan, Gianyar, Karangasem, dan Jembrana. Target pemerintah meningkatkan produksi perikanan 350% terus dilakukan dengan mengajak masyarakat gemar makan dan masak ikan. “Lomba pangan dan pameran makanan ikan terus dilakukan untuk lebih memasyarakatkan ikan,” ujarnya.

Kepala UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Pesiapan Tabanan I Nyoman Puniayasa mengatakan, ikan patin memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan ke depan. ‘Rasa dagingnya kenyal dan enak selain bergizi. Harga juga masih terjangkau. Budi daya ikan patin sangat menjanjikan,” kata Puniayasa. Untuk memperkenalkan ikan patin, tahun 2005 BBI Pesiapan Tabanan melakukan uji coba budidaya ikan patin pertamakalinya di Bali. Dengan mengambil induk di BBI Sukamandi Jawa Barat, dilakukan penebaran 10 ribu benih. Dalam waktu tiga bulan panen sekitar 2 ton ikan patin. Untuk lebih memasyarakatan ikan ini, staf pegawai di BBI dianjurkan mengonsumsi ikan ini. Satu warung makan di Desa Dukuh Kec. Tabanan, diajak bekerja sama untuk menjual olahan ikan patin.

Selain melakukan pembenihan, kata dia, BBI Pesiapan satu-satunya BBI di Bali yang melayani bursa ikan. “Petugas BBI diberi tugas tambahan untuk menyerap hasil produksi petani agar tidak ada lagi keluhan pemasaran dari petani khususnya ikan patin,” jelas Punia.
Ia mengatakan, bursa ikan biasanya ramai dikunjugi masyarakat menjelang hari raya dan Tahun Baru. Untuk budidaya ikan patin, harga benih Rp 250 per ekor. Harga pakannya Rp 7000 per kilogram Awalnya, kata dia, budidaya ikan patin dengan hasil panen dua ton menghabiskan pakan 2,7 ton. Dengan perkembangan sekarang, konversi panen satu ton kini menghabiskan pakan 1,3 ton. “Walau konversi masih tinggi, dengan harga pakan Rp 7000 per kilogram, petani masih untung. Harga ikan patin Rp 20.000 satu kilogramnya,” jelasnya.

Masalah yang dihadapi dalam budidaya ikan patin adalah menekan harga pakan. Dibandingkan dengan harga ikan patin di Jakarta Rp 12.000, harga ikan patin di Bali tergolong masih mahal berkisar Rp 20.000. Ia mengatakan, berbeda dengan ikan tawar lainnya, pembenihan ikan patin dengan kawin suntik. “Belum ada pembenihan di Bali, karena masih mendatangkan induk dari Jawa,” ujarnya. Kendalanya, kata dia, memerlukan tempat khusus untuk membuat induk ikan. Kalau ikan tawar lain seperti lele, kaper, bawal, gurame mudah dikawinkan.
Petani di Bali masih menjadikan usaha budidaya ikan sebagai usaha sampingan. Padahal, budidaya ikan patin membutuhkan kedisplinan tinggi terutama dalam pemberian pakannya. Ketidakteraturan pemberian pakan menghasilkan pertumbuhan yang terhambat dan menghabiskan pakan lebih banyak.

Saat ini, kata dia, sekitar ada sekitar 10 kelompok petani yang membudidayakan ikan patin tersebar di Desa Dukuh, Megati, dan Subamia. “Lebih banyak di kota karena budidaya ini membutuhkan suhu di atas 27 celcius,” katanya. Namun, ia optimis ke depan ikan patin akan menjadi primadona di Bali.

Kendala Pemasaran
Kelompok Mina Agrina Mumbul Desa Dukuh Kec. Tabanan salah satu kelompok yang membudidayakan ikan patin. Menurut ketua kelompok Ketut Arka mereka sudah pernah panen sekali. Namun, ia mengaku pemasarannya masih tersendat-sendat. “Tebaran 4000 benih pertamakalinya masih tersisa. Sekali panen tidak langsung habis. Masih ada sisanya. Kalau setahun masih di kolam kami rugi karena harus tetap diberi makan,” ujarnya. Pelanggan tetapnya RSU Tabanan yang rutin memesan satu kuintal dan masyarakat sekitarnya. Menurut penyuluh perikanan I Gst. Putu Arnawa awalnya memang dikembangkan di Desa Dukuh. Namun, lama-kelamaan banyak masyarakat mulai tertarik budidaya. Ia berharap, dengan mulai tertariknya minat masyarakat berbudidaya ikan patin, perlu dipikirkan ke depan, agar pemasarannya tidak tersendat-sendat. Dengan seruan dari Gubernur Bali agar mulai melirik ikan patin, ia berharap masyarakat mulai tertarik untuk makan ikan patin.

Diminati Turis Asing
Kabid Perikanan Tangkap dan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Bali A.A. Mahendra mengatakan, sebenarnya pemasaran ikan patin tidak ada masalah. Sudah banyak warung makan yang tertarik menjual olahan ikan patin. “Untuk bakso ikan sangat bagus karena dagingnya kenyal dan warnanya putih,” katanya. Malah, kata dia, ada permintaan dari supermarket besar di Denpasar dan Kuta, karena turis asing sangat menyukai ikan patin. Namun, mereka menegaskan, apakah pengiriman dapat dilakukan secara kontinu. Selain meminta ikan utuh, mereka juga meminta dalam bentuk fillet. Ia berharap, petani jangan hanya mengandalkan pemerintah, tapi harus gencar juga mencari infomasi warung makan atau supermarket yang sudah yang melirik ikan patin ini. –ast

KOran Tokoh, Edisi 613, 10-16 Oktober 2010