Minggu, 25 Januari 2009

Kiat Cerdas Hemat Energi

KRISIS global mengharuskan semua kalangan industri melakukan penghematan terutama dalam hal energi. Dalam menerapkan strategi pengelolaan energi dengan baik diperlukan pola pikir yang cerdas. Penghematan energi seringkali diartikan segera membeli dan mengganti peralatan lama dengan barang baru yang lebih hemat energi. Hal ini tentu saja memerlukan biaya tambahan.

Kiat cerdas menggunakan energi sedang digencarkan I Made Sumantra, Director of Engineering Hotel Bali Hyatt Sanur. Lelaki yang juga menjabat ketua ACE (Asociation Chief Engineering) Bali ini menerapkan hemat energi dengan sistem manajemen energi yang cerdas dengan mengutamakan kesadaran dan kepedulian terhadap energi itu sendiri.

Sejak tiga lalu, tim engineering hotel Bali Hyatt Sanur sudah melakukan penghematan energi sekitar 23%. Mulai dari penghematan sekitar 20 juta hingga mencapai 300 juta. Menurutnya hal ini memang tidak mudah dilakukan karena dibutuhkan komitmen dari semua pihak untuk serius dalam melakukan penghematan energi.

Ia mengatakan ada standarisasi dalam mengelola energi dengan manajemen yang berstruktur. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung penggunaan energi secara keseluruhan. “Sama seperti keuangan ada namanya audit. Energi pun perlu diaudit. Bentuk satu tim untuk mengalisa dalam melakukan penghematan energi seperti pemakaian listrik, solar, gas elpiji. Untuk di hotel biaya kedua terbesar adalah penggunaan AC,” katanya.

Data ini, kata Sumantra, dibuat dengan sistem berbasis komputer untuk mendapatkan laporan yang signifikan. Contohnya berapa luas bangunan, jumlah tamu yang menginap, berapa kamar yang laku hari ini, berapa orang yang makan hari ini, berapa suhu hari ini, apakah udara panas atau dingin. Artinya, kalau udara di luar semakin panas berarti membutuhkan energi yang lebih besar untuk mendinginkan ruangan. Data yag dibuat adalah data harian, sehingga ketika terjadi masalah segera dapat ditindaklanjuti dicarikan solusinya.

“Data ini harus ada korelasinya dengan jumlah tamu. Artinya, jangan sampai jumlah tamunya sedikit, penggunaan energinya naik,” kata Sumantra. Data ini kata dia, bertujuan untuk mengetahui korelasi penggunaan energi dengan kenaikan bisnis.

Dari grafik energi tercatat suhu di luar ruangan tiap jam. “Suhu yang tertinggi ditambah dengan suhu terendah pada hari itu dikurangi 18. 18 adalah suhu tubuh yang dianggap paling nyaman untuk menerima dinginnya AC. Hasil ini dibagi dua. Setelah mendapatkan hasilnya, kita dapat mengetahui berapa banyak kebutuhan energi yang diperlukan,” paparnya.

Ia mencontohkan bulan Agustus energi AC yang diperlukan sedikit karena cuaca dingin. Hal seperti itu harus dapat diprediksi. Itulah yang dinamakan manejemen energi. Setelah mendapatkan data dibuat bench mark-nya. Fungsinya sebagai tolok ukur dengan didukung data yang akurat. Hasil ini akan menunjukkan apakah penghematan energi yang dilakukan sudah tercapai atau belum. Dari catatan harian juga diketahui dimana belum terjadi penghematan.

Ketentuan ini mengacu pada benchmark internasional karena Indonesia sendiri belum mempunyai tolok ukurnya. Namun, kendalanya, cuaca di luar negeri berbeda dengan di Indonesia. Berdasarkan itu, akhirnya dari acuan bendmark internasional ini dibuatkan standar untuk kalangan sendiri.

Langkah penghematan yang diterapkan seperti merawat AC dengan teratur, memelihara mesin-mesin secara regular, mematikan lampu bila tidak dipergunakan. Solusi untuk lampu kebun misalnya. Hitung berapa jumlah lampu kebun. Hitung berapa jam lama menyala. Jika diredupkan 5% berapa penghematan yang sudah dilakukan. Namun, langkah ini dilakukan tanpa mengurangi kenyamanan dari batas pencahayaan.

Hasil dari penghematan biaya ini dapat digunakan untuk biaya pemeliharaan ataupun membeli barang-barang baru yang lebih hemat energi. Jadi tidak ada lagi tambahan biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Setelah semua langkah ini diterapkan, lakukan evaluasi. Apakah program ini berhasil atau tidak. Ini dapat dilihat dari grafik energi. “Jika terjadi penurunan artinya program ini berhasil. Kemudian ditentukan langkah berikutnya. Apa rencana yang harus dipersiapkan untuk penghematan tahun depan,” ujarnya.

Ia berpandangan banyak hal kecil yang dilakukan namun berdampak menjadi penghematan yang luar biasa. Memang tidak mudah, dari 300 rencana, mungkin yang berhasil 30-40 rencana. Namun, kata Sumantra, harus tetap berusaha dan mencoba. Manajemen energi ini sudah dipresentasikan Sumantra ke beberapa hotel di Jember, Semarang, dan Balikpapan.

Ia menilai tantangan ke depan adalah dibutuhkan tenaga SDM yang handal untuk cerdas dalam penghematan energi ini. “Para chief engineering harus terus meningkatkan kemampuannya untuk terus belajar,” ujar Sumantra yang kini sedang menempuh pendidikan Program Pascasarjana Manajemen Energi di Unud ini. –ast

Sudah dimuat di koran Tokoh, Edisi 524, 25 Januari 2009

Selasa, 20 Januari 2009

Kiat Bahagia dalam Hidup

Dengan berdasarkan hasil penelitian psikolog Sonja Lyubomirsky dari Universitas California AS, dikemukakan 8 cara konkret yang bisa dilaksanakan oleh setiap orang untuk mendapatkan kebahagiaan.
  1. Merasa berterimakasih: setiap minggu catat 3-5 peristiwa yang membuat anda merasa berterimakasih. Hal ini bisa berupa peristiwa umum misalnya bunga Pioni anda telah bersemi, bisa juga berupa hal yang lebih memiliki arti penting seperti anak-anak mulai belajar berjalan.
  2. Selalu berbuat kebaikan: bisa dilakukan dengan melihat keadaan misalnya saat antri, biarkan orang yang mengejar waktu antri di depan anda. Bisa juga dilakukan secara reguler misalnya, setiap minggu tetapkan mengantar makan malam pada tetangga yang berusia lanjut. Berbuat baik terhadap teman atau orang tak dikenal, bisa membuat diri kita merasa dermawan, memiliki kemampuan, sekaligus bisa mendapat balasan senyum, pujian dan kebaikan hati orang lain. Semua ini bisa membuat orang merasa gembira.
  3. Mencicipi kenikmatan: perhatikan hal ihwal yang indah, misalnya merasakan manisnya buah strawberry, hangatnya sinar mentari. Psikolog menyarankan, tidak ada salahnya menjadikan hari-hari yang indah seperti foto yang “terukir dalam benak”, dan di kenang kembali di saat merasa sedih.
  4. Ada yang membimbing: Jika ada orang yang membimbing ketika hidup anda di persimpangan jalan (mengalami masalah), harus segera mengucapkan terimakasih. Semakin mendalam semakin baik, dan sebaiknya diri pribadi yang menyampaikan ucapan terimakasih.
  5. Belajar memaafkan: terhadap orang yang melukai hati dan melakukan kekilafan pada anda, tepis jauh-jauh kegusaran dan dendam kebencian anda dan kirim surat kepadanya sebagai tanda memaafkan. Jika tidak bisa memaafkan orang lain akan membuat diri kita berkutat pada tumpukan kebencian dan memendam pembalasan di hati, memaafkan bisa membuat anda terus maju ke depan.
  6. Cinta keluarga dan sahabat: puas atau tidak terhadap hidup, sebenarnya tidak besar kaitannya dengan harta, gelar bahkan kesehatan. Faktor yang paling penting adalah hubungan antar manusia yang kokoh. Perbanyak meluangkan waktu dan fokuskan pada kerabat dan sahabat.
  7. Merawat tubuh: cukup tidur, olahraga, rentangkan 4 anggota badan dan selalu tersenyum bisa memperbaiki suasana hati untuk sementara. Jika kerap melakukan hal seperti ini akan memberi rasa puas terhadap hidup anda.
  8. Menahan diri jika dilanda nasib buruk: dalam kehidupan pasti ada kesulitan yang tak terhindarkan. Keyakinan beragama dapat membantu anda melaluinya. Dan sejumlah kepercayaan lain non-agama juga bisa membantu. Misalnya keyakinan bahwa “Persoalan pasti berlalu”. “Hal apapun akan membuat saya menjadi lebih kuat.” Kuncinya, anda mesti percaya pada Tuhan, yang Maha Tinggi.

Sumber: disini

Minggu, 18 Januari 2009

Penyakit ISPA dan Diare Pasca Banjir

HUJAN yang menguyur Denpasar sejak Sabtu (10/1) hingga Senin (12/1) membuat sejumlah kawasan di Denpasar terkena banjir. Salah satunya beberapa banjar di Desa Sidakarya. Bahkan bukan saja perumahan warga yang terkena imbasnya, Puskemas Denpasar Selatan I yang terletak di Jalan Gurita pun ikut kemasukan air setinggi lutut orang dewasa.


Menurut Kepala Puskemas, dr. Luh Supadmi selama ditugaskan di Puskemas tersebut sejak sepuluh tahun silam, baru kali ini Puskemas ikut kena imbasnya. Hari Minggu seluruh staf sibuk menangani arsip-arsip yang harus diselamatkan. Walaupun Puskemas ikut terkena banjir, tim siaga tetap diberangkatkan menuju posko siaga korban banjir yang dipusatkan di Banjar Sekar Kangin Desa Sidakarya.


Dokter yang terlibat langsung dalam penanganan korban banjir tersebut menyebutkan ada 30 orang yang menginap di posko yang sebagian besar terdiri dari penduduk yang tinggal di kos-kosan. Saat mereka dievakuasi, mereka tidak membawa pakaian kering, karena semua pakaianya basah. Sementara korban banjir lainnya takut meninggalkan rumah mereka. Jumlah pasien yang berobat saat terjadi musibah hingga Senin (12/1) sebanyak 151 orang yang terdiri dari 60% terkena ISPA (Infeksi Saluran Penyakit Akut), selebihnya iritasi kulit, satu orang terkena pecahan kaca dan satu orang terkena paku.


Saat pertamakali pengungsi datang Minggu (11/1), mereka diberikan nasi bungkus untuk sementara. Mulai sore harinya, dapur umum siap beroperasi. Tim siaga banjir dari Puskesmas Denpasar Selatan I siap melayani selama 2 x 24 jam. Selasa pagi sekitar pukul 05.00 air sudah surut, dan pengungsi yang tinggal di posko sudah kembali ke rumahnya masing-masing.


Hari Senin (12/1) Puskesmas Denpasar Selatan I hanya menerima pasien sekitar 30 orang. Walaupun hujan deras, beberapa warga masyarakat nekad datang ke Puskemas karena anak mereka sakit. Menurut Dokter Supadmi, pada hari Senin biasanya pasien mencapai sekitar 250 orang. Namun, karena hujan dan banjir, Puskesmas lowong, sehingga ada waktu beberapa staf Puskesmas membersihkan arsip-arsip yang basah.


Untuk mengantisipasi penyakit pasca banjir Dokter Supadmi menghimbau warga yang tinggal di daerah bencana untuk menjaga kesehatan diri maupun lingkungan. Menghilangkan air yang tergenang termasuk tumpukan sampah yang merupakan sumber penyakit. Untuk penderita yang terkena ISPA, ia menyarankan sebaiknya makan yang teratur, jangan begadang, jaga stamina, dan jangan stress. Saat ini Puskesmas Denpasar Selatan I sudah membentuk tim gerak cepat. Tim ini akan segera beroperasi ketika terjadinya musibah.


Menurut dr. Wayan Weta, M.S., Kepala IKK-IKP FK Unud, saat banjir terjadi pemcemaran lingkungan terutama pada sumur gali, yang dapat mengakibatkan krisis air bersih. Menurutnya memastikan pengawasan terus menerus air minum yang aman adalah tindakan pencegahan penting yang harus dilaksanakan setelah banjir. “Dengan melakukan perebusan air minum 100% celcius,” sarannya. Ia mengatakan perlu diwaspadai setelah banjir adalah sampah bawaan sebagai pembawa vektor seperti lalat, nyamuk dan tikus.


Air menggenang yang disebabkan hujan deras atau limpahan air sungai dapat berfungsi sebagai tempat pembiakan nyamuk. “Banjir dapat menghancurkan pembiakan nyamuk, namun jentik nyamuk aedes aegepti akan kembali berkembangbiak ketika banjir surut,” katanya. Penyakit yang timbul pasca banjir yang berhubungan dengan daya tahan tubuh adalah ISPA. Penyakit ini dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara, yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat di sekitarnya. Infeksi saluran pernapasan bagian atas sering terjadi pada musim dingin yang disebabkan oleh virus. Penyakit pasca banjir lainnya, gatal pada kulit karena tubuh tergenang air kotor.


Lanjutnya lagi, lalat yang menyerang makanan terbuka efeknya pada penyakit diare, dan virus karena kencing tikus yang menular. “Saat diare terjadi kekurangan cairan, sehingga cairan yang keluar harus diganti dengan minum yang banyak sesuai dengan kebutuhan cairan tubuh. Diare mengakibatkan status gizi menurun karena tidak mampu menyerap makanan. Ini bahaya bagi anak-anak. Jadi sebaiknya segera tangani dengan pemberian oralit dan segera bawa ke dokter,” ujarnya. Untuk mengantisipasi penyakit setelah banjir sebaiknya dilakukan pemberantasan sarang nyamuk dan pembersihan lingkungan sekitarnya. -ast

Sudah dimuat di Koran Tokoh, Edisi 523, 18 Januari 2009

Rabu, 14 Januari 2009

Pengguna Narkoba usia 21-30 tahun

Kasus narkoba ke depan diprediksi akan terus meningkat. Keadaan stress yang tinggi memicu timbulnya ketidaknyamanan yang dapat menjadi salah satu sebab kasus narkoba semakin tinggi. Celakanya, justru para pengguna berkisar 50-60% dari golongan dewasa muda berkisar usia 21-30 tahun. “Golongan usia remaja dan dewasa muda rentan terhadap narkoba karena masa ini mereka sedang mencari indentitas dirinya, pBolderubahan fisik yang tidak berimbang dengan perubahan psikisnya. Kalau dia sedang mencari energi baru bertemu dengan hal positif tidak masalah, tapi kalau bertemu dengan hal negatif bisa berantakan,’ kata Koordinator Pusat Rumatan Methadone (PRM) Sandat Rumah Sakit Sanglah dr. Nyoman Hanati, Sp.KJ.

Lingkungan terdekat yang terlalu banyak menuntut membuat mereka merasa tidak nyaman. Apabila seseorang merasa tidak nyaman, kata Dokter hanati, disitulah dia akan mencari lingkungan berisiko.

Peningkatan jumlah pengguna jarum suntik narkoba yang relatif pesat dalam beberapa tahun terakhir sudah mencapai tahap memprihatinkan. Salah satunya peningkatan kasus HIV/AIDS. Melihat kecenderungan itu, program substitusi untuk orang ketergantungan heroin suntik sedang digencarkan.

Pusat Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Sandat RSUP Sanglah telah melakukan terapi ini sejak tahun 2003 dengan pemberian metadon dalam sediaan cair dengan cara diminum. “Hingga kini tingkat keberhasilannya sudah mencapai 18%, melebihi angka internasional yang hanya berkisar 6%,” kata dokter Hanati.

Program ini bagian dari harm reduction dan treatment yang mencakup mencegah dampak buruk pemakaian jarum suntik yang berdampak bagi kesehatan yakni HIV/AIDS dan lever, dan menurunkan tingkat kriminalitas.

“Dengan metadon mereka hanya membayar Rp 8000 dan bisa dipergunakan sehari sehingga mereka tidak lagi perlu mencuri. Waktu luang yang tersedia digunakan untuk beraktifitas seperti kuliah, bekerja, bersosialisasi di banjar dan berinteraksi dengan keluarganya. Program ini mencakup pencegahan dan pengobatan sekaligus,” ujarnya. Dengan pengobatan yang konsisten dan teratur, pasien biasanya dapat berangsur-angsur berhenti menggunakan narkoba dan akhirnya benar-benar stabil.

Namun, menurut istri dr. Molin ini, walaupun penangulangan narkoba sudah dilakukan dengan program demand reduction, pencegahan dengan sosialisasi, penyuluhan, pendidikan tentang narkoba di sekolah dengan dibentuknya KSPAN, terapi, dan rehabilitasi, kalau suplainya masih ada program penanggulangan ini belumlah maksimal,” ujarnya. Ia menilai program demand reduction, suply reduction dan harm reduction harus berjalan beriringan, sehingga kasus narkoba dapat ditanggulangi dengan baik. “Jangan selalu yang diobok-obok pengguna narkoba karena mereka ini adalah korban dengan latar belakang yang macam-macam. Sebuah ungkapan sering dikatakan, mereka adalah anak-anak nakal karena yang dilihat hanya prilakunya saja, tanpa menyadari mereka ini sakit. Akhirnya tanpa sengaja kenal dengan narkoba dan merasakan sementara persoalannya secara instan hilang dan tanpa sengaja menjadi ketergantungan,” katanya.

Menurut dokter spesialis kejiwaan RS Sanglah ini walaupun korban sudah ditangani dan akhirnya menjadi stabil dalam artian mereka dapat beraktifitas dengan baik dan berkualitas. Namun, kata Dokter Hanati, karena otaknya sakit ada dorongan yang kuat (sugesti) untuk mencari narkoba lagi. “Sugesti ini biasanya menyerang sekitar 1 jam. Ketika sugesti ini muncul, kemudian mereka bertemu dengan para suplai, disinilah celakanya,” ujarnya. Ia sangat menyayangkan ketika akhirnya korban tertangkap. Padahal, mereka ini sakit dan perlu dampingan.

. Sehingga, kata dokter hanati, diperlukan komitmen bersama-sama, untuk melihat permasalahan ini ke depan. Perhatian orang terdekat yakni keluarga menjadi modal utama kelangsungan kesembuhan mereka. “Masalah ini bukan hanya menjadi masalah bagi yang berhubungan langsung dengan narkoba, tapi ini masalah kita bersama, karena mengancam generasi muda bangsa,” ujarnya tegas. –ast

Sudah dimuat di Koran Tokoh, Edisi 522, 11 Januari 2008

Minggu, 11 Januari 2009

Waspadai Ancaman HIV/AIDS

Pengidap HIV/AIDS di Bali diperkirakan terus meningkat. Berdasarkan data Yayasan Citra Usadha Indonesia (YCUI) sampai bulan Oktober 2008 terdapat 2413 kasus HIV/AIDS diantaranya 221 orang meninggal karena penyakit ini. Bahkan 50% pengidap HIV/AIDS termasuk golongan di bawah usia 29 tahun. Kota Denpasar menduduki urutan pertama dalam kasus ini, menyusul Badung, dan Buleleng.

Menurut Ketua dan Pendiri YCUI Prof. Dr. dr. Tuti Parwati Merati, Sp.PD., KPTI, semua pihak hendaknya dapat memahami, bahwa ancaman HIV/AIDS di Bali dapat mengurangi ketahanan dan kualitas kehidupan masyarakat. Tahun 2009 ke depan diperkirakan kasus HIV/AIDS akan terus bertambah. “Situasi ekonomi yang sulit, susahnya mencari lapangan pekerjaan, membuat banyak orang stres dan mencari hiburan ke café. Banyak perempuan yang berprofesi sebagai penjaja seks karena sulitnya menyambung hidup ditengah impitan ekonomi. Rendahnya penggunaan kondom di tempat berisiko seperti lokalisasi menjadi salah satu sebab tingginya penularan virus HIV/AIDS di Bali,” ujar Ketua Divisi Penyakit Tropis dan Infeksi FK Unud/RS Sanglah ini.

Menurutnya beberapa daerah lokalisasi yang mempunyai dampingan telah dianjurkan program penggunaan kondom bagi pelanggannya. “Namun, bagaimana dengan cewek orderan (CO) yang berpindah-pindah? ini sulit dipantau,” ujarnya. Malah, menurutnya, bukan saja di wilayah lokalisasi terjadi transaksi seksual, kini disinyalir café dan warung remang-remang juga terjadi transaksi seksual. “Sekarang ini café bukan lagi berfungsi sebagai tempat untuk bersantai minum-minum, namun sebagian besar café disinyalir malah melakukan transaksi seksual. Mungkin Pemerintah perlu lebih giat melakukan sidak ke lapangan dan pengurusan izin pendirian café perlu diperketat, termasuk jam buka café perlu diawasi,’ saran Dokter Tuti.

Sebuah data hasil riset di beberapa cafe di Bali dipaparkan dokter Tuti. Berdasarkan tes, tahun 2003 terdapat 3% cewek café mengidap HIV/AIDS, tahun 2007 14% dan tahun 2008 18%. Ia menilai jumlah ini akan terus meningkat jika tidak dibarengi dengan informasi dan edukasi tentang HIV/AIDS.

Denpasar sebagai pusat kota dengan mobilitas penduduk yang sangat dinamis dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, sementara kontrol sosial mulai berkurang. Menurutnya, penduduk tak dikenal alias anonim adalah prilaku berisiko tinggi dalam kasus ini karena penduduk anonim mudah berpindah tempat. “Remaja dan dewasa muda adalah usia rentan tertular virus ini, karena pada fase ini remaja suka coba-coba dan ingin sesuatu yang baru seperti melakukan hubungan seks, dan narkoba,” katanya. Pengaruh lingkungan, termasuk didalamnya pengaruh media elektronik dengan tayangan yang sering menampilkan adegan kekerasan dan perkosaan juga dituding menjadi pemicunya.

Peneliti kasus AIDS pertama di Indonesia ini mengatakan, situasi kasus HIV/AIDS pada kelompok berisiko hingga Oktober 2008 untuk kelompok heteroseks 1462 kasus, homo/biseks 144 kasus, jarum suntik 685 kasus, perinatal 35 kasus dan tidak diketahui 87 kasus. Artinya, penyebab tertinggi penyakit mematikan ini karena hubungan seksual yang kemudian disusul urutan kedua dengan penggunaan jarum suntik narkoba.

Autoblackthrough. HIV/AIDS tidak menimbulkan gejala. Untuk mengetahui virus ini berjangkit didalam tubuh kata Dokter Tuti, harus dipastikan lewat tes darah. Ketika virus itu sudah merasuk ke tubuh, penderita akan mengalami demam berkepanjangan, batuk atau TBC, diare terus menerus dan kumat-kumatan sehingga berat badannya mulai menurun, tubuhnya kurus kering dan ada jamur di rongga mulutnya.

Untuk mengatisipasi mewabahnya virus HIV/AIDS ini, tidak dapat hanya dilakukan oleh lembaga peduli HIV/AIDS. Menurutnya keprihatinan ini harus ditumbuhkan masyarakat bersama-sama, mulai dari desa pakraman sampai ke banjar-banjar. “Kontrol sosial harus lebih ditingkatkan terutama dalam keluarga. Interaksi hubungan yang harmonis dalam keluarga harus lebih terjalin. Peranan orangtua dalam mendidik anaknya sangat berpengaruh,” ujarnya. Selain itu, perlu diupayakan melayani pengobatan dan tes HIV secara cuma-cuma dan memperbanyak layanan tentang HIV/AIDS di masyarakat.

Untuk mencegah kasus ini terus bertambah, diperlukan kejelian para dokter yang merawat pasien TBC yang dicurigai tidak kunjung sembuh untuk menawarkan tes HIV/AIDS, termasuk juga pada ibu hamil yang mempunyai riwayat berisiko.

Kini sedang digalakkan program PMTCT (Preventing Mother to Child Transmission) atau mencegah penularan dari ibu ke janin. “Jika setelah dilakukan tes ini si ibu positif HIV segera diberikan obat ARV (antiretroviral) untuk mencegah virus ini menular ke bayinya,” ujar Dokter tuti. Menurutnya, dengan pemberian obat ini penderita HIV/AIDS tidak perlu kuatir. Dengan menjalankan terapi ini dengan baik sekitar dua tahun mereka dapat beraktifitas seperti biasa bahkan 80% pasien sudah mengalami kesembuhan. “Masih ada harapan hidup, asalkan sudah terdeteksi sejak dini dengan melakukan tes darah. Selama ini sangat disayangkan yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium III dan IV,” ujarnya.

UNTUK mengetahui status HIV, perlu mengikuti tes HIV yakni tes darah yang digunakan untuk memastikan apakah seseorang sudah positif terinfeksi HIV atau tidak.

Prosedur Tes HIV:

Konseling pre-test : konseling yang dilakukan sebelum darah seseorang yang menjalani tes itu diambil. Tujuannya untuk meyakinkan seseorang yang akan melakukan tes, dan memberikan pengetahuan tentang bagaimana nantinya bersikap setelah mengetahui hasil tes.

Konseling post-test : konseling setelah hasil tes. Konseling ini penting untuk membantu mereka yang hasilnya positif agar mengetahui cara menghindari penularan pada orang lain, serta untuk bisa mengatasinya dan menjalin hidup secara positif. Bagi yang hasilnya negatif, konseling ini bermanfaat untuk memberitahu tentang cara-cara mencegah infeksi HIV di masa datang.

Tes HIV Bersifat :

Sukarela : Tes HIV dilaksanakan berdasar kesadaran diri sendiri, bukan atas paksaan/tekanan orang lain.

Rahasia: Hasil tes bersifat rahasia dan hanya diberikan kepada orang yang bersangkutan.

Bagaimana HIV Menular?

  1. Hubungan Seks. Pada saat berhubungan seks tanpa kondom, HIV dapat menular dari darah orang yang terinfeksi, air mani atau cairan vagina langsung ke aliran darah orang lain, atau melalui selaput mukosa yang berada di bagian dalam vagina, penis atau dubur.
  2. HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV atau melalui alat suntik atau alat tindakan medis lain yang tercemar HIV.
  3. HIV menular dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, kelahiran, dan ketika menyusui.

HIV tidak menular melalui sentuhan, jabat tangan, bergantian alat makan/minum

Mencegah Penularan HIV dengan Prinsip ABCDE
A = Abstinence
; tidak melakukan hubungan seks terutama bagi yang belum menikah
B = Be faithful; setia hanya pada satu pasangan dan tidak "jajan" ke tempat pelacuran
C = use Condom; gunakan kondom
D = no Drugs; jangan gunakan narkoba
E = sterilization of Equipment; minta alat suntik steril pada dokter –ast

Sudah dimuat di Koran Tokoh, Edisi 522, 11 Januari 2009

Rabu, 07 Januari 2009

HUT Pertama Blogku

Hari ini, Rabu 7 Januari 2009 adalah ulangtahun pertama blog ini. Saat pertamakali dibuat, aku hanya iseng mengisi dengan tulisanku yang sudah dimuat di koran. Terimakasih atas apresiasi teman-teman blog datang berkunjung dan memberi komentar, saran maupun kritik untuk perbaikan blog ini.

Bahkan aku amat sangat berterimakasih karena beberapa teman yang memberiku award sebagai lambang persahabatan yakni Depe, Blogger Addicter, Alim Mahdi, Erik, mbak Lyla, Fatamorgana.
Tak lupa aku ucapkan terimakasih atas beberapa PR yang sulit aku kerjakan dari
mbak Lyla dan Erik. Jangan lagi yah........... kapok deh, susah banget sichhh....................... mending berburu berita aja dechhhhh(ha.ha.ha.aha.ha.aha.)


Selama setahun ini aku juga mendapat banyak teman dari blog ini, spesial buat dokter Andri makasi banget kiriman hadiahnya dari Kalimantan untuk Bintang keponakanku.
Buat teman-temanku yang sering berkunjung ke blog ini hanya ucapan terimakasih yang dapat aku sampaikan. Mungkin kita terpisah oleh ribuan mil lautan. Bahkan kita tidak pernah bertemu sekalipun, tapi aku merasa amat sangat dekat dengan kalian. Aku meminta maaf apabila saat aku memberi komentar, ada kalimatku yang tidak berkenan. Semoga itu tidaklah menjadi persahabatan ini renggang.

Tidak ada perayaan dengan pesta, tapi aku rayakan dengan perenungan.
Semoga ke depan persahabatan ini tak lekat oleh waktu, karena begitu mudah mencari musuh tapi mendapatkan sahabat sangatlah sulit. Marilah kita bina persahabatan ini dengan saling memberi semangat dan harapan untuk kelangsungan blogger Indonesia.

TEMAN SEJATI…
Mengerti ketika kamu berkata ‘Aku lupa’
Menunggu selamanya ketika kamu berkata ‘Tunggu sebentar’
Tetap tinggal ketika kamu berkata ‘Tinggalkan aku sendiri’
Membuka pintu meski kamu BELUM mengetuk dan berkata ‘Bolehkah saya masuk?’
Terimakasih sahabat..............

Senin, 05 Januari 2009

Tips Cantik dan Awet Muda

TAHUN BARU penampilan baru. Tidak perlu mengunakan bahan yang mahal, cukup dengan bahan tradisional berupa tanaman yang tumbuh di pekarangan rumah. Tjok Istri Agung Adnyani, Runner Up I Ibu Teladan Bali 2008 yang piawai meracik obat tradisional berbagi resep untuk kecantikan kaum perempuan.

Membuat Wajah Berseri-seri dan cerah

Bahan: bunga sari gading dan bunga melati.

Djarum Black Motodify. Pengolahan: ambil sebanyak-banyaknya bunga sari gading dan bunga melati, jemur hingga kering. Setelah kering disimpan dalam toples kedap udara. Jika akan menggunakan ambil segenggam lalu masukkan ke dalam gelas seduh dengan air panas. Tambahkan gula secukupnya. Setelah menjadi kuning lalu diminum. Lakukan teratur dua kali seminggu.

Mengatasi Keputihan

Bahan: 5 tangkai bunga cempaka, dan 5 tangkai bunga melati.

Pengolahan: bunga cempaka dan bunga melati diseduh dengan air panas. Biarkan dingin, kemudian minum pada pagi dan sore hari setiap hari.

Menghilangkan Tumit Pecah-pecah

Bahan: buah markisa yang masih segar.

Blackinnovationawards. Pengolahan: Ambil getah buah markisa yang masih segar. Oleskan pada bagian telapak kaki yang pecah secara teratur. Lakukan setiap hari sebelum mandi.

Jamu Segar dan Stamina Kuat

Bahan: satu buah delima putih yang muda, satu buah pinang yang muda, 7 helai daun sirih, 5 tangkai bunga kenanga, garam secukupnya.

Pengolahan: semua bahan diatas ditumbuk halus menjadi satu. Kemudian digodok dengan 3 gelas air, sehingga tinggal 1 ½ gelas lalu diminum. Sangat baik diminum bersama ampasnya. Jika memungkinkan, ramuan ini dapat dibuat semacam pil. Buat bulat kecil lalu jemur. Minum rutin setiap hari. –ast

Sudah dimuat di Koran Tokoh, Edisi 521, 4 Januari 2009

Jumat, 02 Januari 2009

Mengincar Wong Cilik di daerah Kritis

Mengawali tahun 2009 ini, aku mengganti theme yang lebih soft, karena tahun ini tahun keprihatinan. Alangkah indahnya jika di tahun yang baru ini kita lebih meningkatkan tali persuadaraan dan membantu sesama yang memerlukan bantuan. Seperti yang dilakukan Ibu kita satu ini. Aku mengutip tulisan temanku untuk profil Ibu Teladan Se-Bali 2008 ini.

BANYAK pilihan bagi seseorang untuk dijadikan ajang pengabdian dalam berbagi kelebihan yang dimiliki, baik waktu, fisik, idealisme, maupun finansial. Bagi Ni Nyoman Nilawati (58) pilihannya jatuh di bidang kemanusiaan, sosial, dan keagamaan. Warga tidak mampu di pedesaan menjadi incarannya.


Untuk lebih bisa mengekspresikan kepeduliannya pada wong cilik ini, ia pensiun dini sebagai PNS di Sekolah Kebidanan RSUP Sanglah Denpasar, tahun 1977. Setelah itu keseharian tamatan Sekolah Guru (Akademi) Bidan tahun 1972 ini sarat kegiatan menghadiri seminar, pelatihan, kursus, berorganisasi, mengelola yayasan, dan menyalurkan bantuan. “Forum seperti seminar adalah sumber informasi yang bisa memperluas wawasan dan menambah relasi saya,” ujar ibu tiga anak lelaki, dua sarjana dan yang satu masih kuliah ini.

Ia tak ragu-ragu merogoh rupiah dari kantong pribadinya, menyalurkannya sebagai bea siswa puluhan anak yang orangtuanya tidak mampu dan anak yatim. Bantuan pun disalurkan kepada warga lainnya, khususnya di daerah kritis dan pedesaan, mulai kelompok peternak kambing sampai pemilik bengkel yang memerlukan bantuan modal. Aktivis berbagai organisasi social ini selalu berpenampilan sederhana sangat jauh dari kesan glamour.

Ia juga piawai dalam mengarahkan kegiatan tiap organisasi yang digelutinya agar menyentuh kebutuhan masyarakat daerah minus seperti beberapa desa di Karangsem, Bangli, dan Buleleng, yang miskin sumber air. Di pelataran tempat tinggalnya di Desa Pesaban, Rendang, Karangasem, tumbuh aneka tanaman obat keluarga. “Bersama warga setempat kami sedang merintis usaha membuat minuman kesehatan herbal,” tuturnya.

Tidak mengherankan, sebagian besar tanda penghargaan yang diterima istri Made Sudiarta ini justru datang dari masyarakat pedesaan. 22 Desember 2008, adalah hari bersejarah baginya karena ia dinobatkan sebagai Ibu Teladan Se-Bali 2008.