Senin, 24 Agustus 2009

Pekerja percetakan Wajib Pakai Masker

Penggunaan masker di tempat kerja yang menghasilkan debu dalam proses kerjanya sangat perlu agar terhindar dari penykit terutama paru. Penyakit timbul akibat pemaparan debu yang terus menerus pada pekerja. Salah satnya gejala batuk-batuk.
Prof. Ketut Tirtayasa , M.S. AIF, Ketua Program Studi Magister Ergonomi-Fisiologi Kerja FK Unud lebih jauh mengatakan, pekerja d tempat kerja seperti saha penggergajian, pengamplasan, pabrik semen, garmen, dan percetakan wajib menggunakan masker. Penggunaan masker agar udara yang dihirup tetap bersih tidak tercemar bahan-bahan yang tidak baik untuk pernapasan. “Tempat kerja seperti percetakan banyak mengandung polusi debu, zat kimia, atau partikel lain yang dapat memengaruhi fungsi pernapasan,” jelas Pengajar Pascasarajana Fisiologi Kerja PS Ilmu Faal FK Unud ini.
Ia menyarankan tempat kerja yang banyak menghasilkan polusi seperti garmen dan percetakan sebaiknya membuat ventilasi di bawah sehingga debu tidak naik ke atas dan dihirup para pekerja. Namun, kata Prof. Tirta, banyak perusahaan tidak membuat tempat kerja yang nyaman bagi pekerjanya. Belum lagi ditambah kurangnya kesadaran pekerja menggunakan masker sebagai pelindung. Menurutnya berdasarkan aturan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) seharusnya perusahaan menyediakan masker bagi pekerjanya. Masker medis dapat digunakan. Cara penggunaanya warna putih di dalam dan warna hijau di luar. Bagian atas ditandai dengan kawat yang menempel pada hidung. Kawat tersebut bisa dibentuk sesuai bentuk hidung agar benar-benar melekat dan tidak longgar.
Ia menilai masker medis yang dijual di apotek sesuai standar kesehatan. Layaknya masker ini dibuat untuk sekali pakai. Namun, memungkinkan untuk dicuci. Namun, pencucian yang terlalu sering dapat mengurangi kualitas masker. Intensitas debu yang diserap lebih sedikit karena pori-pori sudah longgar. “Sebaiknya jangan terlalu sering dicuci. Kalau sudah kotor atau tidak nyaman, dan longgar lebih baik diganti yang baru. Jangan meminjam masker orang lain. Rawan penularan virus,” ujar salah satu dosen yang mengikuti Kongres Ergonomi 9-14 Agustus di Beijing Cina ini. Perusahaan bahan kimia berbahaya atau pabrik besi biasanya menyediakan masker khusus. Masker ini dibuat dari bahan khusus yang sudah dirancang sesuai keperluan dan dapat dicuci.
Ia menegaskan sosialisasi masker perlu dilakukan kepada pekerja. Ini menyangkut hubungan antar manusia dengan pekerjaannya dalam hal peralatan, lingkungan kerja, dan organisasi kerja. Tujuannya agar pekerja tetap sehat, aman, nyaman, dan produktif. –ast

1 komentar:

Andri Journal mengatakan...

Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Debu-debu yang ukurannya kecil dan tak terlihat oleh mata, bila dihirup terus menerus pada akhirnya juga bisa menyebabkan kerusakan pada paru.