Selasa, 24 Mei 2011

Cuci Otak

Selama ini media massa banyak menayangkan berita tentang cuci otak. Ada yang mau melakukan bom bunuh diri, atau menjadi pengikut setia karena sudah dicuci otak sebelumnya. Apakah otak memang bisa dicuci ?
“Cuci otak jangan diartikan secara harfiah dicuci yang sebenarnya. Cuci otak yang dimaksud, menghilangkan atau mengganti memori yang sudah ada dengan memori baru. Prinsip dasarnya sama dengan hipnoterapi,” ujar Psikiater dr. Made Nyandra, Sp. KJ., M.Repro.

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, cuci otak merupakan sebuah upaya rekayasa pembentukan ulang tata berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu menjadi sebuah tata nilai baru. Praktik ini biasanya merupakan hasil dari tindakan indoktrinasi, dalam psikopolitik diperkenalkan dengan bantuan penggunaan obat-obatan dan sebagainya.

Menurut Dokter Nyandra, sama halnya dengan hipnoterapi, semua orang bisa dilakukan cuci otak. Otak sering diibaratkan komputer. Padahal, kata dia, otak lebih canggih daripada itu. Otak sangat kompleks dan mampu melakukan apapun. Ketika berada dalam keadaan hipnotikstim, orang akan fokus dan mudah menerima perintah atau inisiasi apapun, apakah itu ajaran, doktrin, motivasi atau yang lainnya.
Hipnoterapi pada dasarnya digunakan untuk hal yang positif membangkitkan semangat, membangun keberanian dan kekuatan, dan salah satu terapi pengobatan. Namun, kata dia, hipnotis malah sering dimanfaatkan untuk hal negatif mencapai tujuan.

Dokter Ahli Jiwa RS. Wangaya ini mengatakan, anggapan keliru kalau orang yang bisa dihipnotis hanya orang yang lemah. “Semua orang bisa dihipnotis, asalkan kita mau. Jadi intinya ada persetujuan di sana. Ketika persetujuan tidak terjadi, proses tersebut tidak berjalan,” paparnya.
Pengurus Yayasan Pendidikan Dyana Pura ini mengatakan, hipnotis sering disalahgunakan untuk menipu orang di jalanan. Ketika target bersedia berbicara dan melayani obrolan, itu suatu tanda otak mengirimkan sinyal persetujuan. Ketika target pergi dan tidak mengindahkan, proses hipnotis tidak berjalan.

Dalam ilmu psikiater, kata Dokter Nyandra, hipnoterapi digunakan untuk menghilangkan atau memperbaiki memori yang ada, seperti perasaan kesakitan atau ketakutan. “Memori yang membuat sakit ini, dibongkar dan diisi dengan memori baru, sehingga penyakitnya disembuhkan. Melepaskan semua emosi negatif yang melekat pada peristiwa tersebut, seperti marah, benci, dendam, sakit hati sehingga nanti setelah selesai proses terapi, ketika mengingat orang atau peristiwa tertentu perasaannya akan biasa saja/netral,” ujarnya.
Hipnoterapi merupakan sebuah rangkaian proses. Keberhasilan suatu proses hipnoterapi memerlukan kerja sama antara hipnoterapis dan pasiennya. “Tanpa kerja sama, tingkat keberhasilan suatu proses hipnotis sangat kecil. Hipnoterapis akan bertanya kepada pasien terlebih dahulu. Ketika pasien sudah setuju, baru kemudian dilakukan inisiasi yakni otak diberikan perintah,” ujarnya. Hipnoterapi dilakukan oleh seorang hipnoterapis yang memberi sugesti-sugesti ke dalam pikiran bawah sadar pasien. Sugesti yang diberikan bersifat positif, dengan kalimat-kalimat yang singkat, dan masuk akal dan diharapkan dapat merubah hal negatif pasien menjadi positif. Hal ini dilakukan berulang-ulang, baik lewat audio ataupun visual.

Ia mengatakan, hipnoterapi selain digunakan untuk mengobati trauma, cemas, depresi, stress, ketergantungan obat, kini mulai dipakai untuk mengobati pasien kanker. Bahkan, sebelum tindakan operasi, pasien juga mulai diberikan hipnoterapi untuk meminimalkan rasa nyeri pascaoperasi. Hipnoterapi juga baik untuk pendidikan anak untuk membantu pengembangan mental mereka.
Menurut Dokter Nyandra, ketika kita mengikuti seminar motivasi, prinsipnya sama dengan hipnoterapi. Para motivator sebelum memerintahkan melakukan sesuatu, mereka membakar semangat peserta sehingga konsentrasi dan fokus. Setelah dirasakan peserta sudah fokus, jangan heran peserta mampu melakukan hal di luar dugaan seperti berjalan di atas api atau memecahkan kayu.

Auto Sugesti
Hipnotis kepada diri sendiri biasa disebut auto sugesti yakni memberi sugesti pada diri sendiri dalam waktu tertentu. Salah satu contoh kasus, seseorang yang selalu merasa gagal dalam hidupnya, dia dapat melakukan auto sugesti kepada dirinya sendiri. Dengan melakukan pengucapan kata-kata yang singkat untuk memberikan memori yang baru dan menghilangkan memori yang lama yang dilakukan berulang-ulang. Hal ini, kata dia, secara pelan-pelan memori lama akan terhapus.
Ia berpandangan, kasus “cuci otak” yang merebak selama ini memang perlu penanganan serius. Untuk mengembalikan memori otak yang sudah “dicuci”, kembali dilakukan hipnoterapi agar memori sebelumnya kembali dan harus dilakukan berulang-ulang.
Proses pengembalian memori ini tergantung dari berapa lama ia terkena doktrin yang diterima. “Kalau prosesnya sangat lama dan berulang-ulang, apalagi sampai bertahun-tahun, perlu waktu dan pengulangan yang terus menerus,” paparnya.
Ia menyarankan, semua orang harus memiliki nilai hidup yang kuat agar terhindar dari cuci otak. Ketika nilai hidup seseorang lebih kuat dari program baru yang akan dimasukkan ke otak, cuci otak tidak berhasil. “Kunci yang perlu diingat, adanya persetujuan,” tandasnya.–ast



Tidak ada komentar: