Air putih merupakan minuman paling sehat dan terbaik bagi tubuh. Malah, sekarang sedang marak air kemasan dengan klaim air oksigen atau heksagonal. Apakah air tersebut lebih sehat dari air putih biasa. Mana yang lebih baik minum air dingin atau air hangat?
“Konsumsi cairan yang ideal untuk memenuhi kebutuhan harian tubuh manusia adalah 1 ml air untuk setiap 1 kkal konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi total jumlah air yang keluar dari dalam tubuh,” ujar Ahli Gizi dr. I Wayan Gede Sutadarma, M.Gizi. Secara rata-rata tubuh orang dewasa akan kehilangan 2.5 liter cairan per harinya. Sekitar 1.5 liter cairan tubuh keluar melalui urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400 ml keluar dalam bentuk uap air melalui proses respirasi (pernapasan) dan 100 ml keluar bersama dengan feces (tinja). Sehingga berdasarkan estimasi ini, konsumsi antara 8-10 gelas (1 gelas = 240 ml) biasanya dijadikan sebagai pedoman dalam pemenuhan kebutuhan cairan per harinya.
Air merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air. Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan dari makanan dan minuman “Jika kekurangan cairan akan menyebabkan dehidrasi,” kata lelaki kelahiran Klungkung, 16 Desember 1980 ini.
Ia menyebutkan, air putih merupakan minuman yang paling sehat dan terbaik yang diperlukan tubuh. Namun, banyak orang yang bosan dengan air putih dan memilih minuman yang tidak baik bagi kesehatan tubuh seperti minuman beralkohol yang nyata-nyata jika diminum berlebihan berdampak bagi kesehatan.
Sekarang ini banyak beredar air kemasan yang diklaim air oksigen atau air heksagonal yang dapat menyegarkan dan memberi manfaat bagi tubuh. Menurut Dokter Sutadarma, pada manusia oksigen hanya bisa diserap oleh paru-paru dan tidak bisa di saluran cerna. Artinya, air oksigen tidak memberikan manfaat lebih. “Manfaatnya sejauh ini belum terbukti secara ilmiah ataupun secara klinis,” jelasnya.
Pilihlah air putih yang bersih, jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. Jika menggunakan sumber air sebagai air minum, perlu dilakukan pemanasan dan penyaringan terlebih dahulu. Hal ini untuk membunuh kuman-kuman yang ada, selain itu untuk mengurangi kadar mineral dalam air karena dengan pemanasan dan penyaringan, mineral ini akan mengendap membentuk kerak.
Selain air putih minuman sehat lainnya, susu merupakan sumber protein kualitas tinggi dan kalsium. Teh juga baik untuk kesehatan karena mengandung senyawa antioksidan polifenol yang berperan menangkal radikal bebas penyebab penyakit degeneratif. Jus merupakan sumber vitamin dan mineral. Beberapa jus ada yang mengandung antioksidan yang berperan menangkal radikal bebas.
Staf Biokimia/Tim Terapi Gizi FK Unud/RS Sanglah ini mengatakan, jika berada di lingkungan yang dingin dianjurkan minum air hangat lebih banyak karena banyak mengeluarkan air melalui urin dan pernapasan. Kalau keringat mungkin tidak terlihat karena sudah terlanjur menguap sebelum kelihatan.
Jika berada di lingkungan yang panas atau setelah berolahraga dianjurkan banyak minum terutama air dingin. Saat udara panas atau banyak aktivitas olahraga banyak mengeluarkan air melalui keringat dibanding dari urin. Setelah olahraga sebaiknya pilihlah minuman yang mengandung isotonus untuk mengganti cairan dan elektrolit tubuh. Selain itu juga bisa dipilih air dari buah-buahan yang mengandung elektrolit seperti air kelapa, semangka, atau melon.
Bagaimana dengan minuman kaleng?
Setiap minuman kaleng harus mencantumkan nilai gizi pada kemasannya. Nilai gizi dapat diartikan sebagai daftar kandungan zat gizi pangan pada label pangan. Minuman dalam kaleng dikemas sedemikian rupa dengan ditambah zat-zat pengawet dalam jumlah tertentu. Sering pula, ditambahkan garam atau gula dalam jumlah tertentu yang dapat menimbulkan masalah pada kesehatan apabila sering dikonsumsi. Menurutnya, pada dasarnya minuman kaleng itu aman dikonsumsi. Zat-zat yang terkandung dalam makanan kaleng, baik itu pengawet, pewarna, dan perasa sudah melewati berbagai perhitungan cermat sehingga tidak akan membahayakan tubuh. Namun, bagi penderita penyakit tertentu perlu berhati-hati dalam mengonsumsi minuman kaleng. –ast
Tips memilih air dalam kemasan:
1. Perhatikan kondisi fisik air dan kemasannya.
2. Perhatikan tanggal kadaluarsa.
3. Tidak menggunakan kemasan sebagai isi ulang dengan air lain karena bahan kemasan yang dipakai biasanya hanya untuk satu kali saja.
4. Perhatikan komposisi dan nilai gizi pada kemasan. –ast
Koran Tokoh, Edisi 678, 30 jan s.d 5 Pebruari 2012