Minggu, 29 April 2012

Korengan

Tiap orang apalagi wanita, sangat memimpikan memiliki kulit yang putih mulus bebas dari noda/bekas luka. Namun, noda pada kulit yang sudah terlanjur terjadi karena "dosa" atau kesalahan perawatan dan penanganan penyakit kulit pada masa anak-anak seringkali sangat susah dihilangkan atau kembali seperti semula. Salah satu penyakit infeksi pada kulit, walaupun tidak terlalu berbahaya, namun seringkali menimbulkan bekas adalah penyakit korengan (ektima). Penyakit ini juga tergolong popular karena seringkali dikaitkan dengan faktor kebersihan kulit seseorang.
Dosen FK Unud/RS Sanglah dr. I Gusti Nyoman Darmaputra, Sp.K.K, mengatakan, penyakit korengan  merupakan salah satu golongan penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus, steptokokus atau keduanya.

”Ektima tampak berupa pembentukan keropeng  yang berwarna kuning kehitaman dan kotor yang menutupi suatu luka  di bawahnya. Faktor yang memudahkan timbulnya penyakit ini, sanitasi buruk, higienitas, atau kebersihan badan yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh, serta adanya riwayat penyakit kulit sebelumnya,” ujar dr. Darmaputra.
Korengan dapat menyerang siapa saja baik orang dewasa maupun anak-anak, tetapi penyakit ini seringkali lebih banyak menyerang anak-anak. Faktor kebersihan yang kurang dan juga daya tahan tubuh yang kurang maupun karena kekurangan nutrisi pada anak-anak seringkali menyebabkan banyaknya kasus ektima yang menyerang anak-anak. Anak-anak sering bermain-main di tanah maupun di lapangan yang berdebu dan berlumpur namun kadang tidak mandi maupun membersihkan diri dengan baik menggunakan sabun. Selain itu, kuman-kuman yang melekat pada kulit menjadi lebih mudah masuk kedalam tubuh apabila sudah terdapat luka-luka kecil misalnya lecet saat bermain atau luka-luka kecil bekas garukan karena penyakit alergi lainnya.

Bakteri golongan stafilokokus selain berasal dari lingkungan juga dapat membentuk koloni di ketiak maupun hidung, sehingga dapat menimbulkan koreng yang berulang. Peranan faktor makanan maupun alergi makanan tidak berhubungan secara langsung dengan terjadinya penyakit koreng ini. Namun, penamaan di masyarakat seringkali membingungkan karena beberapa jenis penyakit alergi baik itu alergi makanan, debu atau bahkan karena gigitan nyamuk yang apabila terinfeksi menimbulkan luka bernanah dan bekas luka juga digolongkan sebagai korengan
Korengan apabila tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan luka yang makin dalam (borok) bernanah dan juga menimbulkan infeksi jaringan kulit yang lebih dalam (erisipelas/selulitis). Erisipelas atau selulitis ditandai oleh adanya kemerahan di sekitar luka yang teraba panas dan sakit bila disentuh. Apabila sampai tahap ini tetap tidak ditangani dengan baik, maka dapat menimbulkan infeksi di seluruh tubuh (sepsis) yang ditandai panas tinggi, napas cepat bahkan dapat berujung pada penurunan kesadaran dan bahkan kematian.
Secara umum, konsep pengobatan tropikal/lokal pada kulit menggunakan konsep basah-basah, kering-kering. Apabila kondisi penyakit kulit basah (bernanah) kita harus menggunakan pengobatan yang bersifat basah yaitu dengan menggunakan kompres, sebab apabila pada luka yang basah dioleskan salep, maka salep akan mengambang dan tidak mencapai lapisan kulit yang ingin diobati. Pada kasus ini lebih dipilih kompres dengan menggunakan cairan antiseptik seperti rivanol. Apabila kondisi penyakitnya sudah mengering, maka dilanjutkan dengan pengobatan dengan konsep kering yaitu menggunakan salep antibiotik seperti golongan mupirosin, natrium fusidat atau gentamisin. Selain pengobatan tropikal, dapat dikombinasikan dengan pengobatan oral (obat yang diminum) menggunakan antibiotik oral. Karena penyakit ini disebabkan oleh kuman stafilokokus/streptokokus maka lebih dipilih antibiotik golongan penisillin atau cefalosporin.
Pemilik klinik spesialis kulit D&I Skin Centre ini  mengatakan, penyakit korengan memang sangat identik dengan bekasnya, bahkan di masyarakat seringkali menamakan bekas coklat kehitaman pada kulit karena sebab apapun sebagai koreng. Bekas di kulit memang kemungkinan besar terjadi pada ektima karena penyakit ini menimbulkan luka yang cukup dalam dan melewati lapisan basal kulit yaitu lapisan kulit yang dapat mengganti kulit dengan sempurna tanpa bekas.
”Untuk mencegah atau mengurangi bekas yang dapat timbul, sebaiknya apabila timbul korengan segeralah diobati ke dokter, jangan mencoba-coba dengan obat-obat salep/minyak sembarangan karena seringkali bukannya menyebabkan perbaikan, tapi bahkan menjadi tambah parah sehingga bekasnya akan menjadi lebih lebar dan dalam,” tandasnya. Apabila sudah terlanjur timbul bekas kecoklatan pada kulit dapat disamarkan dengan menggunakan krim yang mengandung pemutih untuk mengurangi tumpukan pigmen pada area itu. Selain itu, bisa juga menggunakan perawatan chemical peeling atau laser untuk mengangkat lapisan sel kulit mati dan lapisan kulit yang mengandung pigmen yang berlebihan.–ast

Tips Mencegah Korengan :
•    Mencegah masuknya kuman ke dalam kulit.
•    Setelah bermain di halaman rumah atau lapangan harus segera mandi dengan bersih menggunakan sabun, kalau perlu menggunakan sabun antiseptik.
•    Apabila terdapat luka-luka kecil bekas garukan atau luka karena bermain-main, segeralah dibersihkan dengan larutan antiseptik seperti betadine/alkohol dan menggunakan salep antibiotik, sehingga tidak menjadi tempat masuknya kuman ke kulit kita.
•    Maksimalkan daya tahan tubuh kita untuk melawan kuman yang masuk dengan makan makanan yang sehat dan bergizi serta istirahat yang cukup. -ast

Koran Tokoh, Edisi 691, 30 April s.d 6 Mei 2012

4 komentar:

Erik mengatakan...

Tks ya info dan tipnya. waktu kecil aku juga pernah kena eksim. hiks.

Apa kabar rathi?

wirati mengatakan...

erik: kabar baik.
moda bermanfaat deh artikelnya yahh

kamal's blog mengatakan...

makasih ya rathi...
gmn kabarnya?

Dinijuliani Parinduri mengatakan...

Halo selamat siang..
Mohon sarannya dong saya masih punya korengan ini ditangan dan kaki saya. Saya malu sekali sampai pergaulan saya pun tidak ada.
Mohon bantuannya.
Tolong dijawab ya:)