Senin, 16 Maret 2009

Misteri Kerauhan (bag-1)

Made Suryaningsih Makan Banyak karena Stres.

“MADE kumat lagi,” ujar beberapa siswi SMP N 9 Denpasar yang sedang mengobrol di depan kelas waktu itu. “Ngeri melihat dia mengamuk. Semua benda yang ada disampingnya dilempar. Aku takut sama Made,” tutur salah satu diantara mereka. “Kita menjauh saja. Dia seperti orang aneh,” tambah yang lainnya ikut bicara. Begitulah sikap teman-teman Made Suryaningsih saat pertamakali sesuatu yang aneh terjadi pada perempuan kelahiran Denpasar, 6 Oktober 1981 ini.

Ketika itu, Made begitu ia akrab disapa, sering kerauhan. Made mengaku ada suatu energi kekuatan yang luar biasa yang mengendalikannya membuat ia tak mampu menolaknya. Bukan hanya kerauhan, Made mampu melihat dengan mata telanjang makhluk lain di dunia gaib. Nasib baik berpihak pada Made. Seorang teman mengenalkannya dengan Ahli Kejiwaan Prof. L.K. Suryani.

Dengan belajar meditasi Made mampu mengendalikan kekuatan energi itu. Made kini mampu memanfaatkan kelebihan indra keenamnya untuk kehidupannya sehari-hari. Bahkan kesuksesan ia raih dalam segala bidang mulai dari prestasi di kampus, dunia organisasi, pekerjaan, termasuk urusan jodoh. Bagaimana perjuangan Made sehingga ia mampu menjadi manusia normal kembali?

Made mungkin tidak mengira hidupnya akan berubah sejak ia duduk di kelas III SMP. Ada suatu kekuatan yang membuatnya sering kerauhan. Jika dia melewati tempat yang angker, indra penglihatannya mampu melihat kehidupan para penghuni dunia gaib. Made merasa takut dengan semua yang dilihatnya. ”Saya berusaha memejamkan mata agar tidak melihat itu semua,” tutur Made. Jika sembahyang ke pura-pura, Made sering melihat sebuah sinar datang menghampirinya. Kekuatan sinar itu tidak mampu ditolaknya. Made akan mengeluarkan suara ngeregeh suara khas orang kerauhan, kemudian pingsan.

Melihat keadaan Made yang tidak sewajarnya, ayahnya Nyoman Rindi Paramarta dan ibunya, Ni Ketut Rini, mencoba mencarikan Made obat. Hati Ketut Rini sedih melihat keadaan putri keduanya itu. Beberapa balian sudah didatanginya. Menurut mereka, apa yang Made alami sekarang akibat proses reinkarnasi. Suatu proses kelahiran kembali yang lebih sempurna dibanding orang lain sehingga Made memiliki suatu kekuatan indra keenam.

Sehari Made kadang kerauhan dua sampai tiga kali. Made mengaku keadaan ini sangat menyiksanya. Selain ia tidak dapat berkonsentrasi belajar, Made tidak memiliki teman. ”Semua takut pada saya dan mereka mengatakan saya manusia aneh,” ujar Made.
Dengan tertatih-tatih, Made mampu menyelesaikan pendidikannya dan melanjutkan ke SMAN 6 Denpasar. Semester pertama, Made nyaris tidak pernah sekolah. Kondisinya makin parah. Kadang ia pingsan mendadak, kadang kerauhan, dan mengamuk. Ia pun menjalankan rutinitas pengobatan ke beberapa balian di Bali.

Namun, hasilnya nihil. Made menjadi pendiam di sekolah. ”Tak ada yang mau jadi teman saya. Keadaan ini benar-benar membuat saya stres,” tuturnya. Menyalurkan kegundahan hatinya, Made melampiaskannya dengan makan. Dia sudah tidak peduli lagi dengan bentuk tubuhnya yang makin hari makin subur.
Biasanya Made kerauhan sekitar 1 jam. Setelah dicarikan pemangku dan dipercikkan tirta (air suci) ia langsung sadar. Setelah istirahat sekitar 15 menit, kondisi Made pulih kembali. Made mengaku tidak merasakan lelah walaupun sudah mengamuk. ”Saya merasa biasa saja, tidak capek sedikitpun,” tutur Made.

Ada satu kejadian yang paling membekas di hati teman-teman Made di SMAN 6 Denpasar. Ketika itu Made kerauhan dan mengamuk dari pukul 11 siang hingga 3 sore. Pemangku yang biasanya didatangkan ke sekolah sedang ada kegiatan di Pura di luar Denpasar. Karuan saja segenap isi sekolah geger dan proses belajar mengajar menjadi terganggu. Dengan kekuatan yang luar biasa, Made membanting meja dan kursi. Kejadian itu membuat penghuni sekolah histeris ketakutan melihat ulah Made. Para guru kebingungan mengendalikan Made.

Sambil menunggu pemangku datang, para guru berusaha memegang Made agar dia tidak menghancurkan barang-barang yang ada di dekatnya. Namun, kekuatan Made sangat luar biasa. Tak pelak para guru yang mencoba mengendalikannya merasa keletihan. Untung saja tepat pukul 3 sore pemangku datang. Serta merta pemangku memercikkan tirta ke tubuh Made.

Berselang beberapa menit Made sadar dan lemas. Setelah beristirahat sekitar 15 menit, Made bangun dan kondisinya pulih segar bugar seperti biasa. Ketika ditanya guru dan teman-temannya di sekolah, Made mengatakan tidak mampu membendung kekuatan yang datang menghampirinya itu. Made sendiri mengaku tidak tahu apa yang sedang terjadi padanya. ”Saya merasa ada energi luar biasa datang dan mengendalikan saya. Tapi saya tidak mampu melawan. Saya berteriak dan mengamuk. Saya tidak tahu bagaimana caranya mengerem kekuatan itu,” kata Made dengan mimik serius. –ast

Sudah dimuat di Koran Tokoh, Edisi 526

5 komentar:

Anonim mengatakan...

pertamaxxxxxxxxxx......
biasanya kejadian begini, serng terjadi ditiap2 daerah, dan motifnya selalu di indentikkan dengan roh jahat... benar or ngga aku juga ngga paham.. :-)

Anonim mengatakan...

@buat ifoel:
hehehheeh sebenarnya ga semua roh jahat kok

Anonim mengatakan...

Yups, gak semuanya jahat kok. Keahliannya juga macam macam. Jika yang masuk adalah ahli pengobatan, maka yg kerauhan jadi mendadak bisa mengobati. Jika yang masuk adalah pendekar/ksatria, maka yg kerauhan mendadak jadi ahli beladiri.

Andri Journal mengatakan...

Km pernah denger istilah 'indigo' wir?

Unknown mengatakan...

kerauhan model begini, mungkin beda...sepertinya suatu kelebihan yg dimilikinya...tak ada hubungannya dgn roh-rohan