Minggu, 14 Juni 2009

Komik Merangsang Minat Baca Anak

Komik memunyai sisi positif bagi anak karena dapat mengembangkan imajinasi anak. Namun, peran orangtua sangat penting membantu anak memilihkan komik yang tepat. Sayangnya, banyak komik Indonesia menggunakan bahasa yang belum diedit. “Banyak kata kasar tertulis di komik. Anak bisa menirunya,” ujar Psikolog Anak Retno I. G. Kusuma. Ia menilai komik memang memiliki manfaat positif jika tema sesuai dengan perkembangan anak. “Komik merangsang minat baca anak, menunjukkan percakapan kosa kata sehingga anak dapat belajar berinteraksi dengan baik,” tutur Retno. Selain wawasan anak menjadi lebih luas rasa keingintahuannya sangat tinggi. Menurutnya bagus untuk perkembangan otak anak.

Memperkenalkan anak dengan buku-buku semacam ini secara tidak langsung menumbuhkan kebiasaan membaca buku pada anak. Hal itu dapat memancing anak untuk terus mencari buku serupa yang pada gilirannya menjadi sebuah kebiasaan baru. “Jika mencintai buku sudah tumbuh, seiring berjalannya waktu, kesukaan anak pun akan terus berkembang untuk mencari dan mempelajari buku-buku dari berbagai bidang,” ungkap Retno. Namun, orangtua harus membatasi waktu anak membaca komik. “Ada waktu khusus mengisi liburan atau refresing. Jangan sampai kebablasan sehingga anak menjadi malas dan lupa waktu serta melupakan tugas pokoknya belajar,” ujarnya.
Ia mengatakan komik harus disesuaikan dengan usia anak. Jangan sampai ada gambar yang kurang baik dilihat anak seperti cara memukul orang, atau memperkosa. “Hal ini akan terekam kuat pada memori anak,” tandasnya.

Menurutnya komik yang bagus adalah kisah pewayangan yang mengajarkan nilai filosofi, kepahlawanan, tokoh, dan nasihat. “Komik bagus diperkenalkan sejak anak masih kecil. Komik adalah cerita bergambar. Ini merangsang visual kognitifnya untuk pengenalan warna dan bentuk,” papar Retno. Komik Sinchan kurang baik untuk anak-anak karena banyak kata-kata yang tidak sopan. Komik Sinchan di negara asalnya di Jepang dikhususkan untuk orang dewasa bukan anak-anak. Menurutnya untuk pelajaran yang membosankan bagi anak seperti matematika, bahasa Inggris, atau sejarah sangat bagus dibuat model komik. “Anak-anak pasti menggemarinya,” saran Retno. –ast

sudah dimuat di Koran Tokoh, Edisi 544, 14 Juni 2009

1 komentar:

lenny mengatakan...

saya stuju dgn mbak .. :)