Rabu, 12 Januari 2011

90% Perempuan tidak Orgasme

ORGASME dalam hubungan seksual bagi seorang perempuan sangat diidamkan. Namun, tak semua perempuan mampu mengalaminya dengan baik. Kebanyakan pasangan merasa sungkan membicarakan hasrat, keinginan, dan pikirannya tentang seks. Bisa jadi karena tidak adanya keterbukaan diantara mereka sehingga berakibat diliputi rasa cemas atau bahkan takut. Dengan adanya keterbukaan, makin kecil kendala psikologis yang bisa menghambat hubungan itu sendiri. Demikian diungkapkan, Pakar Seksologi dan Andrologi Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila,M.Sc., Sp.And.

Guru Besar FK Unud ini mengatakan, orgasme pada perempuan ketika dia mengalami perasaan yang optimum atau kenikmatan puncak. Setelah merasa puas kemudian terjadi pelemasan atau resolusi atau pemulihan.
Dari pengamatannya, satu tahun perkawinan 90% perempuan tidak orgasme. Usia perkawinan 1-5 tahun 75%, dan sesudah 5 tahun perkawinan 65%. Penyebab terbanyak karena ketidaktahuan.

Gejala umum orgasme, denyut nadi meningkat dua kali lipat, tekanan darah meningkat 50%, pernapasan dua kali lipat dan berdengus, mimik muka berubah seperti orang yang nikmat, otot, dan kaki serta paha sedikit kejang perasaan mendekap sekuat-kuatnya. Pada alat kelamin terjadi penjepitan yang kuat atau kontraksi vagina maksimal. Pada saat orgasme terjadi lubrikasi (pembasahan sampai meleleh). Setelah merasa puas, perempuan akan mengalami fase resolusi, dimana dia akan merasa lelap tertidur. Saat itu dia tidak dapat dirangsang kembali, tunggu sampai masa pemulihan dia dapat dirangsang kembali. Namun, ada juga perempuan yang mengalami multiple orgasme. Itu tidak banyak, hanya 5-15%. Multiple orgasme terjadi lebih cepat dan berkali-kali. Tetapim ia menganjurkan sebaiknya orgasme diatur. Fungsinya agar si perempuan dapat menikmatinya. ”Kalau si perempuan bisa menikmati multiple orgasme tentu tidak ada masalah,” kata konsultan seksologi dan peneliti masalah seksual ini.

Ia menyebutkan beberapa contoh komunikasi seksual, saat masuk kamar apa yang harus dilakukan pasutri. Jangan lupa saling memberi senyuman. Saling meraba sebelum melakukan hubungan seks. Membicarakan hasrat, keinginan, dan pikirannya tentang seks dengan keterbukaan tanpa cemas atau takut. ”Hal yang paling penting, seks yang sehat sama-sama orgasme,” tandasnya.
Ia menyatakan, seks yang baik dilakukan dua kali seminggu, karena pematangan sperma berkisar tiga sampai lima hari. Walau pun bukan untuk program hamil, siklus itu memang begitu. Hubungan seks yang sehat sama-sama orgasme. Kalau salah satu tidak orgasme, dia akan mengalami sedih, dan kecewa yang mengakibatkan terjadinya penyempitan pembuluh darah. Saat itulah penuaan terjadi.

Menurutnya, seks tidak memandang usia, tergantung dari persiapan yang dilakukan. Gairah seksual pada perempuan puncaknya pada usia 40 tahun mendekati masa menopause. Kemampuan seksualnya satu minggu dua kali. Diatas usia tersebut, sudah menurun. Puncak gairah seks laki-laki usia 35 tahun dan terus menurun sampai 70 tahun. Namun, kalau gaya hidupnya teratur proses penuaan bisa ditunda 20 tahun lagi. ”Inilah perlunya pelatihan pranikah. Tujuan perkawinan tidak hanya meneruskan keturunan, tetapi juga bagaimana menjaga hubungan pasutri tetap langgeng. Dalam pelatihan pranikah juga akan diajarkan mengenai kesuburan dan bagaimana berkomunikasi antar pasutri,” katanya.
Masalah seksual pada perempuan juga sering terjadi karena penurunan gairah seksual. Menurutnya, penurunan gairah seksual banyak penyebabnya, seperti lelah secara fisik. Kepayahan bekerja atau olahraga. Faktor psikis, dari kecil sudah ditabukan bicara seks, sehingga terjadi penolakan terhadap seks dan tidak tertarik lagi. Pernah mengalami trauma seperti pernah diperkosa sehingga timbul kebencian terhadap seks. Penyebab lain karena hormonal.

Ia mengatakan, masalah penanganan seksual tergantung dari penyebabnya. “Kalau kurang tidur coba tidur yang cukup. Kalau psikis, lakukan psikoterapi. Semua keluhan ini bisa ditangani. Kalau memang ada salah satu zat dalam tubuh yang kurang akan diberi obat. Penanganan masalah seksual pada wanita dan laki-laki memerlukan penanganan terpadu yakni secara psikologis, fisik, dan latihan, karena faktor yang satu bisa berpengaruh pada faktor lainnya. Pasutri akan diajarkan bagaimana cara mengatasi masalah-masalah dalam perkawinannya,” paparnya.
Ia berpandangan, masyarakat masih belum paham, gaya hidup yang salah justru mempercepat penuaan. 64% penyebab kematian karena gaya hidup yang salah. Padahal, dengan cepatnya penuaan akan berpengaruh pada daya tahan seksual. Gaya hidup sehat mencakup pola makan, pola tidur, pola bekerja dan pola seksual. Makan makanan seimbang sesuai dengan kebutuhan, pekerjaan, dan pengeluaran tenaga. Protein penting, lemak jangan terlalu banyak, dan karbohidrat seperlunya. Pola bekerja diimbangi dengan istirahat yang cukup dan tidak stres. –ast


Koran Tokoh, Edisi 626, 9-15 Januari 2011

5 komentar:

javaukigoshi mengatakan...

your articles is inspiration for me

java mengatakan...

your articles is inspiration

j mengatakan...

your articles is good inspiration for me

top MBA colleges in India mengatakan...

Thanks

wirati mengatakan...

@javaukigoshi, j, java, top MBA colleges in India: thank