Made, merasa rendah diri. Sudah sebulan, ia jarang bergaul. Di sekitar wajahnya, timbul bercak-bercak putih. Ia sudah ke dokter, namun, penyakitnya tak kunjung sembuh. Malah ia mencoba mengobati sendiri penyakit panunya dengan lengkuas.
“Saat penyakit kulit menyerang, sering membuat penderitanya minder dan rendah diri. Penampilan yang tampak aneh dan kemungkinan menularnya membuat penderitanya sering dihindari orang-orang di sekitarnya,” ujar Dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Unud dr. I Gusti Nyoman Darmaputra, Sp.K.K.
Ia menyebutkan, penyakit kulit yang menyerang manusia ada banyak macamnya. Dari penyakit yang ringan seperti cacar air, eksim, panu, maupun penyakit kulit yang berat, seperti kulit tampak bersisik tebal, kasar, dan susah disembuhkan total seperti psoriasis.
Penyakit kulit dapat juga disebabkan karena alergi obat seperti steven johnson syndrome yang dapat mengancam nyawa penderitanya. “Kulit tampak melepuh mendadak setelah mengonsumsi obat-obatan,” ujarnya. Selain itu, kata dia, ada juga kanker kulit seperti melanoma maligna yang berasal dari tai lalat.
Ia menyebutkan, penyebab penyakit kulit seperti bakteri, virus, alergi, tumor, dan juga jamur.
Menurutnya, salah satu penyakit jamur yang sering menyerang manusia adalah panu atau nama latinnya pityriasis versikolor. “Walaupun penyakit panu ini tidak berbahaya, namun penderitanya merasa malu bila terserang panu, apalagi bila menyerang wanita. Masyarakat pada umumnya berpendapat, orang yang terkena panu jarang mandi atau jarang pakai sabun. Padahal, penyebabnya jamur,” kata Dokter Darmaputra.
Menurutnya, gejala subyektif yang dirasakan pasien penderita panu hampir tidak ada. Beberapa pasien ada yang merasakan gatal pada daerah yang diserang panu, namun hal tersebut sangat kecil dan sering diabaikan. Yang sering jadi masalah utama, penampakan panu secara kosmetis. “Betapapun mulusnya kulit seseorang, tapi bila ada sebutir panu yang nongol di sana maka secara otomatis kecantikan kulitnya akan sirna,” ujarnya.
Ironisnya, karena sifat panu yang hobi tinggal di daerah belakang leher dan punggung maka si empunya kulit kadang tidak menyadari kalau dirinya panuan. Kesadaran baru muncul bila ada orang lain yang mengingatkannya.
Panu pada kulit manusia warnanya bervariasi dari putih hingga coklat kehitaman dengan batas yang sangat tegas dibandingkan warna kulit di sekitarnya. Jika orang berkulit putih terkena panu, bercaknya akan berwarna kemerah-merahan. Sedangkan jika orang berkulit gelap yang terkena, bercaknya berwarna keputih-putihan. Akibat banyaknya variasi warna panu pada kulit manusia, maka disebut pityriasis versicolor.
Ia mengatakan, bila kulit yang terkena panu tersebut dikerok maka akan keluar serpihan-serpihan keputihan. Cara pengerokan seperti ini secara sederhana dapat membantu membedakan panu dengan kelainan kulit lainnya yang memiliki gambaran klinis berupa bercak putih seperti vitiligo yang disebabkan gangguan pigmen pada kulit.
Walaupun panu dapat dilihat secara kasa mata, namun untuk memastikan diagnosa panu perlu dilakukan pemeriksaan menggunakan lampu wood yaitu sinar keunguan pada ruangan gelap. “Apabila sinar tersebut disorotkan ke bagian kulit yang menderita panu, maka bagian tersebut akan tampak berwarna kuning keemasan tampak kontras dengan kulit sekitarnya,” paparnya. Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan kerokan kulit yang ditumbuhi panu dengan larutan KOH. Dalam pemeriksaan ini, jamur tampak seperti hifa pendek (semacam tangkai-tangkai) dengan spora bulat (semacam buah) dan berkelompok.
Panu merupakan penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur malassezia furfur. Dulu dikenal juga dikenal sebagai pityrosporum orbiculare dan pityrosporum ovale. Jamur ini hidup pada keratin kulit serta folikel rambut kita, terutama pada masa puber dan setelahnya. Pada orang normal yang umumnya mempunyai daya tahan dan kekebalan tubuh yang tinggi, jamur ini dapat hidup, namun tidak sampai menimbulkan bercak-bercak pada kulit. Namun apabila terdapat faktor resiko yang memudahkan suburnya pertumbuhan jamur tersebut, maka akan muncul kelainan. Beberapa faktor risiko misalnya, kelembaban yang tinggi, sering berkeringat misalnya berolahraga, namun tidak segera mengganti baju yang kering akan menyebabkan suasana yang lembab pada kulit. Jamur sangat suka tumbuh pada kondisi tersebut.
Selain itu, kata dia, meminum obat-obat antibiotik atau obat lain yang dapat menurunkan daya tahan tubuh dalam jangka yang cukup panjang, akan membuat jamur ini berkembang lebih pesat.
Beberapa sebab lain yang menumbuhsuburkan panu, udara panas dan lembab, kehamilan, konsumsi pil KB, faktor keturunan atau genetik, serta pemakaian obat golongan steroid seperti obat anti alergi dan anti inflamasi juga dapat memicu timbulnya panu.
Intinya, kata Pemilik Klinik D&I Skin Centre ini, jamur penyebab panu ada di sekitar lingkungan kita. Kondisi kekebalan dan daya tahan tubuh seseorang yang menentukan ia akan terkena panu atau tidak. Apabila diobati dengan tepat dan jangka waktu pengobatan yang cukup, maka panu tidak akan menyebabkan bekas permanen yang sulit hilang. Setelah perawatan selama satu sampai 2 bulan, bercak panu akan hilang dengan sendirinya.
Prinsip utama pengobatan panu dengan menghindari berbagai faktor risiko. Apabila hanya menggunakan obat-obatan jamur, namun tidak menghindari faktor-faktor risiko, maka jamur dapat tumbuh kembali.
Pengobatan panu dapat menggunakan obat oles maupun menggunakan obat minum. Obat panu oles biasanya digunakan jika panunya masih kecil dan terbatas pada daerah tertentu saja. Obat oles ini umumnya mengandung ketokonazol, klotrimazol, atau terbinafin. Obat oles ini sebaiknya digunakan dalam waktu yang cukup lama kurang lebih dua minggu sehingga dapat membunuh jamur sampai ke akarnya. Untuk panu yang tergolong menyebar cukup luas dianjurkan untuk menggunakan obat minum yang dapat pula dikombinasi dengan obat oles.
Obat minum untuk panu umumnya mengandung ketokonazol, flukonazol, atau itrakonazol. Obat minum ini juga sebaiknya diminum dengan dosis dan jangka waktu yang cukup, umumnya 7-10 hari. Pengobatan yang tidak tuntas dapat menyebabkan panu muncul lagi setelah beberapa waktu menghilang. Walau kita sudah mengobati dengan obat anti jamur yang tepat biasanya saat sembuh pun warna kulit pucat atau putih tersebut tetap bertahan lebih lama. Hal ini sering dianggap masyarakat sebagai belum sembuh, padahal yang tersisa hanyalah bekasnya, sedangkan jamurnya sudah mati.
Obat-obat panu biasanya bekerja membunuh jamur, tidak menghilangkan bekas putih. Bekas putih biasanya akan hilang secara perlahan dengan sendirinya satu sampai dua bulanan atau dapat dipercepat dengan banyak berjemur.
Lengkuas Belum Teruji
Ada beberapa obat tradisional yang banyak digunakan untuk panu, salah satunya lengkuas. Namun, obat ini belum melalui uji klinis. “Kita tidak bisa menentukan dosis yang pas, berapa lama pemakaian ideal, dan efektivitasnya memberantas panu. Kesalahan penggunaannya misalnya terlalu banyak atau digosok terlalu keras kulit malah menjadi kehitaman seperti terbakar,” kata Dokter Darmaputra.
Tips mencegah penyakit kulit :
• Menjaga daya tahan tubuh, rajin berolah raga, dan makan makanan yang sehat sehingga walau terpapar dengan kuman, sistem pertahanan tubuh kita bekerja dengan baik sehingga tidak menjadi sakit.
• Merawat kulit dengan tepat dan menjaga kelembaban kulit dengan baik. Mandi teratur dengan menggunakan sabun badan yang sesuai jenis kulit. Apabila memiliki kulit kering sebaiknya menggunakan sabun badan yang mengandung moisturizer dan jangan menggunakan antiseptik. Setelah mandi rajin menggunakan pelembab. –ast
“Saat penyakit kulit menyerang, sering membuat penderitanya minder dan rendah diri. Penampilan yang tampak aneh dan kemungkinan menularnya membuat penderitanya sering dihindari orang-orang di sekitarnya,” ujar Dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Unud dr. I Gusti Nyoman Darmaputra, Sp.K.K.
Ia menyebutkan, penyakit kulit yang menyerang manusia ada banyak macamnya. Dari penyakit yang ringan seperti cacar air, eksim, panu, maupun penyakit kulit yang berat, seperti kulit tampak bersisik tebal, kasar, dan susah disembuhkan total seperti psoriasis.
Penyakit kulit dapat juga disebabkan karena alergi obat seperti steven johnson syndrome yang dapat mengancam nyawa penderitanya. “Kulit tampak melepuh mendadak setelah mengonsumsi obat-obatan,” ujarnya. Selain itu, kata dia, ada juga kanker kulit seperti melanoma maligna yang berasal dari tai lalat.
Ia menyebutkan, penyebab penyakit kulit seperti bakteri, virus, alergi, tumor, dan juga jamur.
Menurutnya, salah satu penyakit jamur yang sering menyerang manusia adalah panu atau nama latinnya pityriasis versikolor. “Walaupun penyakit panu ini tidak berbahaya, namun penderitanya merasa malu bila terserang panu, apalagi bila menyerang wanita. Masyarakat pada umumnya berpendapat, orang yang terkena panu jarang mandi atau jarang pakai sabun. Padahal, penyebabnya jamur,” kata Dokter Darmaputra.
Menurutnya, gejala subyektif yang dirasakan pasien penderita panu hampir tidak ada. Beberapa pasien ada yang merasakan gatal pada daerah yang diserang panu, namun hal tersebut sangat kecil dan sering diabaikan. Yang sering jadi masalah utama, penampakan panu secara kosmetis. “Betapapun mulusnya kulit seseorang, tapi bila ada sebutir panu yang nongol di sana maka secara otomatis kecantikan kulitnya akan sirna,” ujarnya.
Ironisnya, karena sifat panu yang hobi tinggal di daerah belakang leher dan punggung maka si empunya kulit kadang tidak menyadari kalau dirinya panuan. Kesadaran baru muncul bila ada orang lain yang mengingatkannya.
Panu pada kulit manusia warnanya bervariasi dari putih hingga coklat kehitaman dengan batas yang sangat tegas dibandingkan warna kulit di sekitarnya. Jika orang berkulit putih terkena panu, bercaknya akan berwarna kemerah-merahan. Sedangkan jika orang berkulit gelap yang terkena, bercaknya berwarna keputih-putihan. Akibat banyaknya variasi warna panu pada kulit manusia, maka disebut pityriasis versicolor.
Ia mengatakan, bila kulit yang terkena panu tersebut dikerok maka akan keluar serpihan-serpihan keputihan. Cara pengerokan seperti ini secara sederhana dapat membantu membedakan panu dengan kelainan kulit lainnya yang memiliki gambaran klinis berupa bercak putih seperti vitiligo yang disebabkan gangguan pigmen pada kulit.
Walaupun panu dapat dilihat secara kasa mata, namun untuk memastikan diagnosa panu perlu dilakukan pemeriksaan menggunakan lampu wood yaitu sinar keunguan pada ruangan gelap. “Apabila sinar tersebut disorotkan ke bagian kulit yang menderita panu, maka bagian tersebut akan tampak berwarna kuning keemasan tampak kontras dengan kulit sekitarnya,” paparnya. Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan kerokan kulit yang ditumbuhi panu dengan larutan KOH. Dalam pemeriksaan ini, jamur tampak seperti hifa pendek (semacam tangkai-tangkai) dengan spora bulat (semacam buah) dan berkelompok.
Panu merupakan penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur malassezia furfur. Dulu dikenal juga dikenal sebagai pityrosporum orbiculare dan pityrosporum ovale. Jamur ini hidup pada keratin kulit serta folikel rambut kita, terutama pada masa puber dan setelahnya. Pada orang normal yang umumnya mempunyai daya tahan dan kekebalan tubuh yang tinggi, jamur ini dapat hidup, namun tidak sampai menimbulkan bercak-bercak pada kulit. Namun apabila terdapat faktor resiko yang memudahkan suburnya pertumbuhan jamur tersebut, maka akan muncul kelainan. Beberapa faktor risiko misalnya, kelembaban yang tinggi, sering berkeringat misalnya berolahraga, namun tidak segera mengganti baju yang kering akan menyebabkan suasana yang lembab pada kulit. Jamur sangat suka tumbuh pada kondisi tersebut.
Selain itu, kata dia, meminum obat-obat antibiotik atau obat lain yang dapat menurunkan daya tahan tubuh dalam jangka yang cukup panjang, akan membuat jamur ini berkembang lebih pesat.
Beberapa sebab lain yang menumbuhsuburkan panu, udara panas dan lembab, kehamilan, konsumsi pil KB, faktor keturunan atau genetik, serta pemakaian obat golongan steroid seperti obat anti alergi dan anti inflamasi juga dapat memicu timbulnya panu.
Intinya, kata Pemilik Klinik D&I Skin Centre ini, jamur penyebab panu ada di sekitar lingkungan kita. Kondisi kekebalan dan daya tahan tubuh seseorang yang menentukan ia akan terkena panu atau tidak. Apabila diobati dengan tepat dan jangka waktu pengobatan yang cukup, maka panu tidak akan menyebabkan bekas permanen yang sulit hilang. Setelah perawatan selama satu sampai 2 bulan, bercak panu akan hilang dengan sendirinya.
Prinsip utama pengobatan panu dengan menghindari berbagai faktor risiko. Apabila hanya menggunakan obat-obatan jamur, namun tidak menghindari faktor-faktor risiko, maka jamur dapat tumbuh kembali.
Pengobatan panu dapat menggunakan obat oles maupun menggunakan obat minum. Obat panu oles biasanya digunakan jika panunya masih kecil dan terbatas pada daerah tertentu saja. Obat oles ini umumnya mengandung ketokonazol, klotrimazol, atau terbinafin. Obat oles ini sebaiknya digunakan dalam waktu yang cukup lama kurang lebih dua minggu sehingga dapat membunuh jamur sampai ke akarnya. Untuk panu yang tergolong menyebar cukup luas dianjurkan untuk menggunakan obat minum yang dapat pula dikombinasi dengan obat oles.
Obat minum untuk panu umumnya mengandung ketokonazol, flukonazol, atau itrakonazol. Obat minum ini juga sebaiknya diminum dengan dosis dan jangka waktu yang cukup, umumnya 7-10 hari. Pengobatan yang tidak tuntas dapat menyebabkan panu muncul lagi setelah beberapa waktu menghilang. Walau kita sudah mengobati dengan obat anti jamur yang tepat biasanya saat sembuh pun warna kulit pucat atau putih tersebut tetap bertahan lebih lama. Hal ini sering dianggap masyarakat sebagai belum sembuh, padahal yang tersisa hanyalah bekasnya, sedangkan jamurnya sudah mati.
Obat-obat panu biasanya bekerja membunuh jamur, tidak menghilangkan bekas putih. Bekas putih biasanya akan hilang secara perlahan dengan sendirinya satu sampai dua bulanan atau dapat dipercepat dengan banyak berjemur.
Lengkuas Belum Teruji
Ada beberapa obat tradisional yang banyak digunakan untuk panu, salah satunya lengkuas. Namun, obat ini belum melalui uji klinis. “Kita tidak bisa menentukan dosis yang pas, berapa lama pemakaian ideal, dan efektivitasnya memberantas panu. Kesalahan penggunaannya misalnya terlalu banyak atau digosok terlalu keras kulit malah menjadi kehitaman seperti terbakar,” kata Dokter Darmaputra.
Tips mencegah penyakit kulit :
• Menjaga daya tahan tubuh, rajin berolah raga, dan makan makanan yang sehat sehingga walau terpapar dengan kuman, sistem pertahanan tubuh kita bekerja dengan baik sehingga tidak menjadi sakit.
• Merawat kulit dengan tepat dan menjaga kelembaban kulit dengan baik. Mandi teratur dengan menggunakan sabun badan yang sesuai jenis kulit. Apabila memiliki kulit kering sebaiknya menggunakan sabun badan yang mengandung moisturizer dan jangan menggunakan antiseptik. Setelah mandi rajin menggunakan pelembab. –ast
Koran Tokoh, Edisi 682, 21 s.d 26 Februari 2012