Rabu, 13 Juni 2012

Cegah Penyakit Lakukan Donor Darah tiap Tiga Bulan

Ina mengeluh, ia kebingungan mencari donor darah. Kakaknya mengalami kecelakaan dan memerlukan  tranfusi darah segera. Persediaan Unit Donor Darah (UDD) PMI  untuk golongan darah yang dibutuhkan minim. Ina kelimpungan. Setelah mendapatkan donor pengganti, Ina malah bingung karena ia diharuskan membayar.
Mengapa  pasien yang memerlukan darah harus bayar?

Dokter Kadek Mulyantari Sp. P.K., staf unit Donor Darah Pembina PMI Daerah Bali menyatakan,  darah yang diambil dari donor tidak langsung bisa digunakan oleh pasien. Darah masih harus mengalami serangkaian proses sehingga menghasilkan darah yang benar-benar aman untuk pasien. Biaya yang dikeluarkan tersebut menjadi tanggungan pasien. ”Biaya ini dikenal dengan service cost yang ditetapkan berdasarkan komponen-komponen untuk mengolah darah yang didapat dari donor seperti  kantong darah dan sarana lain untuk mengambil darah dan alat-alat laboratorium. Biaya juga diperlukan  untuk reagen pemeriksaan uji saring terhadap sejumlah penyakit infeksi yang bisa ditularkan lewat transfusi darah seperti HIV&AIDS, hepatitis B, hepatitis C, sifilis. Reagen juga diperlukan untuk pemeriksaan uji pretransfusi seperti pemeriksaan golongan darah dan uji kecocokan darah pasien dengan donor. Biaya operasional mobil unit yang membantu penyelenggaraan donor darah di luar gedung UDD. Honor pegawai yang melaksanakan tugas dan alat tulis dan cetak,” papar istri dr. I Ketut Widiyasa, M.P.H. ini lebih jauh. 

Staf Bagian SMF Patologi Klinik FK Unud/RS Sanglah ini mengatakan,  beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan donor darah, siapkan fisik yang sehat, tidur yang cukup, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan, perhatikan syarat-syarat donor, siapkan mental, tidak takut dan stres.
Syarat-syarat donor, usia 17 -60 tahun, berat badan ≥ 45 kg, kadar hemoglobin  (Hb) ≥ 12,5 g/dL, tekanan darah 100-180/50-100 mmHg, denyut nadi 50-100/menit, regular, tidak sedang menderita penyakit jantung, hati, paru-paru, ginjal, kencing manis, tidak mengalami perdarahan, kejang, sesak nafas dan alergi, kulit lengan donor sehat, tidak menerima transfusi darah/komponen darah dalam 6 bulan terakhir, tidak menderita penyakit infeksi malaria, hepatitis, sifilis, HIV&AIDS, bukan pecandu alkohol dan narkoba, tidak mendapat imunisasi dalam 4 minggu terakhir dan tidak demam, tidak digigit binatang yang menderita rabies dalam 1 tahun terakhir, bagi wanita : tidak sedang hamil, menyusui dan menstruasi.

Donor darah dibedakan menjadi 2,  donor sukarela dan donor pengganti. Donor sukarela adalah  mereka yang dengan sukarela menyumbangkan darahnya secara rutin ke Unit Donor Darah (UDD).  Sedangkan. donor pengganti adalah mereka yang menyumbangkan darahnya untuk kepentingan keluarga atau sahabat karena golongan darah yang diperlukan saat itu tidak tersedia di UDD. 
Donor sukarela lebih dianjurkan dibandingkan donor pengganti karena secara fisik maupun mental umumnya mereka  lebih siap.  Disamping itu donor sukarela yang sudah rutin mendonorkan darah, darahnya lebih aman. ”Pendonor sukarela memiliki risiko yang lebih rendah untuk menularkan penyakit infeksi ke pasien yang menerima darah karena sudah rutin melakukan medical check up pada donor-donor sebelumnya dan mereka sudah mendapatkan edukasi bagaimana menjadi seorang pendonor yang aman,” ujarnya.

Donor bisa dilakukan di mana saja, baik di sekolah, kampus, atau tempat ibadah.  Donor darah tidak harus selalu dilakukan di Unit Transfusi Darah (UTD) atau sekarang sudah berganti nama menjadi Unit Donor Darah (UDD). Donor darah yang dilakukan di UDD bisa kapan saja selama 24 jam dan bisa secara perorangan/kelompok. Donor darah yang dilakukan di luar UDD umumnya secara berkelompok dan biasanya dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan penyelenggara dan UDD. Kegiatan tersebut dikoordinir oleh seorang koordinator atau panitia dan koordinator tersebut   akan mengkontak UDD dan menyesuaikan jadwal. Selanjutnya tim dari UDD akan mendatangi tempat kegiatan tersebut.

Ia menegaskan, kerugian donor darah hampir tidak ada. Donor darah yang dilakukan dengan tata cara yang benar  dan aman sesuai standar prosedur operasional  justru akan memberikan manfaat tidak hanya bagi pada donor tetapi juga bermanfaat bagi pasien yang menerima darah donor.
Manfaat  donor darah, dapat memeriksakan kesehatan secara gratis dan berkala setiap donor (3 bulan sekali). Selain pemeriksaan fisik langsung oleh dokter juga sejumlah pemeriksaan laboratorium seperti deteksi adanya infeksi hepatitis B, hepatitis C, HIV&ADIS dan sifilis.  Sejumlah penelitian di luar negeri menyebutkan bahwa donor darah dapat mengurangi risiko kejadian penyakit jantung dan stroke serta mencegah penumpukan zat besi dalam dalam tubuh. Donor darah merupakan bagian dari ibadah/yadnya. Selain itu, mendapatkan piagam penghargaan sesuai dengan jumlah menyumbangkan darahnya, antara lain : 10, 25, 50, 75, 100 kali. Donor darah 100 kali mendapat penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Presiden dan Gubernur.
Ia menganjurkan, sebelum mendonor hendaknya pendonor harus siap mental. Bagi pendonor yang tidak siap, bisa saja muncul kemungkinan komplikasi pascadonasi. Setelah dilakukan pengambilan darah, pendonor bisa  mengalami pusing, nyeri kepala, mual, muntah  bahkan ada yang pingsan. Kejadian tersebut sebagian besar disebabkan  faktor psikologis yang tidak siap. Hal tersebut sering dialami oleh donor yang baru pertama kali. Masih banyak yang takut sakit saat disuntik, takut melihat darah, takut darahnya habis.

Ia menganjurkan, donor darah rutin tiap 3 bulan sekali. Waktu donor yang paling cepat 75 hari (2,5 bulan). Dalam waktu 1 tahun maksimal diperbolehkan donor hanya 5 kali. Waktu donor yang tidak tepat justru akan mengurangi manfaat donor. Dengan jarak waktu 3 bulan semua kompenen darah yang sebelumnya telah dikeluarkan akan kembali ke keadaan awal sebelum donor. Jika donor darah dilakukan terlalu sering atau melebihi waktu yang ditentukan justru akan berdampak buruk bagi donor itu sendiri. Kehilangan darah yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya kekurangan darah (anemia).

Jumlah darah yang akan disumbangkan bervariasi, tergantung volume kantong dan berat badan pendonor. Volume kantong ada yang 250 cc, 350 cc, 450 cc, 500 cc. Saat ini yang banyak dipakai di Bali adalah volume 350 cc. Volume darah maksimal yang bisa diambil adalah 10,5 cc/ kg BB. Sebagai contoh : BB 50 kg, volume darah total adalah 50  x 70 cc : 3500 cc. Jika didonorkan 350 cc maka darah yang keluar hanya 10 % dari total volume darah. 

Bagi yang tertarik menjadi pendonor rutin,  ia mengajak bergabung dengan  Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI), yang merupakan sebuah perhimpunan sosial kemasyarakatan yang mandiri serta merupakan wadah persatuan dan kesatuan dari para donor darah sukarela di Indonesia.  ”Untuk dapat diterima sebagai anggota PDDI, seorang donor darah harus memenuhi persyaratan kesehatan yang ditetapkan oleh UDD dan menyatakan diri untuk menjadi anggota PDDI dengan sukarela melalui perangkat organisasi terdekat secara tertulis,” jelasnya. –ast

Tips bagi pendonor
•    Siapkan fisik yang sehat
•    Siapkan mental, tidak usah takut dan cemas untuk memulai donor
•    Perhatikan persyaratan donor
•    Lakukanlah donor darah secara rutin tiap 3 bulan
•    Jika mempunyai permasalahan yang bekaitan dengan donor darah segera hubungi Unit Donor darah terdekat
•    Ajaklah teman, saudara untuk menjadi donor sukarela yang secara rutin bisa mendonorkan darah. –ast


Koran Tokoh, Edisi 697, 5 s.d 11 Juni 2012

8 komentar:

wirati mengatakan...

nomor81:
terimakasih sudha berkunjung, moga bermanfaat

Unknown mengatakan...

Jadi pengen donor nih...

Unknown mengatakan...

Saya mau nanya sy kan sudah 3 kali donor tp sempat berhenti 6 bulan tris baru skarang aktif lagi kira apa tidak berdampak buruk buat krsehatan sy?

Unknown mengatakan...

Saya mau nanya sy kan sudah 3 kali donor tp sempat berhenti 6 bulan tris baru skarang aktif lagi kira apa tidak berdampak buruk buat krsehatan sy?

Unknown mengatakan...

Sy sudah donor 3 kali tp pas mau pas mau donor ke 4 lama jangka waktux sekitar 6 bulan kan normalx 3 bulan udah bisa...trus sy saya mau tanyakan apa ndak nerdampak buruk bagi sy kalau jangka waktu donorx lama?

teguh ardiansah mengatakan...

sipp

teguh ardiansah mengatakan...

sipp

Unknown mengatakan...

Hari ini sy usai donor darah...memasuki k.l 120kali, dan sy jg mengajak salah satu karyawan saya namanya Angga (Erlangga) usia 18thn.perdana donor.darah, sempat mengalami gangguan phikologis, lemas, keringat dingin....krn sblmnya ditakut2takuti oleh bbrp.rekan kerjanya, sy trs hibur&moyivasi dia, setelah itu pulih &tdk.pusing normal, langsung bersama sy balik kerja lagi....jd bg para pemula jgn pernah khwatir donor darah, krn selain sehat....kita jg diperiksa.scr gratis utk.mencegah penyakit degeneratif sprt hepatitis, jantung, stroke dll. Dan kita yg sering donor teehindar dari penyakit penggumpalan darah yg berakibat fatal sprt diatas, jg darah kita trs encer krn ada pembaharuan yg dikaruniakan Tuhan, dan pasti kita lbh sehat serta menyelematkan bbrp penderita, sehingga bisa melanjutkan kehidupan mereka kedepan. Serta mulia dan bonusnya jd fresh&awet muda. Marilah yg blm donor dlm.kesempatan yg baik ini sy menghimbau utk sgr ke PMI.terdekat utk berpartisipasi.Salam sukses