Minggu, 23 Mei 2010

Jaring Mahasiswa Jalur PMDK, FK Unud Berlakukan Tes Psikologi

DEKAN FK Unud Prof. Dr. Ketut Suastika, Sp.PD., K.E.M.D. mengatakan, pada dasarnya semua materi tes Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) di Unud sama. Hanya kompetisinya yang berbeda khusus mahasiswa tidak mampu. Khusus FK Unud, memberlakukan tes potensi akademik. Tes ini seperti tes psikologi yang di dalamnya termasuk keterampilan berpikir dalam menghadapi masalah. Tes ini bertujuan untuk mengetahui softskill mahasiswa.

(Foto: Shelly Bintang)

“Saat mahasiswa mendapat tantangan dalam belajar, mereka tidak mudah stres. Ada yang otaknya encer tetapi tidak mampu mengelola stres dengan baik sehingga menimbulkan gangguan kejiwaan atau tidak lulus. Tes ini sesuai standar tes psikologi. Seharusnya tes ini diberlakukan bagi semua jurusan di unversitas. Untuk mencapai kesuksesan tidak hanya dibutuhkan orang yang pintar. Ada faktor lain yang juga menentukan. Ini bisa dilihat dari tes potensi akademiknya. Mereka pintar tetapi tidak mudah stres,” paparnya. Khusus mahasiswa berprestasi kurang mampu, syarat administrasi tidak akan dibuat ketat sehingga jatah 15 mahasiswa terisi. Ia mengungkapkan, tahun 2010, selain melakukan open house, FK Unud juga sosialisasikan programnya ke sekolah-sekolah lebih intensif. Ia mengatakan, beasiswa yang diberikan pada mahasiswa kurang mampu, gratis biaya pendidikan sampai mereka tamat. Namun, untuk biaya diktat atau fotokopi masih ditalangi mahasiswa. “FK belum mampu sepenuhnya membantu,” jelasnya.

Kuota penerima beasiswa di FK untuk juara olimpiade 5 kursi dan mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu 15 kursi. “Untuk kategori peraih NEM tertinggi belum ada programnya. Untuk peraih nilai UN tertinggi nasional seperti Shelly Bintang siswi SMAN 1 Denpasar dapat diterima langsung di FK tanpa tes. Namun, harus ada keputusan Rektor, apakah dia berhak masuk dalam kriteria penerima beasiswa atau tidak. Urusan beasiswa itu wewenang universitas. Kami hanya membuatkan sistemnya,” ujarnya.

Shelly Bintang dalam wawancara dengan TV One menyatakan, dirinya bercita-cita kuliah di fakultas kedokteran. Namun, karena orangtuanya tidak mampu membiayainya, peraih nilai tertinggi UN SMA 2010 tingkat nasional itu memilih Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Unud. Pernyataannya itu telah menggugah penonton TV One. Dalam tayangan itu ada penonton yang dengan sertamerta menyatakan sanggup membiayai kuliah Serly Bintang, di mana pun ia kuliah, sampai tamat, termasuk biaya hidupnya selama kuliah. – ast.

PR III Unud Prof. Wirawan: Shelly Berhak Beasiswa di FK Unud

PEMBANTU Rektor III Prof. Dr. Ir. I.G.P. Wirawan mengatakan, Unud memberikan beasiswa Prof. Mantra khusus mahasiswa kurang mampu. Unud mewajibkan calon mahasiswa mengisi formulir pendaftaran dan beberapa kelengkapan administrasi. “Biasanya setelah mereka dinyatakan lulus tes, tim Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) akan melakukan survei ke rumah mereka apakah mereka layak untuk mendapatkan beasiswa. Yang diminta surat keterangan tidak mampu sebagai mahasiswa, bukan surat keterangan miskin. “Misalnya dalam ketentuan disebutkan penghasilan orangtua maksimal Rp 2 juta per bulan. Mungkin ada yang penghasilannya Rp 3 juta, tetapi dilihat juga jumlah anggota keluarganya. Walaupun memunyai mobil, belum tentu termasuk kaya. Bisa saja mobil itu digunakan orangtuanya untuk bekerja misalnya dioperasikan sebagai taksi,” ujar Guru Besar FP Unud ini.

Unud sudah memutuskan peraih nilai tiga besar tertinggi UN di Bali dan 10 besar tingkat nasional akan diberikan beasiswa. Peraih UN tertinggi nasional siswa SMAN 1 Denpasar Serly Bintang saat ini sudah diterima di Porgram Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Unud. Jika ia berkeinginan pindah ke pendidikan dokter, ia dapat diterima langsung. Serly pun berhak mendapatkan beasiswa di FK Unud. Tiap program studi di Unud memberikan jatah 10 orang untuk mendapatkan beasiswa. Tahun 2010 Unud memberikan beasiswa dari Dikti bagi mahasiswa berprestasi yang kurang mampu sebanyak 350 orang. Beasiswa yang diberikan Rp 5 juta per semester. –ast

Berprestasi dan Kurang Mampu
Iin dan Eka Diterima di FK Unud

MENJADI dokter sudah menjadi cita-cita Gusti Ayu Putu Iin Primayanti sejak kecil. Iin, begitu ia disapa, giat belajar untuk meraih cita-citanya itu. Saat tercatat sebagai siswi SMAN 1 Pekutatan, Jembrana, ia meraih prestasi sebagai juara I siswa berprestasi se-Kabupaten Jembrana, juara debat kewarganegaraan tingkat Provinsi Bali yang diadakan Undiksa Singaraja dan juara III olimpiade agama Hindu. Iin satu-satunya siswi dari sekolahnya yang lolos seleksi PMDK di FK Unud. Saat ini Iin tercatat sebagai mahasiswi semester II FK Unud. Sebagai mahasiswi yang berasal dari keluarga kurang mampu, ia diwajibkan mengisi formulir pendaftaran beasiswa dan melampirkan surat keterangan tidak mampu dari kepala desa setempat. Ia juga menyertakan slip gaji orangtuanya yang diketahui kepala desa setempat. Orangtua Iin bekerja sebagai pedagang di Pasar Pekutatan.

Iin menuturkan, sebelumnya ia mengikuti tes seleksi potensi akademik dan tes 6 bidang studi yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, fisika, kimia, dan biologi. Setelah dinyatakan lulus, putri pasangan Gst. Ngr. Arya Manuaba dan Gst. A. Putu Sri Wiartini ini diwajibkan melengkapi persyaratan administrasi sebagai calon mahasiswa kurang mampu. Saat pendaftaran kembali, ia diwajibkan membayar asuransi Rp 82.000 awal masuk di FK Unud. Setelah itu, ia tidak dikenai biaya lagi untuk perkuliahan. Malah, tiap bulan ia mendapatkan uang saku Rp 400.000. Uang itu digunakan Iin untuk membayar kos Rp 250.000 tiap bulan dan sisanya untuk biaya makan. “Kadang orangtua mengirimkan uang juga untuk biaya sehari-hari, untuk fotokopi dan membeli buku,” ujarnya. Iin mengatakan, agar tetap bisa menerima beasiswa sampai tamat, ia diwajibkan mempertahankan indeks prestasinya. “Minimal IP 2,5,” kata Iin. Selain itu, penerima beasiswa juga diwajibkan aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Iin menyukai dunia tulis-menulis sejak SMA. Ia memilih Kelompok Ilmiah Hiprokrates untuk kegiatan ekstrakurikulernya di FK Unud.

Sementara itu, Eka, mahasiswi semester IV FK Unud penerima beasiswa angkatan tahun 2008 mengatakan, dari 10 siswa SMAN 1 Gianyar yang diterima lewat jalur PMDK di Unud, hanya dia satu-satunya mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu. Remaja usia 20 tahun ini mengaku bangga mendapatkan beasiswa di FK Unud. Prestasi Eka, juara olimpiade agama Hindu tingkat Kabupaten Gianyar, finalis olimpiade kimia Kabupaten Gianyar, juara I cerdas cermat agama Hindu Kabupaten Gianyar. Ia menuturkan, dalam proses perekrutan mahasiswa berprestasi pihak Unud menyebarkan formulir pendaftaran beasiswa ke sekolahnya. Eka mengajukan diri untuk ikut mendaftar. Setelah ia lulus tes, pihak FK Unud melakukan pengecekan langsung ke rumahnya.

Selain gratis biaya pendidikan, Eka juga mendapatkan uang saku Rp 400.000 tiap bulan. Biaya itu ia gunakan untuk membayar biaya kos Rp 300.000. Sisanya untuk biaya makan. Untuk biaya buku dan fotokopi serta keperluan lainnya, orangtuanya masih tetap mengirimkan uang untuk membantunya. Pada awal masuk ia dikenai asuransi Rp 82.000. Tiap semester ia diwajibkan membayar asuransi Rp 20.000. Untuk kegiatan ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Hiprokrates ia dikenai biaya Rp 120.000. - ast

1 komentar:

Berusaha menjadi yang terbaik mengatakan...

di Unud ada S2 psikologi?? oleh minta infonya ?
thanks

http://www.akhmad06.student.ipb.ac.id