Rabu, 14 Januari 2009

Pengguna Narkoba usia 21-30 tahun

Kasus narkoba ke depan diprediksi akan terus meningkat. Keadaan stress yang tinggi memicu timbulnya ketidaknyamanan yang dapat menjadi salah satu sebab kasus narkoba semakin tinggi. Celakanya, justru para pengguna berkisar 50-60% dari golongan dewasa muda berkisar usia 21-30 tahun. “Golongan usia remaja dan dewasa muda rentan terhadap narkoba karena masa ini mereka sedang mencari indentitas dirinya, pBolderubahan fisik yang tidak berimbang dengan perubahan psikisnya. Kalau dia sedang mencari energi baru bertemu dengan hal positif tidak masalah, tapi kalau bertemu dengan hal negatif bisa berantakan,’ kata Koordinator Pusat Rumatan Methadone (PRM) Sandat Rumah Sakit Sanglah dr. Nyoman Hanati, Sp.KJ.

Lingkungan terdekat yang terlalu banyak menuntut membuat mereka merasa tidak nyaman. Apabila seseorang merasa tidak nyaman, kata Dokter hanati, disitulah dia akan mencari lingkungan berisiko.

Peningkatan jumlah pengguna jarum suntik narkoba yang relatif pesat dalam beberapa tahun terakhir sudah mencapai tahap memprihatinkan. Salah satunya peningkatan kasus HIV/AIDS. Melihat kecenderungan itu, program substitusi untuk orang ketergantungan heroin suntik sedang digencarkan.

Pusat Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Sandat RSUP Sanglah telah melakukan terapi ini sejak tahun 2003 dengan pemberian metadon dalam sediaan cair dengan cara diminum. “Hingga kini tingkat keberhasilannya sudah mencapai 18%, melebihi angka internasional yang hanya berkisar 6%,” kata dokter Hanati.

Program ini bagian dari harm reduction dan treatment yang mencakup mencegah dampak buruk pemakaian jarum suntik yang berdampak bagi kesehatan yakni HIV/AIDS dan lever, dan menurunkan tingkat kriminalitas.

“Dengan metadon mereka hanya membayar Rp 8000 dan bisa dipergunakan sehari sehingga mereka tidak lagi perlu mencuri. Waktu luang yang tersedia digunakan untuk beraktifitas seperti kuliah, bekerja, bersosialisasi di banjar dan berinteraksi dengan keluarganya. Program ini mencakup pencegahan dan pengobatan sekaligus,” ujarnya. Dengan pengobatan yang konsisten dan teratur, pasien biasanya dapat berangsur-angsur berhenti menggunakan narkoba dan akhirnya benar-benar stabil.

Namun, menurut istri dr. Molin ini, walaupun penangulangan narkoba sudah dilakukan dengan program demand reduction, pencegahan dengan sosialisasi, penyuluhan, pendidikan tentang narkoba di sekolah dengan dibentuknya KSPAN, terapi, dan rehabilitasi, kalau suplainya masih ada program penanggulangan ini belumlah maksimal,” ujarnya. Ia menilai program demand reduction, suply reduction dan harm reduction harus berjalan beriringan, sehingga kasus narkoba dapat ditanggulangi dengan baik. “Jangan selalu yang diobok-obok pengguna narkoba karena mereka ini adalah korban dengan latar belakang yang macam-macam. Sebuah ungkapan sering dikatakan, mereka adalah anak-anak nakal karena yang dilihat hanya prilakunya saja, tanpa menyadari mereka ini sakit. Akhirnya tanpa sengaja kenal dengan narkoba dan merasakan sementara persoalannya secara instan hilang dan tanpa sengaja menjadi ketergantungan,” katanya.

Menurut dokter spesialis kejiwaan RS Sanglah ini walaupun korban sudah ditangani dan akhirnya menjadi stabil dalam artian mereka dapat beraktifitas dengan baik dan berkualitas. Namun, kata Dokter Hanati, karena otaknya sakit ada dorongan yang kuat (sugesti) untuk mencari narkoba lagi. “Sugesti ini biasanya menyerang sekitar 1 jam. Ketika sugesti ini muncul, kemudian mereka bertemu dengan para suplai, disinilah celakanya,” ujarnya. Ia sangat menyayangkan ketika akhirnya korban tertangkap. Padahal, mereka ini sakit dan perlu dampingan.

. Sehingga, kata dokter hanati, diperlukan komitmen bersama-sama, untuk melihat permasalahan ini ke depan. Perhatian orang terdekat yakni keluarga menjadi modal utama kelangsungan kesembuhan mereka. “Masalah ini bukan hanya menjadi masalah bagi yang berhubungan langsung dengan narkoba, tapi ini masalah kita bersama, karena mengancam generasi muda bangsa,” ujarnya tegas. –ast

Sudah dimuat di Koran Tokoh, Edisi 522, 11 Januari 2008

24 komentar:

Anonim mengatakan...

Hemm memprihatinkan ya

Awalnya dari lunturnya orang dalam beragama.

Pengaruh pergaulan juga.

Jadi bentengi diri dan keluarga dengan taat beragama

Unknown mengatakan...

kadang pula ada yang ingin mencoba setelah mabok alkohol membosankan, dan terlihat biasa-biasa saja.

Anonim mengatakan...

@buat Erik:
setujuuuuuuuuuu

@buat boykesn:
kayaknya ga asik alkohol, jadi tambah keren pakai drug.?????

Anonim mengatakan...

tapi seharusnya para korban narkoba itu di beri penghargaan, karena telah membantu pemerintah dalam mengurangi kepadatan penduduk ..

Anonim mengatakan...

Dan, tau ga, salah satu produsen narkoba terbesar ada di Indonesia, yang di Tangerang itu. Untunglah polisi berhasil membongkarnya. Tapi, bukan berati tidak ada produsen-produsen narkoba lainnya di negeri ini.

wendra wijaya mengatakan...

Narkoba? Takut ah...
Kalo Nar-Ko-Ba (NAar KOpi BAreng2), bolehlah, heheee....

FATAMORGANA mengatakan...

jauh2 deh dari narkoba. even, para profesional muda byk yg kecanduan.

Unknown mengatakan...

wadaw... semoga ada obat yang cepat untuk menyembuhkan para pecandu obat-obatan ini...

Anonim mengatakan...

@buat adinata:
he.he, bisa aja ,,,'tapi mereka pada dasarnya korban, yg untung dagangnya

@buat ullynov:
he.he, iya tuh, Indonesia kalau untuk yg jelek2 pintar bgt yah,

@buat wendra wijaya:
ya tuh makan sabu-sabu boleh juga, sayur dan buah ha.ha.ha.ha.ha.

@buat fatamorgana:
iay kurangnya kepedulian thd sesama, dan kehiudpan yg sudah individualisme dan konsumtif

@buat suryaden:
iya tuh smoga byk yg sembuh krn metadon. Masalahnya sering terjadi mereka kumat dan ktemu pengedar, matilah mereka.

Anonim mengatakan...

narkoba..
nggak deh..

Anonim mengatakan...

selamat malam dan salam kenal yah mba.....memang untuk permasalahan yang satu ini memang sungguh pelik sekali, kadang butuh perhatian extra dari ortu untuk mengawasi anak-anaknya

Anonim mengatakan...

narkoba musuh kita semua jadhe mulai saat ini mari sama sama kita perangi

DegDegan.duniamaya98 mengatakan...

begitu banyaknya kerugian yang diderita, bila pengguna narkoba banyak yang dari usia produktif, baik dari segi ekonomi bahkan mungkin bisa mengarah pada "lost generation", makanya jangan mau untuk terbersit kata dihati untuk mencoba. sekali mencoba, akan sulit keluar dari lingkaran setan narkoba.

Anonim mengatakan...

Lost generation ini yang justru buat saya paling berbahaya.....makanya perangi narkoba sekarang juga...

Anonim mengatakan...

@buat annosmile:
jangan deh........jauh deh
@buat DegDegan.duniamaya98:
jangan pernah mencoba deh, jauhhhhh

@buat duniamaya98:
harus perangi narkoba dnegan jangan pernah mencobanya. Say No to Drug.

@buat caimis manis:
salam kenal juga mbak. emang benar perhatian orangtua kepada anaknya dan kasih sayang dalam keluarga harus lebih ditingkatkan

@buat harry seenthing:
setujuuuuuuuuuuuuu semangat 45

Anonim mengatakan...

setuju dengan semangad 45 jugaaaaa....hehehe

Syaiful Safril mengatakan...

Say NO to DRUGS....
katakan tidak pada NARKOBA...

Anonim mengatakan...

ya setuju, tapi kalo udah pada kecanduan susah ya?

Anonim mengatakan...

@buat gus:
he.he.he, suhu datang berkunjung, iya deh makasi juga

@buat ABDEE NEGARA:
bangettttttttttt

@buat dede:
arus mau berhenti dari dalam diri, kalau krn terpaksa atau krn oranglain ga bisa deh....

Anonim mengatakan...

pagi mbak, seperti ngerokok. saya dulu sempet jadi pecandu berat, berusaha untuk berhenti tapi nggak bisa2. eh tahu2 tanpa sengaja mau berhenti, malah berhenti sendiri,..lah kalo nggak ada kesengajaan gimana tuh? hehe

Anonim mengatakan...

baguslah kaalau sudah mau berhenti merokok, kembali menjadi sehat donggg

Anonim mengatakan...

wah, kl menurut sy sih semua tergantung dr pergaulan ya mba. tetangga sy pecandu narkoba jarum suntik, dia suka giliran jarum suntik dgn teman2nya. yah, tak lama kemudian dia divonis dokter bahwa dia menderita AIDS. 6 bulan yg lalu dia meninggal

Anonim mengatakan...

mending kecanduan ngeblog ya daripada kecanduan narkoba heheh...

Anonim mengatakan...

@buat info resep:
kasihan ya, memprihatinkan

@buat Lyla:
welehhhhhh ha.ha,ha,ha,ha, wah kalau itu mah aku mbak,,,,, wekekekekkek