Minggu, 18 Januari 2009

Penyakit ISPA dan Diare Pasca Banjir

HUJAN yang menguyur Denpasar sejak Sabtu (10/1) hingga Senin (12/1) membuat sejumlah kawasan di Denpasar terkena banjir. Salah satunya beberapa banjar di Desa Sidakarya. Bahkan bukan saja perumahan warga yang terkena imbasnya, Puskemas Denpasar Selatan I yang terletak di Jalan Gurita pun ikut kemasukan air setinggi lutut orang dewasa.


Menurut Kepala Puskemas, dr. Luh Supadmi selama ditugaskan di Puskemas tersebut sejak sepuluh tahun silam, baru kali ini Puskemas ikut kena imbasnya. Hari Minggu seluruh staf sibuk menangani arsip-arsip yang harus diselamatkan. Walaupun Puskemas ikut terkena banjir, tim siaga tetap diberangkatkan menuju posko siaga korban banjir yang dipusatkan di Banjar Sekar Kangin Desa Sidakarya.


Dokter yang terlibat langsung dalam penanganan korban banjir tersebut menyebutkan ada 30 orang yang menginap di posko yang sebagian besar terdiri dari penduduk yang tinggal di kos-kosan. Saat mereka dievakuasi, mereka tidak membawa pakaian kering, karena semua pakaianya basah. Sementara korban banjir lainnya takut meninggalkan rumah mereka. Jumlah pasien yang berobat saat terjadi musibah hingga Senin (12/1) sebanyak 151 orang yang terdiri dari 60% terkena ISPA (Infeksi Saluran Penyakit Akut), selebihnya iritasi kulit, satu orang terkena pecahan kaca dan satu orang terkena paku.


Saat pertamakali pengungsi datang Minggu (11/1), mereka diberikan nasi bungkus untuk sementara. Mulai sore harinya, dapur umum siap beroperasi. Tim siaga banjir dari Puskesmas Denpasar Selatan I siap melayani selama 2 x 24 jam. Selasa pagi sekitar pukul 05.00 air sudah surut, dan pengungsi yang tinggal di posko sudah kembali ke rumahnya masing-masing.


Hari Senin (12/1) Puskesmas Denpasar Selatan I hanya menerima pasien sekitar 30 orang. Walaupun hujan deras, beberapa warga masyarakat nekad datang ke Puskemas karena anak mereka sakit. Menurut Dokter Supadmi, pada hari Senin biasanya pasien mencapai sekitar 250 orang. Namun, karena hujan dan banjir, Puskesmas lowong, sehingga ada waktu beberapa staf Puskesmas membersihkan arsip-arsip yang basah.


Untuk mengantisipasi penyakit pasca banjir Dokter Supadmi menghimbau warga yang tinggal di daerah bencana untuk menjaga kesehatan diri maupun lingkungan. Menghilangkan air yang tergenang termasuk tumpukan sampah yang merupakan sumber penyakit. Untuk penderita yang terkena ISPA, ia menyarankan sebaiknya makan yang teratur, jangan begadang, jaga stamina, dan jangan stress. Saat ini Puskesmas Denpasar Selatan I sudah membentuk tim gerak cepat. Tim ini akan segera beroperasi ketika terjadinya musibah.


Menurut dr. Wayan Weta, M.S., Kepala IKK-IKP FK Unud, saat banjir terjadi pemcemaran lingkungan terutama pada sumur gali, yang dapat mengakibatkan krisis air bersih. Menurutnya memastikan pengawasan terus menerus air minum yang aman adalah tindakan pencegahan penting yang harus dilaksanakan setelah banjir. “Dengan melakukan perebusan air minum 100% celcius,” sarannya. Ia mengatakan perlu diwaspadai setelah banjir adalah sampah bawaan sebagai pembawa vektor seperti lalat, nyamuk dan tikus.


Air menggenang yang disebabkan hujan deras atau limpahan air sungai dapat berfungsi sebagai tempat pembiakan nyamuk. “Banjir dapat menghancurkan pembiakan nyamuk, namun jentik nyamuk aedes aegepti akan kembali berkembangbiak ketika banjir surut,” katanya. Penyakit yang timbul pasca banjir yang berhubungan dengan daya tahan tubuh adalah ISPA. Penyakit ini dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara, yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat di sekitarnya. Infeksi saluran pernapasan bagian atas sering terjadi pada musim dingin yang disebabkan oleh virus. Penyakit pasca banjir lainnya, gatal pada kulit karena tubuh tergenang air kotor.


Lanjutnya lagi, lalat yang menyerang makanan terbuka efeknya pada penyakit diare, dan virus karena kencing tikus yang menular. “Saat diare terjadi kekurangan cairan, sehingga cairan yang keluar harus diganti dengan minum yang banyak sesuai dengan kebutuhan cairan tubuh. Diare mengakibatkan status gizi menurun karena tidak mampu menyerap makanan. Ini bahaya bagi anak-anak. Jadi sebaiknya segera tangani dengan pemberian oralit dan segera bawa ke dokter,” ujarnya. Untuk mengantisipasi penyakit setelah banjir sebaiknya dilakukan pemberantasan sarang nyamuk dan pembersihan lingkungan sekitarnya. -ast

Sudah dimuat di Koran Tokoh, Edisi 523, 18 Januari 2009

12 komentar:

Unknown mengatakan...

benar hujan tgl 10 hingga pagi tgl 11 Jan 2009 ini membuat saya juga kaget, beberapa tempat yang biasanya tak pernah banjir,akhirnya digenangi juga.

Anonim mengatakan...

@buat boykesn:
kasihan ya banyak korban banjir dari keluarga yang tidak mampu.

Anonim mengatakan...

Wah.. "penyakit" kota besar nie mbak..

Bagaimana langkah antisipatifnya?

Anonim mengatakan...

banjir harus dapat perhatian besar dari pemerintah nie... juga semua manusia, mesti pelajari, apa sebab bencana banjjir ...

Andri Journal mengatakan...

Cuaca buruk ditambah daya tahan kurang memang menjadi penyebab merebaknya ISPA.Penularannya jg cepat pada anak,1 orang penderita bisa menularkan ke 10 anak yg lain.Pada lansia,ISPA jg bisa fatal bila tidak segera ditangani.

TAMAN HALAMAN mengatakan...

diare pasca banjir ... ternyata ga hanya terjadi didenpasar aja, surabaya juga..
ini kebukti 2 teman aku ga masuk kerja hari ini karena diare dan imbasnya terjadi padaku, aku harus extra keras selesain kerjaan mereka berdua .... help me ( i hate monday )....

DegDegan.duniamaya98 mengatakan...

salah satu penyakit yang perlu diwaspadai pasca banjir adalah leptospirosis. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian bila tidak cepat ditanggulangi. Penyakit ini disebabkan bakteri leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia. Selain disebarkan oleh tikus, juga bisa melalui babi, sapi, kambing, kuda, anjing, serangga, burung, landak, kelelawar dan tupai. Tetapi untuk Indonesia, tikus adalah binatang penyebar lepstopirosis yang dominant. Manusia terinfeksi bakteri leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan penderita leptospirosis. Bakteri masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput lendir(mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau makanan yang terkontaminasi oleh urin hewan terinfeksi leptospirosa.

Anonim mengatakan...

Pencegahan Leptospirosis:

* Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus
* Mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan
* Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/ sampah/ tanah/ selokan dan tempat tempat yang tercemar lainnya
* Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis ( petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan dan lain lain ) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
* Menjaga kebersihan lingkungan
* Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah
* Membersihkan tempat tempat air dan kolam kolam renang.
* Menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung.
* Menghindari pencemaran oleh tikus.
* Melakukan desinfeksi terhadap tempat tempat tertentu yang tercemar oleh tikus.
* Meningkatkan penangkapan tikus.

FATAMORGANA mengatakan...

banjir membawa dampak yang besar terhadap kesehatan. Pemerintah harus benar2 memerhatikan para korban banjir nih.

Anonim mengatakan...

@buat wendra wijaya:
he.he.he iya nih kayaknya benar tuh.
prilaku masyarakat akan pentingnya ekebrsihan lingkungan yg perlu digencangkan. jangan buang sampah sembarangan apalagi ke sungai.

@buat adinata:
iya Pemerintah perlu mencari langkah antisipasi banjir. Dengan pengetatan pendirian bangunan dan bagi kontraktor jagn seenaknya membangun gedung

Anonim mengatakan...

@buat taman halaman:
waduh ikut bersimpati nih, tetap semangat ya

@buat andri dan degdegan.duniamaya98:
makasi ya pak dokter dan bu dokter atas sharringnya, smoga bermanfaat bagi pembaca.
waduh lengkap banget ulasannya, top deh

@buat fatamorgana:
iya mbak pemerintah harus benar -benar konsen, jgn hanya janji kampanye aja. he.he.he.he.

Anonim mengatakan...

sebenarnya karibku yang bernama mBak wirati ini jurnalis apa dokter ya...detail banget kalo ngrinciin soal kesehatan dan penyakit. jadi ingin berdoa semoga bisa jadi tetanggaan sama saya. biar saya gak perlu konsul ke dokter kalau sakit. ...hehehe