Senin, 21 Juni 2010

Konsumsi Ikan Tingkatkan Usia Penderita Jantung

NILAI cerna protein ikan sangat tinggi berkisar lebih dari 90%. Ikan sangat mudah dicerna bayi sekalipun. Ikan dapat digunakan sebagai sumber protein yang baik bagi bayi dan anak balita untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan otaknya.

Ahli Gizi Poltekes Denpasar Ida Ayu Eka Padmiari, S.K.M. M.Kes. mengatakan, kandungan protein ikan sangat dipengaruhi kadar air dan kadar lemaknya. Secara umum dapat dikatakan ikan bersirip mengandung protein 16-24%, 10-8% pada krustasea, dan 5-8% pada moluska. Pada ikan-ikan yang telah diolah kandungan proteinnya dapat mencapai 35%. Proporsi protein konektif atau kolagen pada ikan jauh lebih rendah dibandingkan daging ternak, yaitu berkisar 3-5% dari total protein ikan umumnya, dan 8-10% pada jenis ikan bertulang rawan (cucut dan pari). “Kolagen ikan mulai menyusut pada suhu sekitar 45 derajat celcius, jauh lebih rendah dibandingkan kolagen mamalia yang berkisar 60-65 derajat celcius. Hal inilah yang menyebabkan daging ikan lebih empuk daripada daging ternak sehingga menjadi lebih mudah dicerna,” ujarnya.


Dibandingkan lemak hewani lainnya, kata Dayu Padmiari, lemak ikan sangat sedikit mengandung kolesterol. Hal ini sangat menguntungkan bagi kesehatan karena kolesterol yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan penyakit jantung koroner.
Selain kaya protein yang bermutu tinggi, ikan juga mengandung vitamin dan mineral yang berimbang. Vitamin yang banyak terdapat pada ikan, vitamin lemak (Vitamin A dan D), mineral yang dominan kalsium, fosfor, yodium, besi, dan selenium. “Zat-zat gizi tersebut bermanfaat mencegah berbagai penyakit akibat kekurangan zat gizi mikro dan penyakit degeneratif. Kandungan yodium ikan laut hampir 28 kali kandungan yodium ikan air tawar,” paparnya.
Ia mengungkapkan, hasil penelitian menunjukkan usia hidup pasien penderita penyakit jantung yang mengonsumsi ikan sekurang-kurangnya tiga kali seminggu lebih panjang daripada pasien yang tidak mengonsumsi ikan. “Zat aktif yang berperan penting dalam hubungan tersebut, asam lemak omega-3. Asam lemak omega 3 telah terbukti sangat besar manfaatnya bagi kesehatan yaitu menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah arteriosklerosis dan penyakit jantung koroner, mengurangi risiko diabetes melitus, hipertensi, kanker, dan berperan penting dalam tumbuh kembang otak janin,” jelasnya.

Ikan juga mengandung selenium yang merupakan bagian penting enzim yang berperan dalam membuat antioksidan. Kekurangan selenium menimbulkan gejala pertumbuhan lambat; dystrophy otot dan necrosis jantung, ginjal dan hati. Ikan merupakan salah satu sumber co-enzym Q10 yang berfungsi sebagai antioksidan. Taurin dalam ikan juga berperan dalam fungsi retina dan fungsi kognitif.

Ia menyebutkan, kandungan omega-3 pada ikan jauh lebih tinggi dibanding sumber protein hewani lain seperti daging sapi dan ayam. Bahkan daging babi tidak mengandung omega-3. “Tubuh manusia dapat membentuk beberapa tipe asam lemak, namun asupan asam lemak esensial khususnya asam lemak tak jenuh omega-3 dan omega-6 masih diperlukan,” kata Dayu Padmiari. Sumber utama omega-3, ikan dan kacang kedelai. Konsumsi ikan secara teratur memegang peranan penting dalam memenuhi rasio omega-3 dan omega-6.

Ia menyarankan, untuk pencegahan terhadap kekurangan asam lemak esensial, ahli nutrisi menyarankan manusia harus mengonsumsi sekitar 2,4% dari total asupan omega-6 dan 0,5-1,0% dari total asupan omega-3. Porsi yang tepat bagi dewasa, 3- 5 kali seminggu, tiap porsi 50 gram . –ast

4 komentar:

paper bag mengatakan...

terima kasih untuk informasinya, semoga bermanfaat bagi semua orang

wayan tulus mengatakan...

infonya mantap mbok...salam kenal..

lukisan pemandangan mengatakan...

terimaksih infonya :)

grosir jilbab murah mengatakan...

makan ikan terasa lebih ringan daripada makan daging ayam atau sapi, dan enak juga, apalagi ikan laut