Senin, 17 Oktober 2011

Akupuntur kini makin mendapat pilihan di hati masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit. Teknik pengobatan dengan menggunakan media jarum ini, sudah dikenal sejak 4000 tahun yang lalu dan biasa digunakan untuk pengobatan zaman kerajaan di Cina. Selain lebih praktis harganya juga lebih murah dan tanpa efek samping. Perserikatan Bangsa Bangsa malah sudah mengakui akupuntur dapat mengobati 45 jenis penyakit. Akupuntur mengandalkan kekuatan alam yang sudah ada sejak janin diproses dalam kandungan.
Menurut Ketua Asosiasi Ikatan Naturopatis Indonesia Bali Badra teknik akupuntur digunakan untuk memperlancar peredaran darah yang terhambat atau kaku atau menggumpal. Dengan lancarnya peredaran darah, otomatis metabolisme tubuh juga menjadi lancar sehingga gangguan penyakit yang mungkin timbul dapat diminimalisir.

Ia mengatakan, dalam pengobatan akupuntur ada 4 cara mendiagnosa pasien yakni dengan melihat, mencium, mendengar, dan perabaan. Melihat kondisi pasien, contohnya, jika perut ada gangguan bibirnya akan terlihat pecah-pecah seperti sariawan. Jika mukanya kuning mungkin yang terganggu lever atau limpa. Kalau terlihat seperti ada cincin di sekitar matanya, mungkin ada masalah dengan ginjalnya. Jika mukanya merah bisa saja jantungnya ada masalah.
Deteksi lewat pendengaran contohnya pasien batuk sangat dalam artinya paru-parunya terganggu. Batuk mendehem, mungkin hanya masuk angin. Deteksi lewat penciuman, misalnya, bau badannya keras dan menyengat ada masalah di pencernaan. Jika bau mulutnya keras artinya ada masalah di paru-paru. Dengan perabaan terapis akan mengecek kondisi mata, lidah, dan nadi pasien. Mata merah timbul bintik dan ada warna cokelat mengelilingi bagian putih di mata, mungkin pasien mengidap kanker atau tumor. Lidah parit artinya pencernaannya terganggu. Lidahnya berwarna biru ada gangguan ginjal, pinggir lidah berwarna kuning kemungkinan lever terganggu.

Ia menyatakan, untuk memastikan diagnosa, semua deteksi tadi dicocokkan dengan nadi pasien. Setelah nadi dipegang, apakah jantungnya berjalan normal atau tidak.
Lelaki usia 67 tahun yang masih energik ini menyebutkan, jenis penyakit dibedakan menjadi dua, berkarakter yang (ekstrim) contohnya perut panas, atau suka marah. Penyakit berkarakter ying contohnya nadi tidak bertenaga atau mual muntal.
Dalam pengobatan akupuntur menggunakan media jarum. Jarum yang dipakai sudah diatur sedemikian rupa di sesuaikan dengan biologis tubuh. Mulai dari jarum rambut sampai jarum kaki. Jumlahnya ribuan, dengan ukuran mulai dari 2 milimeter sampai 23 cm. Pengobatan dengan mencari titik penting di dalam tubuh yang harus dilemahkan dengan tusuk jarum. Tujuan ditusuk untuk memberi rangsangan membuyarkan pembekuan darah.
Lelaki yang pernah belajar akupuntur langsung ke Cina ini mengatakan, ada penyakit yang cukup menggunakan satu jarum, 6 jarum, 10 jarum, 12 jarum, atau 24 jarum, tergantung derajat penyakitnya. “Yang ditusuk hanya kulit ari bagian luar sehingga rasanya tidak sakit hanya seperti digigit semut. Malah terasa seperti dipijat,” jelas Badra.
Ia mengatakan, terapi dilakukan mulai dari satu menit sampai ½ jam. Penyakit luar cukup tiga kali terapi, penyakit dalam 6 sampai 24 kali. Terapi dilakukan tiap tiga kali atau seminggu sekali tergantung kronis atau tidaknya penyakit.
Pengobatan akupuntur termasuk dalam pengobatan CTM ( chinese traditional medical). Artinya, pengobatan ini juga dikombinasikan dengan meminum ramuan herbal untuk mempercepat penyembuhan dan teknik pengobatan tradisional lain, misalnya dengan pemanasan moksa. Akupuntur cocok untuk menjaga kesehatan terutama bagi pasien yang sering terkena masuk angin. Akupuntur sangat baik untuk pengobatan penyakit stroke, diabetes, tekanan darah tinggi, migrain, dan vertigo. –ast

Koran Tokoh, Edisi 662

Tidak ada komentar: