Ia terkenang nasihat gurunya akan bahaya rokok bagi paru-paru waktu ia masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar. “Jangankan untuk merokok, mencium baunya saja saya mual,” ujar Pensiunan Bea Cukai ini.
Kiat sehat yang sudah menjadi rutinitasnya sejak kecil adalah bangun pagi.
Ia menuturkan, saat masih duduk di bangku SD untuk berangkat ke sekolah ia harus menempuh jarak 15 kilometer dari rumahnya di Ds. Sengkidu. Sementara letak sekolahnya sangat jauh di Kota Karangasem. Ia tidak boleh telat bangun tidur dan harus berangkat pukul 5 pagi. Bersama para penjual pamor yang berangkat ke pasar, Putu Rahman menempuh perjalanan 3 jam agar tiba di sekolah. Kebiasannya itu, membuat ia jarang sakit karena terbiasa bangun pagi dan jalan kaki.
Terlahir dari keluarga keturunan balian usada
Beberapa tanaman tradisional
Lelaki yang sempat berkarier sebagai Managing Director Bali Kalpataru Tour and Travel ini, semasa mudanya sangat sibuk bekerja. Namun, dibalik kesibukannya itu, ia selalu menyempatkan diri berolahraga.
Menekuni olahraga tenis sejak tahun 1970, bahkan sejak tahun 1940 ia juga rutin bermain bulu tangkis. Hanya saja, olahraga yang hingga kini tetap dilakoninya yakni tenis lapangan.
Menurutnya dengan rutin bermain tenis kondisi kesehatannya terutama organ jantungnya dalam keadaan baik. Selain itu, kata Putu Rahman, peredaran darah menjadi lancar dan badan tetap segar. Hingga kini ia tetap mandi menggunakan air dingin. “Kecuali kalau udaranya dingin, saya mandi pakai iar hangat,” ujarnya. Selain olahraga, untuk menjaga kesehatannya Putu Rahman mengonsumsi obat tradisional Cina dari Singapura sejak tahun 1950. Dari salah satu tamunya ia mendengar bahwa mandi air laut baik untuk mencegah penyakit. Hal itu juga rutin dilakoninya termasuk berendam di pasir pantai.
Ia menyarankan sebaiknya para orang tua berendam di pantai bukan di sungai. “Orang yang mempunyai rematik, tidak baik berendam di sungai karena sifat air sungai yang dingin. Lebih baik mandi air laut dan berendam pasir pantai,” sarannya mengutip kata teman bule-nya itu.
Trik menjaga kesehatan juga didapat ayah enam putra dan enam putri ini dengan rajin mengikuti seminar. Dari seminar, ia mendapatkan banyak ilmu baru. Salah satunya, sudah diterapkannya kini.
Ia mengaku sangat suka makan daging, namun tidak berlebihan. Sampai sekarang kakek 35 cucu ini tidak ada pantangan makanan. Untuk menu sarapan, ia mengonsumsi kopi ginseng ditambah madu. Jika akan main tenis ditambah dengan dua butir telur ayam kampung. Untuk makan siang, menu lengkap didalamnya ada nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Sedangkan menu untuk malam hari ia hanya mengonsumsi sayur dan buah.
“Pertamakali melakukannya terasa berat karena sudah kebiasaan makan nasi. Tapi lama-kelamaan akhirnya terbiasa. Sayuran hanya direbus sebentar agar vitaminnya tidak hilang. Kemudian saya makan,” tutur Putu Rahman tentang kiat sehatnya yang didapatkan dari mengikuti seminar.
Menurutnya, siang hari manusia banyak melakukan aktivitas, sehingga memerlukan makanan lengkap yang mengandung semua unsur zat gizi. Sedangkan malam hari waktu hanya untuk tidur. Hal yang menjadi wajib baginya setiap bangun pagi adalah minum dua gelas air putih yang sudah dilakoni sejak tahun 1950.
Namun, ia menyarankan untuk tetap sehat, jangan pernah kurang tidur. Bagi lelaki yang mempunyai hobi membaca buku politik dan kesehatan, prioritas tidur menjadi bagian penting bagi kesehatan otaknya. Agar mudah tidur sampai di tempat tidur ia punya trik khusus dengan membaca. Dengan membaca ia mengaku cepat mengantuk. Saat hendak berangkat tidur ia tidak mau memikirkan hal yang ruwet karena dapat berpengaruh dan membuat kantuknya hilang. “Nikmati hidup ini, “ katanya sambil tertawa.
“Biasakan berpikir positif dan rajin sembahyang. Jauhkan pikiran negatif yang membuat pikiran susah. Sakit, berawal dari pikiran. Pikiran yang kacau dapat membuat tubuh menjadi sakit,” lanjutnya lagi.
Selama ini, kalaupun ia sakit, itu karena salah makan. Biasanya ia pergi ke dokter dekat rumahnya.
Sekarang ini ia mengaku jarang melakukan general check up. Dulu saat ia masih bekerja dan aktif, ia sering melakukan cek kesehatan ke laboratorium. Berdasarkan hasil laboratorium tidak tampak adanya keluhan penyakit.
Sudah dimuat di Koran Tokoh, Edisi 504, 07 September 2008
3 komentar:
Hebat ya..Sudah punya 35 cucu tp keliatan masih bugar..Iya wir,kebanyakan orang lanjut usia memang penyakitan..mulai dari rematik,bronkitis,lemah jantung,stroke dan masih banyak lg.Gaya hidup memang sedikit banyak berpengaruh ..terutama tingkat stres psikis yg tinggi.
patut dicontoh bapak ini... salute
Bpk Putu Rahman.S telah meningal dunia pada tangal 07 juli 2014 dan di aben di setra badung pada tangal 21 juli 2014..kini semua tingal kenangan beliau adalah sosok kakek yg bisa memotivasi cucu-cucunya.
Posting Komentar