Jumat, 26 September 2008

Pedagang Ikan Misterius

Selasa 23 September, sekitar pukul 14.00 aku sibuk mengetik hasil diskusi yang baru saja usai. Mumpung hari itu aku belum ada janji wawancara, aku manfaatkan untuk mengetik beberapa tugas yang harus aku selesaikan.

Sedang asyik aku mengetik, tiba-tiba ada sms masuk ke HP-ku, bunyinya sangat lucu “Pesanan ikan untuk hari ini berapa banyak?”
Melihat dari nomer HP
itu, aku rasa orang itu salah kirim. Aku pun tak memperdulikannya.

Sepuluh menit kemudian, masuk lagi sms dengan isi yang sama. Aku tersenyum, lantas berpikir pasti seseorang ingin mengerjaiku. Aku pun tak bergeming dan melanjutkan pekerjaanku. Kira-kira satu jam kemudian, HP-ku berdering. Mengganggu saja, sedangkan aku lagi serius berkosentrasi pada ketikanku.
Aku biarkan saja, karena nada dering HPku aku matikan, hanya getar saja sehingga aku tidak terganggu.
Ternyata dia menelpon lagi untuk yang keduakalinya. Uph……..aku kesal, langsung aku angkat, eh…. malah mati. Sialan umpatku……… Karena tidak ingin diganggu, HP aku matikan, dan aku melanjutkan mengetik lagi sampai selesai.

Pulang kerja, sampai di rumah aku hidupkan HP. Kira-kira pukul 7 malam, HP-ku berdering. Aku tidak tahu siapa yang menelpon karena hanya tertera nomer saja. Ah…. mungkin dari klien atau narasumber, pikirku.
Langsung aku angkat, dan terdengar suara laki-laki menyapaku.

” Malam bu. Berapa pesanan ikan hari ini,”

Yah, payah……. Lagi-lagi nanya pesanan ikan.

“Saking kesalnya, aku langsung menjawab, “Satu ton Pak”

“Lo, kok ibu memesan mendadak sebanyak itu. Saya kan gak ada persediaan,” jawabnya dengan nada terkejut.
Emang gue pikirin, pikirku. Dalam hati sebenarnya aku tertawa cekikikan , bisa-bisanya ada orang salah sambung ke nomerku, nawarin ikan lagi.

“Saya masih baru bu, maaf. Kalau order banyak dua hari sebelumnya,”katanya lagi.

Eit…… aku malas berpanjang kata dengan orang itu, langsung aku jawab, “ Bapak ini nyari siapa sih?”

“Ini ibu Ayu kan?” tanyanya lagi.

“Bukan. Coba cek nomernya, salah sambung kali,” jawabku ketus.

Dia langsung menyebut nomer HP yang dituju, ternyata tiga angka dibelakangnya tertukar. Pantas aja salah sambung.

“Maaf ibu, “ katanya dengan nada memelas.

“Gak papa,” jawabku singkat

“Tapi kalau ibu mau pesan ikan laut, bisa order sama saya bu,” katanya lagi dengan pongah.

Yeih……. …. Bisa-bisanya nawarin aku pesan ikan lagi.

“Iya,” jawabku asal.

Pembicaraan kami pun selesai malam itu.

Aku hanya bisa geleng-geleng kepala mengingat kejadian lucu itu.

Esok harinya sekitar pukul 21.00, HP aku berdering lagi. Ternyata setelah aku angkat eih….. si pedagang ikan lagi.

“Malam Bu, gimana ada yang pesan ikan?” tanyanya dengan seenaknya.

Lo, kok…………

“Maaf, saya mengganggu ibu, tapi kalau ada yang pesan ikan order ke saya yach…….”

Waktu itu aku sedang asyik membaca buku “Secret”. Konsentrasiku buyar, lantaran telepon si pedagang ikan itu. Iseng, aku bertanya padanya “Kamu udah lama jadi pedagang ikan?”

“Sebenarnya sudah empat tahun. Tapi dua tahun lalu saya bangkrut.”

Entah mengapa aku iseng saja menanggapi jawabannya yang akhirnya membuat aku keterusan bertanya.

“Emang kenapa kamu bangkrut?”

Ada orang gak suka sama saya. Dia pakai black magic untuk membuat saya bangkrut,” jawabnya.

Oph……………. Aku kaget mendengarnya. Entah mengapa aku akhirnya merasa tertarik untuk mendengarkan kisah si pedagang ikan.

Dia pun menceritakan kisah masa lalunya. Dia berasal dari keluarga petani dari sebuah desa di Tabanan.
Saat SMP, dia sudah biasa bekerja untuk mendapatkan uang tambahan.
Dia sering membantu membersihkan ruangan kelas agar mendapatkan diskon untuk membayar SPP.
Saat SMA, dia tetap melakoni itu. Namun, uang hasil jerih payahnya itu dia gunakan untuk minum-minum alkohol bersama teman-teman sekolahnya. Sampai akhirnya dia sakit, sekarat dan masuk RS menginap dengan tenang selama dua minggu.

Dia kapok, dan akhirnya tobat jadi orang baik.
Dia kemudian melanjutkan kuliah di sebuah PTS Swasta di Denpasar sampai akhirnya bergelar SE.
Kesukaannya memancing ikan, terbersit keinginannya untuk berjualan ikan.
Dengan modal awal 500.000, dia mulai usaha yang mulanya hanya dijadikan belajar bisnis.
Ternyata usahanya berkembang pesat. Bahkan dari banyak membaca buku manajemen dan marketing , ia berhasil dengan target yang dibuat.
Ia menargetkan dalam dua tahun uang Rp 500.000 bisa menjadi Rp 50 juta.
Ternyata di luar dugaan, targetnya melampui batas, ia berhasil meraup omzet Rp 150 juta.
Dia pun mampu membeli dua unit mobil untuk usahanya dan memiliki dua karyawan.

Namun, entah mengapa sesuatu terjadi padanya yang membuat ia tidak habis pikir.
Uang yang disimpannya untuk membayar ikan ludes tanpa dia tahu larinya kemana. Padahal tempat uang itu hanya dia yang tahu. Biasanya dia menyimpannya di bank, namun karena uang itu akan diputar, ia malas menaruhnya di bank. Dia simpan saja sendiri.
Saking penasaran, dia mencari beberapa paranormal
bahkan sampai 10 orang untuk mengetahui penyebabnya.
Akhirnya, dia tahu ada seorang teman yang melakukannya.

Setelah dia bangkrut beberapa teman yang biasanya baik padanya mulai menghilang. Bahkan orang yang pernah dekat dihatinya pun kabur entah kemana………

Uph……. Aku terheran-heran mendengar ceritanya.

Kini dia harus mulai dari nol lagi. Namun sebelum dia bangkit dari keterpurukan, dia sempat mengalami patah semangat. Seharian dia di jalan merenungi nasibnya.
Bahkan berhari-hari dia tidak bekerja hanya meratapi nasibnya.
Tiba-tiba dia teringat dengan salah seorang temannya yang bekerja di Miami AS.

Dia menelponnya dan menularkan semua kepedihan hatinya lewat chatting. Sampai seharian di warnet, menumpahkan semua kesedihannya pada teman baiknya itu.
Keesokan harinya, dia sadar atas nasihat temannya itu.
Dia merasa menyesal telah membuang-buang waktu berhari-hari meratapi nasibnya.

Ia dapat mengambil semua hikmah dari kejadian itu. Dia akhirnya menyadari mana teman sejati. Bahkan perempuan yang pernah mengisi hari-harinya hanya memanfaatkannya saja. Kasihan……..
Dia pun bertekad untuk bangkit dan meraih kembali semua kesuksesan yang pernah didapatnya.

Dia pun berjanji pada dirinya dalam dua tahun ke depan, dia harus mendapatkan hasil duakali lipat dari kesuksesan yang dulu. Demi tergetnya itu, ia rela membanting tulang.

Kadang dia pergi sendiri ke Muncar Banyuwangi untuk membeli ikan untuk di jual di Bali. Kadang dia membeli di Pantai Jimbaran dan menjualnya ke Pasar Tabanan dan Denpasar.
Saat ini dia juga mengabdi sebagai pegawai honorer di kantor
camat tempatnya tinggal. Pagi pukul 7.00 sampai 15.00 dia berangkat kerja ke kantor camat.
Sore hari pukul 17.00 dia sudah ke pantai Kedonganan Jimbaran membeli ikan. Pukul 20.00 dia tiba di rumahnya di Tabanan.

Pukul 22.00 dia berangkat lagi menuju Pasar Kumbasari Denpasar untuk membawa pesanan pada pedagang ikan di sana. Dia juga menyalurkan ikan pada pedagang ikan di Pasar Tabanan.
Pukul 5.00 pagi dia kembali ke rumah. Dia hanya sempat tidur satu jam kemudian pukul 07.00 dia harus segera berangkat kerja ke kantor camat.
Mendengar ceritanya aku salut. ……….

Seperti itulah memang kehidupan pedagang ikan di pasar. Aku pernah mendengar dari salah seorang pedagang ikan ketika dulu aku ditugaskan melakukan reportase ke pasar.

Cuman, aku salut karena dia masih sangat muda. Baru 31 tahun. Bagiku sangat muda, karena aku banyak melihat anak muda zaman sekarang gengsi melakukan pekerjaan seperti itu. Mereka hanya mau kerja di kantoran, dengan tampang keren dan perlente. Walaupun gajinya hanya cukup untuk makan bakso. Tapi kelihatan keren…… Bila perlu pakai harta keluarga beli motor baru bahkan mobil. Demi gengsi bok………

“Wah kisah kamu kayak sinetron deh,” kataku sambil tertawa.

Dia pun ikut tertawa mendengar kata-kataku.

“Terimakasih sudah mau mendengar curhat aku. Oh, iya kamu siapa?’ Ouph………….

Aku kaget, yah ….. ampun ternyata kami sudah mengobrol lama sekitar satu jam. Aku dari tadi terus bertanya padanya sampai kelupaan waktu.

“Aku bukan siapa-siapa. Aku bukan superstar. Aku hanyalah orang biasa,” jawabku sambil tertawa. Emang Project PoP kaleeee……………

“Boleh aku aku nama kamu,” tanyanya lagi

“Apa itu perlu. Nanti kalau ada yang pesan ikan aku kabari deh,” jawabku berkelit.

“HP aku hanya khusus untuk orang cakep dan ganteng,” kataku lagi sambil tertawa.

Kami pun tertawa berderai…..hik..hik..hik…hik..h.hhik…hik

“Makasi yah, kamu sudah baik menjawab HPku. Terimakasih sudah menjadi temanku,” katanya lagi.

“Sama-sama.” Dia tidak memaksa aku untuk menceritakan siapa aku. Dia mengatakan saat itu, dia menelpon aku di pasar Kumbasari sembari berjualan. Pembicaraan kami selesai.

Cuman sebelum menutup telepon dia sempat berujar “Mungkin kamu cocok menerima konseling online,”

Aku tertawa mendengarnya.

“Terus bayarannya mana,” tanyaku

“Aku bayar pakai ikan yah,”……………..katanya

Ha.ha…ha..ha…ha…ha..ha..ha..ha….

Aku tersenyum sendiri setelah obrolan kami terputus. Aku tidak tahu nama dia siapa karena aku lupa menanyakannya. Bagiku mungkin tidak perlu. Mungkin lebih tepat kalau aku panggil dia “Si Pedagang Ikan Misterius”



9 komentar:

Andri Journal mengatakan...

Weleh..Curhat ampe 1 jam?Apa kuping gak panas tuh..Ada beberapa kemungkinan:pertama,dia memang gak sengaja salah sambung.kedua,dia sengaja salah sambung untuk memperluas wilayah pemasaran ikannya..dan yg ketiga,dia sengaja salah sambung untuk mencari jodoh..hahaha..

Acyhome mengatakan...

wah dapat temen baru yaw mbak, jadi ingat ama mario teguh, ketika seseorang gagal, jangan membuang waktu untuk menyesali dan meratapi tapi berjuang dan berusahalah, maka kamu akan menjadi orang yang lebih baik, bahkan lebih dari sebelumnya :)

Anonim mengatakan...

@Andri:
he..he..he... analisa kamu bagus juga Pak dokter. he..he..
Beginilah kelakuan orang2 kreatif. ha.ha..ha...
Ada saja trik and tips yang dilakukan.

Anonim mengatakan...

wow, salut sekali sama si pedagang ikan!semoga ia memang orang jujur yang butuh teman, kalopun ia tak jujur, mogamoga ia senang punya kawan baru :)

paddi mengatakan...

wah-wah sebuah perkenalan yang unik,eh safe nomornya sapa tau jodoh...he2x

ipam nugroho mengatakan...

salah sambung ampe 1 jam..wah ini baru rekor pake HP lagi hik3 but anyway salut buat perjuangan si penjual ikan..n good motivation for me!

Anonim mengatakan...

kenalin lagi mba ayu...saya penjual ikan yang sebenarnya... (halah, padahal ngiri belom pernah diajak ngobrol ngalor-ngidul lebih dr 2 jam ....)

defantri.com mengatakan...

pendengar yang baik...

lanjutkan...

...have fun

Anonim mengatakan...

ceritanya menyentuh hati hikssssss hidup itu penuh misteri