Rabu, 31 Maret 2010

SBI Ibarat Tsunami

STANDAR sekolah bertaraf internasional (SBI) dinilai kalangan guru sangat tinggi. Akibatnya, berbagai terobosan harus dilakukan masing-masing sekolah untuk meresponsnya. Menurut guru SMA I Denpasar Nyoman Budiasa, SBI ibarat tsunami yang datang melanda kalangan sekolah. Program ini dihadirkan ketika kemajuan teknologi dan keharusan berbahasa Inggris datang di tengah dunia pendidikan kita. Sementara, para guru sudah terlahir duluan sebelum globalisasi datang dan tidak semua disiapkan untuk itu.
Untuk mewujudkan itu, katanya, berbagai terobosan telah dilakukan SMAN 1 Denpasar. Mereka mendatangkan konsultan dari pengajar MIPA lulusan Australia dari Unud. Pihaknya juga mengirim beberapa guru menjalani kursus berbahasa Inggris di lembaga kursus di Denpasar. Saat waktu luang, para guru diarahkan untuk belajar berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, konsultan diajak menemani para guru mengajar di kelas. Namun, saat itu siswa justru masih tampak menjadi penonton.

Terobosan lain, kerja sama dengan beberapa sekolah di luar negeri seperti Singapura dan Australia. Sekolah asing tersebut sudah pernah mengirimkan siswanya untuk belajar di SMAN 1 Denpasar. Para guru juga sudah melakukan studi banding ke sekolah di Merbourne. Tujuannya, kerja sama pengembangan IT dan kurikulum.
“Walaupun sudah mengantongi ISO, kami perlu standar yang memang betul-betul sebagai sekolah internasional. Itu yang sedang kami usahakan,” ujarnya. —ast

Tidak ada komentar: