Minggu, 03 Februari 2008

Nyeri Haid Akibatkan Endometriosis

DYSMENORRHEA atau biasa dikenal nyeri haid adalah nyeri perut kram yang terjadi selama menstruasi. Penelitian mengatakan 35% wanita subur mengalami nyeri haid, dan 10-15% membuktikan keluhan haid menurunkan kinerja produktif.
Demikian diungkapkan dr. Wayan Kesumadana, Sp.OG dalam Seminar Waspadai Nyeri Haid, Sabtu (26/1) di RS Kasih Ibu Denpasar.

Ia mengatakan nyeri haid bukan suatu penyakit tapi gejala. Beratnya keluhan nyeri haid sangat bervariasi dari satu wanita dengan yang lainnya, dan dari waktu ke waktu. Biasanya rasa nyeri akan berkurang setelah melahirkan. “Derajat nyeri ada yang ringan, hilang timbul, terutama saat beraktifitas sehari-hari, akan hilang bila tidur. Nyeri berat jika nyeri terus menerus tidak bisa tidur dan sangat mengganggu. Nyeri seperti ini patut diwaspadai,” ujar lelaki kelahiran Gianyar, 9 Maret 1965 ini.

Direktur RS Kasih Ibu Denpasar ini menyebutkan nyeri haid dibedakan dua jenis, primer dan sekunder. Primer bila tidak ada faktor yang jelas, tidak ada kelainan makroskopik pelvik dan kejadiannya pada tahun pertama pada awal pubertas. “Biasanya gejala tersebut terjadi pada wanita usia produktif, dan 3-5 tahun setelah mengalami haid pertama, dan pada wanita yang belum pernah hamil.

Nyeri haid primer disebabkan karena efek produksi prostaglandin yang berlebihan, faktor kejiwaan, stres, maupun kurang olah raga,” jelasnya.
Prostaglandin, kata dia, adalah hormon yang menyebabkan otot-otot rahim berkontraksi. “Terjadinya kontraksi otot rahim akibat peningkatan prostaglandin akan merangsang rasa nyeri di saat datang bulan dan merupakan pemicu terjadinya nyeri haid pada kaum wanita,” paparnya.

Nyeri haid primer lebih disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan hormon,
dan ditemukan paling banyak sekitar 50% dan menjadi berat antara 5-15%. Katagori berat kata dia, apabila mempengaruhi aktifitas sehari-hari.
Nyeri haid sekunder ditemukan lebih sedikit yakni sekitar 25% dari keseluruhan wanita yang mengalami nyeri haid.

Ia mengatakan penyebab nyeri haid sekunder antara lain kemungkinan mengidap endometriosis, mioma, sumbatan leher rahim, infeksi kandungan, tumor, atau yang lainnya. Biasanya menyerang usia 30-45 tahun.
Untuk memastikan penyebab nyeri haid sekunder, Dokter Kesumadana menyarankan pemeriksaan kandungan, seperti USG dan laparoskopi yaitu pemeriksaan dengan cara meneropong langsung ruang perut bagian kandungan.

Endometriosis adalah tumbuhnya lapisan rahim di tempat lain dalam tubuh atau di luar dinding rahim (endometrium), dengan keluhan utamanya adalah rasa nyeri setiap kali haid. “Mereka yang menderita endometriosis akan mengalami nyeri di bagian perut pada saat haid,” katanya.

Menurutnya endometriosis terjadi karena adanya kelenjar endometrium yang normalnya ada di rongga rahim, tapi justru berpindah tempat.
Ia mengatakan ada yang menyelusup ke dalam otot-otot rahim, bahkan berpindah ke tempat lain, seperti rongga panggul, paru-paru, rongga mata, bahkan ke otak. Untuk yang ke rongga panggul, maka endometriosis itu yang menyebabkan terjadinya ketidaksuburan bagi wanita.

Jika kelenjar endometrium tersebut masuk ke paru-paru, maka yang bersangkutan jika dalam keadaan batuk-batuk pada saat menstruasi, dahaknya akan bercampur darah.
Dengan alat laparoskopi dapat melihat ke dalam sebuah lubang kecil adanya sarang endometriosis dan membersihkan sarang-sarang endometriosis yang ada.
Penyebab endometriosis kata dia, belum jelas. Bisa genetik, lingkungan, maupun sistem kekebalan tubuhnya. Namun efeknya, bisa sulit punya anak.

Wanita yang mengalami gejala nyeri haid kata dia, sangat tergantung pada ada tidaknya kelainan. Namun, secara medis dapat dilakukan dengan pengobatan. Tapi, jika sudah mengalaminya, ada obat yang disarankan untuk dikonsumsi.
Menurutnya obat itu bukan untuk menyembuhkan, tapi hanya untuk menekan atau membuat orang tidak menstruasi atau tidak hamil.

Ia menganjurkan tiap wanita sebaiknya menjalankan pola hidup sehat, menjaga makanan dengan gizi yang seimbang, olahraga teratur, cukup istirahat, dan tidak stress. –ast

Sudah dimuat di Koran Tokoh, Edisi 474, 3-9 Februari 2008

1 komentar:

obat kuat mengatakan...

obat kuat paling berkhasiat , dapat mengatasi impotensi dan meningkatkan gairah, multi orgasme