Minggu, 07 Februari 2010

Penuaan bisa Dihambat

Semua orang pasti menjadi tua. Namun, jangan pasrah menunggu tua. Proses penuaan dapat dicegah, bahkan dihambat. Ilmu mencegah penuaan kini dapat dipelajari di Program Studi (PS) Magister Kekhususan Anti Aging Medicine Program Pascasarjana Unud. Unud menjadi kampus yang pertama di dunia membuka PS ini.

Ketua Pusat Studi Anti Aging Medicine FK Unud Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And, FAACS. mengungkapkan, banyak orang menyamakan anti aging dengan kosmetik. “Anti aging bukan kosmetik tapi kalau di dalamnya ada sisi estetika itu memang benar tapi hanya sebagian kecil saja,” ujarnya.

Ia mengatakan, banyak orang menyelewengkan arti anti aging ini. Salon mengiklankan diri seolah-olah mampu melakukan anti aging padahal anti aging bukan kosmetik. “Anti aging medicine adalah satu cabang ilmu kedokteran yang intinya menekankan pada pencegahan, pengobatan, dan pengembalian keadaan semula dari semua gangguan karena proses penuaan. Tujuannya untuk memperpanjang hidup dan tetap dalam keadaan sehat,” ujar Guru Besar Bagian Andrologi dan Seksologi FK Unud ini.

Konsep dan definisi asli Anti Aging Medicine diperkenalkan pertama kali pada tahun 1993 oleh American Academy of Anti Aging Medicine (A4M) yang diketuai Dr Robert Goldman, MD, PhD. Sejak itu banyak ilmuwan dari berbagai negara menaruh perhatian pada istilah baru ini. Walaupun istilah anti aging mengundang kontroversi, tetapi banyak data ilmiah menunjukkan bahwa proses penuaan dapat diperlambat, ditunda, bahkan dibalikkan, sehingga rentang usia dapat diperpanjang. “Kalau itu dapat dilakukan di Indonesia usia harapan hidup (UHH) orang Indonesia makin panjang. Kenyataan sekarang UHH orang Indonesia rendah yakni 66,7 tahun. Dibandingkan dengan Malaysia usia harapan hidupnya 70 tahun, Hongkong 80 tahun, Jepang, Eropa, dan Amerika 90 tahun,” paparnya lebih jauh.

Artinya, ketika anti aging medicine sudah diterapkan di Indonesia usia harapan hidup orang Indonesia meningkat. Kualitas hidupnya meningkat, berdampak pada produktivitas kerja makin baik dan bermanfaat bagi bangsa.
Kapan ini diterapkan? “Jangan menunggu sampai mengalami penuaan. Biasanya orang mengalami penuaan usia 30 tahun. Terjadi penurunan berbagai hormon di dalam tubuh. Lakukan prinsip anti aging medicine menjelang usia 30 tahun,” ujar salah seorang pendiri Asosiasi Seksologi Indonesia.

Ia mengatakan, ada beberapa pilar anti aging medicine yakni olahraga teratur, diet yang terkontrol. Makan makanan yang bergizi dan seimbang. Jangan berlebihan atau kurang. Kontrol stres, mengonsumi suplemen, dan pengobatan hormon. Dengan menerapkan prinsip dan pengobatan anti aging kondisi seseorang bisa dikembalikan pada keadaan sebelumnya yakni pada usia 30 tahun.

Orang tua memiliki banyak penyakit karena terjadinya proses penuaan. Penurunan hormon dapat mengakibatkan memori mudah lupa, sulit tidur, sering mudah tersinggung, sering capek, sering lelah, pesimis, organ seks menurun, atau ereksi terganggu. Keadaan tubuh yang menurun karena penuaan dapat dikembalikan keadaan semula. Dengan prinsip anti aging medicine, penuaan dapat dicegah. Penyakit pun dapat dicegah.

Pengobatan dapat berupa teknik stemsel yakni dengan menyuntikkan sel muda ke dalam tubuh seseorang, dan sel itu berkembang membuat sel pada bagian tubuh yang rusak dapat tumbuh lagi. Tubuh akan kelihatan lebih muda lagi. Dapat juga dengan mengonsumsi pil dan suplemen hormon seperti antioksidan.
Sebagian besar pria berusia lanjut, bentuk tubuhnya berubah. Perutnya menjadi buncit. Ini disebabkan karena penurunan hormon testoteron. “Kalau diberi pengobatan hormon testoteron tubuhnya akan berubah lagi. Perut tidak buncit lagi. Selama obat diberikan secara benar dan dilakukan ahlinya tidak akan ada efek samping,” kata Prof. Wimpie.

Ia menyatakan, kalau prinsip anti aging medicine sudah diterapkan dan berhasil, usia tidak ada artinya lagi. Orang tidak mengenal usia lagi ( agelles). “Berapa pun usianya, fungsi tubuhnya masih muda dan berfungsi dengan baik. Penampilan luar berubah. Kulit menjadi kencang, halus dan tidak keriput lagi,” kata lelaki penerima outstanding Leadership Award dari the American Academy of Anti-Aging Medicine (A4M) ini.


Perhatikan Tiga Pola Sehat

Lakukan olah raga secara sistematis dan sesuai takaran. Olah raga yang terlalu diforsir memunculkan oksidan di dalam tubuh. Oksidan berlebihan menyebabkan tubuh menjadi rusak. Manfaat olah raga untuk mencapai kebugaran fisik. Demikian diungkapkan Ketua PS Magister Ergonomi Fisiologi Kerja FK Unud. Prof. dr. Ketut Tirtayasa MS, AIF.

Ia mengatakan, olah raga yang dikatakan benar, apabila mencapai kebugaran fisik. Kebugaran fisik adalah kemampuan tubuh melakukan tugasnya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan berarti. Tubuh masih memiliki tenaga cadangan yang bersifat darurat, misalnya tiba-tiba ada gempa masih mampu melarikan diri. Kebugaran fisik artinya tahan bekerja dan tidak rentan terhadap penyakit.

Ia mengatakan, saat berolah raga kita harus mengukur detak jantung per menit. Tujuannya, agar olah raga yang dilakukan mencapai kebugaran fisik. Detak jantung per menit diukur dengan rumus intensitas olah raga yakni 60% - 80% x 220 (denyut nasi maksimal) dikurangi umur. Denyut jantung ini yang harus dicapai saat berolah raga. Contoh usia 40 tahun. Denyut jantung yang dicapai waktu berolah raga berkisar 108-144 per menit. “Jika kurang akan berpengaruh pada kebugaran. Jika berlebihan juga kurang baik kesehatan,” ujarnya.

Olah raga yang berlebihan, kata Prof. Tirtayasa, mengakibatkan kebutuhan oksigen dalam tubuh makin banyak. Tubuh menjadi kelelahan. Oksidan muncul terlalu banyak di dalam tubuh. Oksidan yang berlebihan malah mengakibatkan tubuh menjadi rusak sehingga tubuh perlu zat antioksidan. “Tubuh memiliki zat antioksidan di dalam yakni hormon endogen yang bersifat menetralisir oksidan. Antioksidan dari luar didapat dari suplemen atau bahan makanan yang mengandung antioksidan seperti sayur-sayuran dan buah-buahan,” paparnya lebih jauh.

Ia menyarankan, usia 40 tahun ke atas harus berhati-hati memilih olah raga yang sesuai dengan kondisi tubuh. Olah raga yang baik adalah jalan, dan jogging. Berbeda dengan usia di bawah 40 tahun. Tubuh masih memiliki hormon endogen yang tinggi. “Olah raga yang baik adalah teratur dan sesuai takaran. Lakukan 3-5 kali seminggu. Tidak dilakukan berturut-turut atau jangan sampai libur dari dua hari. Artinya, kebugaran fisik tidak dapat disimpan. Ketika tubuh sudah tidak fit lagi, tubuh perlu olah raga untuk mempertahankan kebugaran,” ujarnya.

Untuk mencapai hidup sehat, kata Prof. Tirtayasa, ada tiga pola yang harus dilakukan yakni pola pikir, pola gerak, dan pola makan. “Pikiran seimbang tidak stres, makan yang memenuhi gizi, jumlahnya sesuai dan tidak berlebihan. Pola gerak dengan berolah raga yang teratur dan sistematis,” ujarnya.

Sediakan Sarana Kebugaran
Ia menyarankan, perusahaan sebaiknya menyediakan sarana olah raga bagi karyawannya. Tujuannya, membuat karyawan lebih bugar. Dengan kebugaran fisik, semangat kerja lebih tinggi dan produktivitas meningkat. Namun, pihak pengusaha sering mengabaikan hal itu. Mereka menganggap hanya menambah biaya. Padahal, dengan tersedianya sarana kebugaran tubuh di tempat kerja, karyawan menjadi lebih sehat. “Tidak ada gunanya olah raga hanya hari Jumat. Olah raga yang bermanfaat jika dilakukan teratur dan sesuai takaran,” kata Prof. Tirtayasa. –ast

Koran Tokoh, Edisi 578, 7 s.d 13 Februari 2010

1 komentar:

grosir jilbab murah mengatakan...

olahraga memang banyak sekali manfaatnya