KANKER Payudara timbul tanpa gejala, dan tidak sakit. Banyak penderita berobat dalam stadium lanjut. Padahal, ada cara efektif yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker payudara dengan Sadari.
Demikian diungkapkan Kepala Divisi Bedah Tumor FK. Unud Dr. dr. Tjakra Wibawa Manuaba, M.P.H., DSB(K). Onk. FinaCS.
Tahap awal kanker payudara, kata lelaki usia 59 tahun ini, biasanya tidak ada gejala sama sekali, dan tidak sakit. Namun, ketika tumor semakin membesar, benjolan terasa keras bila disentuh, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluarnya cairan (nanah) dari payudara dan pembengkakan atau adanya tarikan pada puting susu.
“Benjolan semakin besar dapat mempengaruhi jaringan kulit, dan dinding dada di belakangnya, payudara menjadi borok dan sel kanker menyebar jauh. Bisa menyebar ke payudara yang satunya, tulang, paru-paru, liver, dan yang paling berbahaya jika menyebar ke otak,” papar konsultan Bedah Onkologi ini.
Banyak pasien kanker payudara mengklaim dirinya, bahwa kanker yang ada baru tumbuh dua minggu atau sebulan lalu. Padahal, kata dokter Tjakra, kanker itu sudah tumbuh dalam tubuh pasien bertahun-tahun, hanya saja baru dideteksi.
Menurutnya satu sel kanker berkembang menjadi 2, 4, 8, dan begitu seterusnya membutuhkan waktu 90-100 hari. Untuk mencapai ukuran 1 cm memerlukan waktu sekitar 6-7 tahun.
“Sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara, dan sel ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Kapan penyebarannya tidak diketahui, tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas alias kanker,” ujarnya.
Ironisnya, kata dokter Tjakra, pasien yang datang berobat ke RS Sanglah 80% dalam stadium III atau IV. Ia menilai, kasus ini banyak terjadi karena pasien tidak tahu dirinya menderita kanker, atau takut operasi dan mencoba mencari obat alternatif, sehingga akhirnya terlambat dan kanker mencapai stadium lanjut.
Pengobatan pada stadium III atau IV, menurutnya, sangat mahal. “Pengobatan kemoterapi dan target terapi molekol disamping biayanya mahal, hasil yang diperoleh tidak terlalu memuaskan. Jadi alangkah baiknya, datang berobat pada stadium dini,” sarannya.
Kanker stadium I atau dini kata dia, ukuran tumor tidak lebih dari 2-3 cm, dan tidak terdapat penyebaran pada kelenjar getah bening ketiak. “Pada stadium ini, bisa dilakukan pembedahan dan payudara tidak sampai diangkat. Operasi tidak ada risiko, dan tidak ada rasa sakit. Penyembuhan bisa mencapai 90%. Jadi pasien tidak perlu takut,” katanya.
Kanker bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Sebagian kanker dapat disembuhkan, asal dapat diketahui dan diobati dengan baik pada stadium dini. Artinya, deteksi dini pada kanker adalah usaha penting dalam upaya penangulangan kanker yang terpadu dan paripurna.
Untuk mendeteksi dini, ia menganjurkan para wanita melakukan pemeriksaan mamografi. Mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan alat roentgen. “Pemeriksaan sangat sederhana, tidak sakit, dan hanya memakan waktu 5-10 menit saja. Saat terbaik menjalani pemeriksaan mamografi adalah seminggu setelah selesai menstruasi,” katanya.
Ia menganjurkan mamografi dilakukan dua tahun sekali pada wanita usia 45-50 tahun, dan tiap tahun bagi wanita usai 50 tahun keatas.
Selain itu yang tak kalah penting adalah Sadari ( Periksa Payudara Sendiri).
Prinsip Sadari adalah agar para wanita mengenal payudaranya sendiri.
Perhatikan bentuk payudara dari depan, sisi kiri dan kanan apakah ada benjolan, perubahan warna kulit, puting bersisik atau mengeluarkan cairan.
“Sadari dilakukan tiap bulan, seminggu setelah menstruasi, karena payudara sudah tidak tegang atau sakit lagi. Jika saat diperiksa ada benjolan, dicatat. Kemudian dibandingkan dengan bulan lalu apakah ada benjolan, atau tidak. Bulan depannya kembali diperiksa, apakah benjolan itu masih ada. Jika ada, segera periksa ke dokter,” ujar suami Dokter Endrawati ini.
Tehnik Sadari ini, menurut dokter Tjakra, sangat baik dilakukan saat mandi, karena tubuh dalam keadaan licin.
“Caranya, periksa payudara menyilang, payudara kiri diperiksa tangan kanan, dan payudara kanan diperiksa tangan kiri. Gunakan jari-jari telapak tangan secara sistematis dan melingkar. Mulailah meraba dengan penekanan halus ke seluruh payudara. Bila terdapat benjolan yang kerasnya berbeda dengan jaringan sekitarnya segeralah ke dokter,” katanya.
Ia menyebutkan benjolan bisa saja dimana-mana termasuk di bawah puting susu, atau di sisi payudara. Namun, berdasarkan teori, sebagian besar kanker payudara mengendap di atas payudara luar ke arah ketiak.
Bagi perempuan yang menyuntikkan payudaranya dengan silikon cair jelas sudah berbahaya. Silikon cair kata dia, sudah dilarang penggunaanya, karena efeknya berbahaya dalam jangka panjang, beda dengan silikon padat.
Menurut penelitian, silikon padat tidak berbahaya bagi payudara, hanya saja, kata dokter Tjakra, menyulitkan deteksi dini kanker payudara.
Ia menilai teknik pemijatan untuk membesarkan payudara hasilnya belum bisa dikatakan akurat. Secara teoritis, payudara tidak akan membesar jika dipijat. Pada beberapa wanita ada yang menyuntikkan hormonal pada payudaranya agar kelihatan lebih seksi atau feminism. Menurutnya, penyuntikan hormon estrogen malah dapat memicu kanker payudara.
Kanker payudara tidak hanya menyerang kaum perempuan, laki-laki pun bisa kena.
Jika laki-laki menderita kanker payudara, menurut dia, yang perlu diwaspadai adalah faktor genetik. Artinya, kanker itu terjadi karena faktor keturunan. “Perlu ditelusuri apakah ada keluarganya yang menderita kanker sebelumnya. Laki-laki tidak mempunyai payudara. Jika ada benjolan mudah dideteksi. Biasanya kasus ini jarang terjadi sekitar 5-10%,” ujarnya.
Ia menyarankan untuk mencegah kanker sebaiknya masyarakat melakukan pola hidup sehat. “Cerdas memilih makanan. Artinya, jangan makan hanya memakai lidah dan mata, tapi gunakan otak. Pilihlah makanan yang sehat dan bergizi, hindari junk food,” sarannya. Kanker lebih banyak menyerang orang-orang yang jarang beraktifitas, dan kurang olahraga, merokok, minum alkohol, dan stres. -ast
Dimuat di Koran Tokoh, Edisi 477, 24-1 Maret 2008
1 komentar:
obat kuat paling berkhasiat , dapat mengatasi impotensi dan meningkatkan gairah, multi orgasme
Posting Komentar