Senin, 22 November 2010

Kencing Normal 5 – 8 Kali tiap Hari

BATU ginjal, merupakan salah satu penyakit yang cukup banyak diderita. Insiden batu ginjal cukup banyak di Bali. Indonesia sebagai daerah tropis, memudahkan orang menderita penyakit tersebut. Batu ginjal merupakan salah satu penyebab utama terjadinya gagal ginjal. Batu ginjal dapat menyerang semua golongan usia. Namun, paling banyak diderita laki-laki usia dewasa. Belum ada penjelasan mengapa laki-laki lebih banyak menderita penyakit ini.

Dr. G. Wirya K. Duarsa, M.Kes., Sp.U. dari Divisi Urologi Bedah Rumah Sakit Sanglah mengatakan, banyak penyebab batu ginjal, mulai dari faktor keturunan, diet, olahraga, pekerjaan, dehidrasi, penyakit imun. “Batu bukan satu-satunya yang merusak ginjal. Beberapa penyakit seperti kencing manis, hipertensi, asam urat, penyakit infeksi juga dapat merusak ginjal,” ujarnya.
Ia menyatakan, tanda atau gejalanya tidak selalu ditemukan pada penderita batu ginjal. Jika batunya masih kecil, dan tidak menyumbat permukaan saluran kencing tidak akan timbul gejala apa pun.

Ia menjelaskan, gejalanya tergantung letak batunya, besar kecilnya batu, dan kronis atau akutnya penyakit. Jika batu letaknya di kantung kencing mengakibatkan tidak bisa kencing. Jika batu menyangkut di kandung kemih, dapat timbul nyeri saat buang air kecil, buang air kecil tidak tuntas (anyang-anyangan).
Jika batu letaknya di saluran ureter muncul keluhan kolik sakit di pinggang. Jika batu sudah masuk ke ginjal penderita akan mengalami keluhan sakit pinggang. Biasanya jika sudah terjadi keluhan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang. Untuk mendiagnosanya, dokter menyarankan pemeriksaan laboratorium untuk darah dan air seni, USG, atau rontgen khusus.

Penanganannya dari dua sudut, dari bagian penyakit dalam dan dari bedah. Kalau batu sudah terbentuk, harus segera ditangani dari sudut medis. Ada jenis batu hanya dengan obat dapat dilarutkan, sehingga dapat keluar bersama air kencing. “Selama ginjal berfungsi normal, batu kecil ukuran 4 mm dapat didorong. Kalau batu itu sudah besar harus ditangani dengan pembedahan,” ujarnya.
Saat ini, RS Sanglah sudah mampu menangani semua keluhan batu ginjal. Semua teknik penanganan dapat dilakukan di rumah sakit ini, sama dengan penanganan di rumah sakit di luar Bali dan luar negeri.
Penanganan endoskopi merupakan teknik tanpa melukai samasekali. Suatu alat dimasukkan ke dalam saluran kencing untuk mengahancurkan batu. Ada juga penghacuran batu dengan mesin SWL. Teknik penanganan lain dengan pembedahan terbuka.

Membuang batu bukanlah akhir pengobatan, tetapi merupakan awal pencegahan. Kalau batu berhasil dibuang atau ditembak tidak sertamerta batu tidak akan tumbuh lagi. “Bisa saja batu akan tumbuh kembali tergantung pola hidup pasiennya, dan faktor genetik juga memegang peranan. Pola hidup sehat harus dilakukan dengan menjaga berat badan seimbang, banyak berolahraga, minum air putih yang cukup,” sarannya.
Ia menambahkan, jika fungsi ginjal normal produksi kencing harus dua liter per hari. Minum 2-3 liter air. Normalnya orang kencing 5-8 kali per hari. “Kalau ada kelainan fungsi ginjal, makan dan minumnya akan diatur dokter,” paparnya. Selain pola hidup sehat, perlu dilakukan general check up, dengan melakukan foto rontgen perut dan USG. Jika pasien datang dalam kondisi derajat penyakit yang belum kronis, dan mendapat penanganan dengan baik, umumnya fungsi ginjal normal.

Infeksi Saluran Kencing
Infeksi ini penyebabnya bakteri, dan 80% karena bakteri ecoli. Keluhan muncul sering anyang-anyangan atau nyeri saat kencing. Infeksi saluran kencing yang biasa, dapat sembuh dengan minum air putih dan pengasaman urine. Namun, ada juga yang membutuhkan obat antibiotika. Penanganan serius diperlukan jika terjadi komplikasi. Kelainan anatomi ginjal juga dapat memicu infeksi saluran kencing. Penanganannya lebih sulit, selain koreksi anatomi, juga memerlukan antibiotika cukup kuat untuk menghancurkan bakteri. “Kalau infeksi tidak tertangani dengan baik akan mengakibatkan infeksi ginjal yang kronis dan gagal ginjal,” ujarnya. –ast

Tokoh, Edisi 619, 21 - 27 November 2010

Tidak ada komentar: