Minggu, 27 Januari 2008

Polusi Udara Akibatkan Keracunan

ASAP kendaraan bermotor salah satu penyumbang terbesar polusi udara. Asap kendaraan mengandung zat kimia seperti karbon monoksida, nitrogen oksida dan timbal. Jika perkotaan gersang tanpa tumbuh-tumbuhan, emisi buangan ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia.

Demikian diungkapkan Ketua II Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Unud dr. I Wayan Darwata, M.P.H. Ia mengatakan zat yang keluar dari asap knalpot dalam bentuk gas ini terbuang ke udara dan bersenyawa dengan polutan sehingga konsentrasi udara terganggu dan terjadilah pencermaran udara yang menganggu kesehatan manusia.“Kualitas udara yang buruk memberi dampak negatif bagi kualitas lingkungan.

Tingginya volume kendaraan berkorelasi dengan peningkatan polusi udara. CO merupakan gas yang dikeluarkan akibat pembakaran bahan bakar minyak yang tidak sempurna. Polusi CO dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Apabila dihirup manusia, CO akan lebih mudah berikatan dengan darah, sehingga darah akan kekurangan oksigen. Akibatnya orang akan pusing dan mual.

Pada titik tertentu bisa keracunan, dan mengalami gangguan jantung bahkan kematian,” ujar Master of Public Health tamatan Universitas Hawai tahun 1983 ini.Saat ini kata dia, bahan bakar bensin masih memakai timbal dalam campurannya. “Timbal sebagai campuran bahan bakar bensin efeknya lebih berbahaya dibandingkan gas karbon monoksida. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan dan pencernaan serta dapat menimbulkan keracunan.

Dalam konsentrasi tinggi keracunan logam ini dapat merusak ginjal, hati, lambung, dan kemandulan. 1 liter premium mengandung 0,8 gram timbal,” ujarnya. Ia menilai sekarang yang menjadi masalah, jika menggunakan bahan bakar biodesel atau petramax harganya lebih mahal. Sementara untuk urusan makan saja masyarakat masih sulit. Selain itu, pemakaian mobil tua juga mengundang masalah. “Hasil pembakaran mobil tua tidak sempurna, menimbulkan banyak asap mengakibatkan polusi udara,” katanya.

Dalam jangka pendek kata dia, polusi udara dapat mengakibatkan iritasi saluran pernapasan. “Dalam jangka panjang, polusi udara dapat menurunkan produktivitas dan memicu serangan jantung. Seiring dengan tingginya polutan di udara, tekanan darah akan cenderung naik. Penelitian para ahli membuktikan orang yang sering terpapar polusi udara kadar emosinya meningkat, menjadi mudah marah. Polusi udara juga dapat merangsang kambuhnya penderita asma,” jelasnya.

Menurutnya kelompok yang berisiko terkena polusi yakni polisi lalu lintas, pedagang kami lima, wanita hamil, dan penduduk yang tinggal di daerah lalu lintas sangat padat.Melihat fakta diatas kata dia, tumbuh-tumbuhan sangat diperlukan untuk menangkal polusi udara. Tumbuh-tumbuhan memiliki kemampuan untuk mengakumulasi logam berat.

Menurut Ahli pertanian Unud Prof. Dr. Ir. I G.P. Wirawan M.Sc. banyak fakta menunjukkan lahan pertanian dan lahan terbuka hijau semakin sempit lantaran pesatnya pembangunan. Padahal, tumbuhan dalam ekosistem berperan mengubah karbondioksida menjadi oksigen dalam proses fotosintetis. “Tumbuh-tumbuhan bermanfaat memperbaiki kualitas udara melalui proses fotosintesis dan menurunkan suhu udara di sekitar rumah,” ujarnya.

Menurutnya pada proses fotosintesis tumbuhan hijau mengambil CO2 dan mengeluarkan O2 yang sangat dibutuhkan makhluk hidup. Peranan tumbuhan hijau sangat diperlukan untuk menjaring CO2 dan melepas O2 kembali ke udara. Proses metabolisme tumbuhan memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan. “Tanaman menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan makhluk hidup untuk pernapasan dan pengatur suhu lingkungan.

Tanaman berfungsi sebagai vegetasi yang menimbulkan hawa lingkungan setempat menjadi sejuk, nyaman dan segar. Dengan meningkatkan penghijauan di perkotaan berarti dapat mengurangi CO2 dan polutan lainnya yang berperan dalam gangguan iklim,” paparnya. Sel-sel tubuh membutuhkan oksigen untuk hidup dan beregenerasi, kekurangan oksigen membuat sel tubuh mati. Untuk itu, kata Prof. Wirawan, taman kota sangat diperlukan sebagai paru-paru kota, yang dapat menyaring polusi udara.Selain itu, taman kota juga berfungsi untuk keindahan, rekreasi dan pendidikan.

Ia menganjurkan tanaman obat salah satu pilihan untuk taman kota.Ia mengatakan salah satu bagian dari taman kota adalah hutan kota yang berfungsi sebagai perlindungan berbagai masalah lingkungan perkotaan. “Hutan kota merupakan suatu ekosistem yang tidak sama dengan pengertian hutan yang selama ini dikenal. Hutan kota adalah komunitas tumbuh-tumbuhan berupa pohon-pohonan yang tumbuh di lahan kota atau sekitar kota, berbentuk menyebar dan menumpuk dengan meniru hutam alam,” ujarnya.

Ia menyarankan dapat dipilih pohon besar dengan syarat akar tunggang yang dapat menyanggah tanah, daunnya rimbun, kayunya bisa dipakai, seperti pohon asam, mahoni, beringin, dan kayu tani.Jika hutan berada di areal perkotaan kata dia, sebagai pengaturan iklim dan perlindungan angin dan udara, pengendalian polusi udara, peresapan air hujan, dan pengendalian erosi tanah. Keberagaman pohon dan satwa yang ada memiliki unsur pendidikan lingkungan sehingga hutan kota dapat dikemas sebagai objek wisata. -ast

Sudah dimuat di Koran Tokoh Edisi 473, 27 s/d 2 Februari 2008

Tidak ada komentar: